14

39.3K 1.9K 21
                                    

PLEASE VOTE AND COMMENT

Hari adalah hari pertama kuliah di semester baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari adalah hari pertama kuliah di semester baru. Baik Wira dan Sakura sama-sama menyiapkan diri mereka untuk memulai semester baru.

"Kamu masak?" Tanya Wira saat masuk ke dapur dan melihat Sakura sedang berkutat dengan peralatan dapur.

"Enggak, Pak. Saya lagi make up ini " Jawab Sakura dengan jahil. "Iyalah saya masak." Ralat Sakura buru-buru, karena melihat wajah datar Wira.

"Kamu bisa masak?" Wira seakan-akan ragu dengan kemampuan Sakura.

"Bisa dong. Mau makan apa? Saya bisa masakin lho." Sakura menyombongkan dirinya.

"Saya suka makan opor sama rendang."

"Opor sama rendang doang? Kecil itu mah." Kata Sakura dengan enteng. Padahal jauh dalam lubuk hatinya, ia sedang meringis. Niat awalnya pengen pamer kalau bisa masak. Gak tahu kalau makanan kesukaan Pak Wira itu susah masaknya. Karena sudah terlanjut menyombongkan diri, ia gengsi untuk berkata tak bisa.

"Weekend nanti masakin yah." Mampus! Sakura kesulitan menelan salivanya. "Bisa kan?" Pengen jawab gak bisa, tapi Sakura terlalu gengsi. Terpaksa, "Bisa kok." Bohong banget itu. Tapi mau gimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Berhubung sudah menjadi bubur mending di bikin bubur ayam ajah deh.

"Kamu ke kampus bareng saya, ya." Ucap Wira yang sudah duduk manis di kursi makan.

"Saya sendiri ajah deh." Tolak Sakura.

Hari ini Sakura memasak sup sayur dan ayam goreng. Aroma sedap sudah tercium. Apalagi saat ini Sakura sedang menghidangkannya diatas meja makan. Membuat Wira jadi lapar.

"Bareng saya ajah." Keukeh Wira.

"Saya bisa sendiri kok." Sakura masih mempertahankan keinginannya.

"Kenapa gak mau bareng saya?"

"Saya gak mau teman-teman kampus tahu kalau saya sudah nikah."

Jawaban Sakura membuat pergerakan Wira yang hendak mengambil sup menjadi terhenti. "Maksudnya gimana?" Pertanyaan Wira membuat Sakura sadar bahwa pria dihadapannya ini merasa tersinggung.

"Saya gak mau pernikahan ini diketahui sama teman-teman dulu, Pak. Nanti yang ada saya jadi bahan ghibah mereka, gara-gara nikah sama dosen sendiri." Jelas Sakura sambil berpikir keras guna mencari padanan kata yang tepat agar Wira tak tersinggung.

"Malu nikah sama saya?"

"Enggak kok!" Bantah Sakura cepat. "Saya gak mau muncul gosip kalau saya nikah sama Bapak nilai saya bagus lah, saya bakalan diistimewakan lah, ini lah, itu lah." Jelas Sakura, berharap Wira bisa memahaminya.

"Terus cincin nikahnya gak kamu pakai?" Dengan sekali melihat saja Wira sudah tahu bahwa cincin pernikahan mereka tidak dipakai Sakura.

"Saya simpan dilemari, Pak." Ada rasa takut yang mendera Sakura saat menjawab pertanyaan Wira.

Dinikahin DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang