28

40.6K 1.8K 94
                                    

PLEASE VOTE AND COMMENT

Wira menepati ucapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wira menepati ucapannya. Sebelum ia berangkat, ia mengantar Sakura ke rumah orang tuanya terlebih dahulu.

"Mas beneran berangkat nih?"

"Iya, sayang." Dipanggil sayang sukses membuat Sakura merona. Jarang sekali ia dipanggil sayang. Wira akan memanggilnya sayang jika mereka sedang ada dalam hubungan intim.

"Seminggu kan?" Sakura memastikan.

"Doain aja supaya gak lebih lama dari itu."

"Aku sendirian dong." Dulu aja gak menganggap Wira ada. Sekarang giliran Wira berangkat, baru misuh-misuh. Dasar!

"Kan ada Ibu sama Ayah. Kalau bosan telepon Hansel sama Chanie aja."

"Iya deh." Angguk Sakura dengan pasrah.

"Mas pergi dulu yah. Pak Dekan udah otw bandara katanya." Pamit Wira. Sebelum ia pergi, ia merengkuh tubuh Sakura, mengecup puncak kepala istrinya itu kemudian mencium bibirnya sebentar.

"Hati-hati di jalan ya Mas. Jangan lupa telepon." Sakura menyalim tangan Wira.

Ternyata setelah Wira pergi lebih terasa sepi. Memang sih ada Ibu dan Ayah, tapi Sakura lebih suka jika ada Wira.

"Belum terbiasa yah kalau Wiranya pergi?" Tebak Ibu. Saat ini mereka sedang duduk di ayunan kayu di halaman belakang. Ternyata halaman belakangnya luas. Ditumbuhi oleh beberapa pohon sehingga terasa sangat asri dan sejuk.

"Iya Bu."

"Tenang aja. Gak usah khawatir. Wira kan perginya bukan buat main-main." Hibur Ibu.

"Dia gak akan tergoda sama cewe lain kan Bu?"

"Hush! Ya enggaklah nak. Kalau kata anak muda jaman sekarang, Wira itu bucinin kamu sejak dulu." Kata Ibu

"Sejak yang di Jepang itu yah Bu?" Topik pembahasan ini mulai menarik. Sakura penasaran, kenapa Wira bisa jatuh cinta padanya.

"Eh, kamu udah tahu? Udah liat buku catatannya Wira yah?"

"Buku catatan apaan Bu?"

"Lho kamu tau dari mana?"

"Lily yang bilang, Bu."

"Oalah. Ibu pikir dari bukunya Wira." Ibu tertawa geli.

Sakura penasaran dengan buku catatan yang Ibu maksud. Ia sudah bertanya buku apa itu, tapi Ibu enggan menjawab. Bikin Sakura tambah penasaran saja. Geregetan nih jadinya.

***

Ini pertama kalinya Sakura tidur di kamar Wira tanpa Wira. Ranjang terasa lebih luas dari  biasanya. Pasalnya Sakura sudah terbiasa tidur dengan Wira, jadi saat tak ada Wira, terasa berbeda. Aneh.

Dinikahin DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang