Sakura Bramanta tidak pernah menyangka dirinya akan dijodohkan dengan dosennya sendiri, Wiradharma Wijaksana, atau yang lebih sering dipanggil Pak Wira. Sejak awal Sakura selalu menduga jika dosennya ini seorang gay. Terus Sakura harus nikah sama ga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhirnya Dodo dan Lily balik juga ke Surabaya. Itu artinya hanya Sakura dan Wira yang ada di apartement. Seperti saat ini, setelaj mengantar mereka ke stasiun, pasangan suami istri itu langsung pulang.
"Mas seriusan itu ngasih mereka iphone X?" Masih sulit dipercaya oleh Sakura. Dia ingin bertanya berapa gaji dosen sampai Wira bisa sehedon itu, tapi dia takut menyakiti ego suaminya. Serba salah.
"Iya. Udah lebih dari 24 jam lho kamu ngeliat mereka pakai iphone baru."
"Masih gak percaya ajah aku."
"Emangnya kenapa?"
"Duit Mas banyak dong berarti."
"Iya hasil ngepet. Ada yang pintar jagain lilin soalnya." Kelakar Wira.
"Mas serius?" Sakura langsung mendelik horror. Tak menyangka.
"Serius." Angguk Wira mantap.
"MASSS!!" Sakura jadi takut.
"Serius ngerjain kamu maksudnya. Masa iya saya ngepet." Tawa Wira langsung pecah.
"Oh Mas mah gituh."
"Saya kerja. Halal!" Ucap Wira setelah selesai tertawa.
"Selain jadi dosen, saya juga punya beberapa usaha, selain itu saya juga main saham. Jadi biar begini-begini saya juga punya perusahaan. Kan saya ikut menanam saham di perusahaan itu." Jelas Wira dengan sedikit tawa di penghujung kalimatnya.
"Iya kah?"
"Iyalah. Kalau kamu gak percaya. Sini." Wira awalnya hanya memanggil Sakura mendekat kearahnya. Diluar ekspetasi, Sakura justru duduk dipangkuannya. Membuat Wira harus merapatkan dadanya ke arah punggung Sakura, menopang dagunya pada bahu Sakura, dan menunjukkan ipad yang berisi seluruh usaha yang digelutinya.
"Saya gak jelasin panjang lebar sama kamu. Udah pernah saya bahas dikelas soalnya. Saya yakin kamu pasti paham." Kata Wira.
Dengan posisi seperti ini, suara Wira terdengar jelas di telinga Sakura. Deru nafasnya juga kadang mengenai tengguk Sakura.
"Kayaknya aku gak paham deh." Keluh Sakura.
Dari posisi Wira, Sakura terlihat sangat cantik. Wajahnya yang putih mulus, hidungnya yang kecil, agak mancung kalau dilihat dari samping begini. Bibirnya yang bewarna kemerahan seakan menggoda Wira untuk mampir mengecupnya.
"Aku gak ngelamun!" Tiba-tiba Sakura menatap Wira. Awalnya mau protes, namun tubuhnya malah membeku mendapati dirinya sedang ditatap secara intens oleh Wira.