bouquet

278 35 6
                                    


"I know you are but what am I..." senandung Jonah mengakhiri bagiannya.

Jack yang terlihat sangat bersemangat kemudian langsung berdiri dan mengambil bagian Daniel.

"Tell me!" pekik Jack.

Bukannya melanjutkan konser kecil-kecilan mereka di kamar hotel, semuanya malah tertawa karena melihat aksi Jack yang bergaya seolah seperti seorang rockstar.

Namun disaat semua berpikir ini akan selesai, tidak dengan Zach. Pria yang memakai kaos tanpa lengan itu juga langsung berdiri di samping Jack dan melanjutkan lirik tersebut.

"Have you seen a sunset turn into a sunrise!" sorak Zach tidak kalah dari gaya Jack. Semuanya kemudian saling menatap satu sama lain, seolah memikirkan satu hal yang sama.

"KISS RIGHT THROUH THE NIGHT!" teriak mereka berlima yang diakhiri dengan tawa. Entah kenapa mereka sering melakukan hal ini saat berkumpul bahkan mungkin bisa lebih parah saat di tour bus.

"Cause—" Baru saja Corbyn ingin melanjutkan bagian yang lain, tetapi seseorang malah datang mengetuk pintu kamar itu. Kelimanya kembali saling menatap satu sama lain. Apakah mereka terlalu berisik?

"Kau yang cek, Corbs," ucap Jonah sambil mengulurkan tangannya mempersilahkan Corbyn untuk membuka pintu.

"Again?!" Dengan pasrah Corbyn berjalan ke arah pintu sambil berdoa ia tidak akan dimarahi oleh staf di sini.

Dan benar saja, saat Corbyn membuka pintu ada seorang pria—salah satu staf dari hotel ini sedang berdiri dengan senyumnya, tetapi-

"Dengan tuan Daniel?" tanya pria itu.

"Bukan, Daniel ada di dalam, perlu saya panggilkan?"

"Mungkin anda bisa memberikan satu bouquet serta paper bag ini padanya." Masih sambil berpikir-pikir, Corbyn kemudian menerima bouquet serta paper bag itu. "Baiklah saya permisi," lanjut si pekerja hotel.

"Sebentar, ini dari siapa?"

"Saya juga tidak tahu, tadi ada seorang laki-laki pekerja dari sebuah florist mengantarkan ini. Mungkin di sana ada kartunya."

Corbyn mengangguk paham sambil melihat-lihat bouquet itu, "Baiklah, saya akan beri ini pada Daniel. Terima kasih." Setelah pria itu pergi, Corbyn kembali masuk dengan keempat temannya yang sudah menunggu.

Tentunya keempat pria itu langsung bingung saat Corbyn masuk membawa sebuah bouquet dan satu paper bag di tangan kirinya.

"Apa ada penggemar yang datang?" tanya Zach. Corbyn kemudian duduk di atas kasur tepat di samping Daniel. "Sepertinya."

Corbyn kemudian menatap Daniel lalu memberikan bouquet dan paper bag itu padanya. "Tapi hanya untuk Daniel."

"Ah padahal aku sudah berharap jika ada makanan di dalam paper bag itu," tukas Jack.

Daniel langsung mengerutkan keningnya saat menerima itu, hal pertama yang ia lakukan adalah membongkar isi paper bag dan menemukan lima bungkus coklat di sana.

"Aku pikir coklat ini untuk kalian," ucap Daniel sambil mengeluarkan lima bungkus coklat itu dari paper bag.

Jack yang sudah tergoda langsung berdiri dari duduknya kemudian menyambar dua coklat. "Kau tidak suka dengan coklat, 'kan. Jadi aku berhak mendapatkan dua," lanjut Jack.

Daniel membiarkan saja Jack melakukan itu, kemudian ia melempar coklat yang lain pada Jonah, Zach dan Corbyn.

"Ini dari siapa?" tanya Daniel sambil melihat-lihat bouquet tersebut. "Cek saja kartunya." Ucapan Corbyn itu disambut anggukan oleh yang lain, mereka semua juga ikut penasaran dengan bouquet itu.

𝒔𝒕𝒂𝒚 || 𝒅𝒋𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang