PLEASE VOTE AND COMMENT
"Lo yakin gak kasih tau masalah ini ke Pak Wira dulu?" Tanya Chanie memastikan. Saat ini ketiga sekawan itu sudah berada di fakultas Ekonomi dan Bisnis. Keberadaan mereka disini adalah untuk mencari Zacky, si admin IG angkatan.
Saat di kosan Chanie tadi, Sakura menenangkan dirinya terlebih dahulu. Setelah itu ia baru bisa berpikir jernih. Namun ia masih belum berani mengambil keputusan, oleh sebab itu ia meminta kedua sahabatnya untuk menemaninya mencari Zacky. Gimana nantinya, Sakura belum tahu. Intinya, ketemu Zacky dulu.
"Gak usah deh, Chan. Ini masalah gue, bukan Pak Wira." Chanie melayangkan tatapan datar sekaligus menggerutu saat mendengar jawaban Sakura. "Ini sahabatnya siapa sih, pengen gue ketok pake palu, biar otaknya mencair!" Geram Chanie.
"Diikut dulu maunya si Kura-kura ini. Gue capek ngomong sama dia dari tadi." Sela Hansel. Percuma ngomong sama Sakura, kepalanya batu! Pengen ikut kemauannya dia. Gak bisa berpikir dari audut pandang lain. Pokoknya apa yang dia pikir benar, itu yang akan dia lakukan.
"Cari Zacky dulu yah." Sakura sengaja menulikan telinganya dari gerutuan kedua sahabatnya.
Dengan langkah malas-malasan mereka berdua tetap mengikuti langkah Sakura untuk mencari Zacky. "Sa, lo gak punya nomor teleponnya yah? Apa gimana gituh? Dicariin kayak gini tuh susah." Pertanyaan Hansel membuat langkah Sakura terhenti. Dia menepuk jidatnya sendiri. "Kan gue bisa lihat nomornya di grup WA angkatan."
Chanie dan Hansel hanya menghela nafas kasar dan berdecak sebal. Kebegoan Sakura tuh emang mendarah daging. Sampai ke DNAnya juga bego. Astaga!
"Kura, kebegoannya lo bisa dipending gak sih?" Gerutu Chanie.
"Yaa, maap." Suara Sakura pelan sekali.
"Yaudah, telepon gih buruan!" Suruh Hansel. Kapasitas kesabarannya mulai menipis. Tau begini, lebih baik dia gak bolos kuliah tadi. Hedeh.
Baru saja Sakura mau menelepon Zacky, ponselnya sudah lebih dahulu berdering. Dahinya berkerut, bibirnya mengerucut saat melihat nama kontak si pelepon. Gia. Niatnya sih mau diabaikan, tapi malah gak sengaja diangkat.
"Halo, Sakura? Lo dimana?"
"Mau apa sih lo telpon gue?" Sakura malah membentak Gia.
"Dengan cara bicara lo yang kayak gini bikin gue nyesel mau nolong lo! Gue udah sama si Zacky sekarang." Gia balik membentak Sakura.
"Hah? Lo lagi sama Zacky? Dimana? Biar gue nyusul." Mendengar itu barulah nada bicaranya jadi baik sama Gia.
"Di cafe dekat kampus. Buruan lo datang!" Telepon lalu dimatikan secara sepihak oleh Gia.
Dengan segera Sakura meminta Hansel mengantarnya ke cafe yang Gia maksud. "Tadi ajah lo nuduh Gia sama Kia yang gak bener." Sindiran Chania hanya dibalas dengan kekikukkan dari Sakura. Ia pura-pura menggaruk tengguknya yang tak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahin Dosen
RomanceSakura Bramanta tidak pernah menyangka dirinya akan dijodohkan dengan dosennya sendiri, Wiradharma Wijaksana, atau yang lebih sering dipanggil Pak Wira. Sejak awal Sakura selalu menduga jika dosennya ini seorang gay. Terus Sakura harus nikah sama ga...