PLEASE VOTE AND COMMENT
Hansel benar-benar tidak tenang sejak tadi. Menurut pengamatan serta pengalamannya sebagai seorang laki-laki, sebentar Zacky pasti bakalan nembak Chanie. Perasaannya jadi tak karuan. Otaknya dipaksa untuk berpikir keras saat ini. Apa yang harus ia lakukan untuk bisa mendapatkan Chanie sebelum Zacky mendapatkannya? Karena jika Chanie sudah menerima Zacky maka peluang Hansel untuk memilikinya sudah kian menipis.
Tubuhnya bergerak refleks. Tau-tau dia sudah mandi, bersih, dan tampak rapi didepan cermin. Hansel mematung melihat pantulan dirinya di cermin itu. Dia jadi berpikir bahwa cinta itu punya efek yang luar biasa bagi tubuh seseorang. Dirinya yang tadi kebingungan harus melakukan apa justru dituntun oleh besarnya cinta yang ia miliki untuk berjuang merebut hati pujaannya.
Hansel menghela napas kemudian menghembuskannya. Ia tampak berusaha terlihat tenang. Padahal irama laju jantungnya kian bertambah seiring dengan langkahnya menuju mobil. Semakin mendekat kearah kosan Chanie semakin cepat pula laju jantungnya. Ingin ia hentikan sekarang juga perasaan campur aduk yang menghinggapi dirinya. Namun baginya ini adalah kesempatan untuk mendapatkan hati Chanie. Sudah terlanjut basah, sekalian mandi ajah deh, begitu pikir Hansel. Bodo amat kalau ditolak, yang penting ia mau berjuang.
Mobilnya sudah berhenti didepan gerbang kosan Chanie. Harusnya ia turun sekarang. Tapi ia malah meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Kenapa?" Dimana-mana ketika seseorang menjawab telepon harusnya berkata 'halo' dulu, tapi Sakura mah bebas.
"Mau minta doa restu." Jawab Hansel mantap.
"Eh, buat apaan?" Hansel yakin saat ini Sakura pasti menampilkan raut wajah keheranan plus kerutan yang muncul didahinya.
"Mau nembak Chanie nih gue."
"HAH???" Sumpah yah, telinganya jadi pengang mendengar suara teriakan cempreng khas Sakura. Ia sampai menjauhkan ponsel dari telinganya. Ini orang dari jaman perawan sampai mau jadi ibu gak pernah berubah. Hobinya teriak-teriak mulu.
Untung Sakura ini sahabatnya jadi soal teriakan begitu gak terlalu jadi masalah lah. Hansel malah berkata, "Doain gue, Kur."
"Gue bukan Mami lo. Mending telepon Mami lo buat minta restu bukan gue." Saran Sakura.
"Eh emang harus?" Hansel jadi bingung deh.
"Pokoknya doa seorang ibu itu sakral." Kata Sakura.
"Oh iya deh. Gue telepon Mami, nih. Bye." Gak pakai lama, sambungan teleponnya dengan Sakura langsung ia putuskan. Hansel beralih menelepon Mami.
Seumur hidup baru kali ini dia meminta restu Mami buat nembak cewe. Biasanya kalau mau nembak cewe, ya langsung aja. Gak perlu restu segala. Cuman Chanie doang yang bikin Hansel begini. Sekali lagi, efek cinta itu luar biasa sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahin Dosen
RomanceSakura Bramanta tidak pernah menyangka dirinya akan dijodohkan dengan dosennya sendiri, Wiradharma Wijaksana, atau yang lebih sering dipanggil Pak Wira. Sejak awal Sakura selalu menduga jika dosennya ini seorang gay. Terus Sakura harus nikah sama ga...