PLEASE VOTE AND COMMENT
Wira senang bukan main karena telah membuktikan untuk Sakura bahwa dirinya bukanlah seorang gay. Lebih dari itu semua, ia senang karena telah memiliki Sakura seutuhnya. Ah, ralat. Sebab hati Sakura belum menjadi milikmya utuh. Saat ini mereka sedang dalam proses untuk membuat Sakura jatuh cinta sedalam-dalamnya hanya kepada Wira seorang.
Kejadian semalam terus terngiang-ngiang dibenak Sakura. Mengingat betapa bergairahnya mereka, membuat Sakura jadi tersenyum malu.
"Kenapa, hm?" Tanya Wira. Saat ini mereka sedang sarapan. Setelah sebelumnya mereka melanjutkan sesuatu yang nikmat didalam kamar mandi. Hanya sebentar. Karena milik Sakura masih terasa perih.
"Enggak kok." Geleng Sakura. Sejak kejadian semalam ditambah dengan yang barusan, Sakura sedikit malu menatap wajah Wira.
"Masih malu yah?" Tebakan Wira tepat sasaran.
"Hm?" Wira berniat menggoda Sakura. "Masih mau sebut suami kamu ini gay?" Kalau yang ini bukan lagi godaan melainkan sindiran.
"Ih apaan sih Mas." Makin malu lah Sakura. Orang yang selama ini ia duga sebagai seorang gay ternyata justru merupakan orang yang sangat amat perkasa. Semalam sudah dibuktikan.
"Makanya jangan asal tuduh." Wira menyentil dahi Sakura.
"Sakit Mas." Sungut Sakura.
"Pelan doang padahal." Kekeh Wira. "Tapi saya penasaran. Kenapa kamu bisa pikir saya gay?"
"Ya gituh..."
"Gitu gimana?"
"Masnya lengket banget sama Pak Jeremy. Kemana-mana pasti sama Pak Jeremy. Aku pernah gak sengaja ketemu sama Mas dan Pak Jeremy. Mesra banget. Makan direstoran suap-suapan. Ya gimana saya gak pikir kalau Mas itu gay."
Wira hanya menggeleng-gelengkan kepala. "Ngawur kamu. Terus, kenapa sampai anak-anak di kampus bisa gosipin saya?"
"Nah! Awalnya aku cerita doang tuh ke Gia sama Kia. Eh, malah langsung menyebar."
"Kia dan Gia?"
"Iya Zaskia dan Giana." Sakura menyebut nama asli mereka berdua. Seorang dosen biasanya lebih mengetahui nama asli mahasiswanya dibanding nama panggilan.
"Oh."
"Jangan marah yah Mas."
"Udah terlanjut."
"Terlanjut marah yah? Iya sih, emang aku keterlaluan banget yah Mas." Lagi-lagi Sakura merasa bersalah. Emang bener yah, penyesalan selalu dari belakang. Dulu aja Sakura menggebu-gebu banget bergosip tentang penyimpangan Wira, eh sekarang malah dia sendiri yang membuktikan ketidakbenaran gosip itu. Ditambah dengan rasa bersalah pastinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahin Dosen
RomanceSakura Bramanta tidak pernah menyangka dirinya akan dijodohkan dengan dosennya sendiri, Wiradharma Wijaksana, atau yang lebih sering dipanggil Pak Wira. Sejak awal Sakura selalu menduga jika dosennya ini seorang gay. Terus Sakura harus nikah sama ga...