tomorrow at one

198 28 55
                                    

"Just tell me what do you want?"

"I'll pick you up for a little trip tomorrow, you'll regret it if you say no."

"Can you just tell me what are you trying to say? I don't have much time."

"Tomorrow at one."

✿ ✿ ✿

Aza menatap lurus ke depan, tangan kirinya melingkar di perut sementara ia menggunakan kuku-kuku dijari kiri untuk ia gigit. Dari tadi ia hanya mendengar suara deru mobil serta klakson dari mobil-mobil lain yang juga melintas di sekitarnya.

Nick benar-benar datang tepat pukul satu siang di saat Aza sendiri memang menunggu kedatangan laki-laki itu dengan kecemasan.

Maddie dan Bryce sebenarnya tidak mengizinkan ia untuk pergi bersama Nick karena mereka tahu kondisi Aza belum benar-benar stabil. Namun, perempuan itu bisa meyakinkan keduanya dengan perjanjian jika Aza tidak akan menangis kejang saat pulang ke rumah.

Bisa dihitung, sudah sepuluh menit mereka dalam perjalanan dan dapat dipastikan Aza belum mengeluarkan sepatah kata pun di hadapan Nick untuk hari ini.

Ia bingung dengan apa yang terjadi, puzzle yang ia susun di pikirannya belum cukup sempurna untuk Aza menyimpulkan apa yang sedang ia alami.

Malam itu kacau, hujan, kehilangan arah, menangis, tertidur, lalu saat pagi tiba, Bryce membawa sarapan ke kamarnya. Sangat susah untuknya melupakan setiap hal kecil yang terjadi saat itu, bahkan bagaimana cara Daniel mengungkapkan—ia tidak pernah mencintainya—masih terekam baik di benak Aza. Namun, semua ingatan itu tidak bisa membantu Aza menemukan alasan kenapa semuanya terjadi begitu saja?

Apa yang membawanya sampai ke titik ini? Waktu benar-benar berjalan dengan cepat.

"I was so scared." Suaranya bergetar dengan ia sendiri yang masih menggigit kukunya.

Menjadi satu-satunya pendengar di sana membuat Nick langsung memalingkan wajah sekilas melirik Aza. Ia sangat mengerti tatapan kosong itu, mengerti tentang ia yang terus menggigit kukunya dan mengerti kenapa suara itu terdengar bergetar.

"When I was on the car on the way to LA that night, the driver's so creapy, I hate when I don't feel saved. If something happen to me that night, I think no one's gonna know. I have nobody to call."

Nick berusaha terlihat biasa saja mendengar Aza yang akhirnya sedikit demi sedikit mau bercerita. Dengan satu tangan yang ada di roda pengemudi serta tangan satu lagi asik bertengger pada arm rest yang terletak di sisi kanannya Nick terlihat sangat cool dan tidak akan ada yang tahu tentang ia yang hancur mendengar curahan Aza sekarang.

"Look how strong you are," jawab Nick tanpa melirik pada Aza. "You survived that night, you were feeling alone but ... you do you, Aza. A strong funny stupid girl that hates ghost. I know you're gonna make it through these all."

Aza terisak, "Why does everyone support me right now?"

Nick terkekeh sambil menggeleng, "We love you, Aza ... I love you."

"Well love is a lie."

Kembali membaca perubahan aura dari perempuan itu membuat Nick menghela napas. Ia mungkin tidak akan memberitahu Aza tentang ia yang mendengar semua pertengkarannya dengan Daniel malam itu. Ingin sekali rasanya Nick memukul Daniel tepat di wajahnya ketika mendengar ia terang-terangan menyebutkan jika cintanya pada Aza adalah kebohongan.

𝒔𝒕𝒂𝒚 || 𝒅𝒋𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang