daniel and aza

199 19 32
                                    

"You know I saw you there, right?"

"You did?"

Daniel mengangguk, "Aku bahkan tidak mengerti bagaimana bisa kau ada di sampingku. I didn't see you clearly, but I just knew that was you."

"Why were you there?"

"Seeing some friends at a club around that area. My car parked kind of far from the club. So I had to walk. I was about to get burgers but sadly got hit by a drunk driver."

Aza menatap Daniel malas setelah mendengar laki-laki itu secara gamblang bercerita bagaimana keadaannya saat malam kejadian.

"What about you then?" tanya Daniel penasaran.

Aza sempat terdiam sebentar kembali mengalihkan pandangannya pada awan-awan berwarna jingga yang seolah dapat ia gapai hanya dengan mengangkat tangannya. Mereka yang kini tengah berada di atas rooftop rumah sakit dengan tidak banyak orang membuat suasana lebih tenang dan hangat.

Beruntung Aza sempat membeli kopi hangat sebelum membawa Daniel ke sini.

Ini sudah hari ketiga Daniel di rawat di sini. Keadaannya jauh lebih baik. Memang saat ia bangun Aza tidak berada di sampingnya. Aza baru kembali datang kemarin setelah ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan.

Bukan hanya dengan Daniel, kemarin juga bisa dibilang pertama kalinya setelah sekian lama Aza tidak bertemu dengan teman-teman Daniel yang lain termasuk Keri—Ibu Daniel.

Sempat merasa canggung, namun Keri menyambutnya dengan hangat. Tidak lama mengobrol dengan Keri, Daniel kemudian terbangun membuat Aza kembali merasa seperti bagaimana pertama kali ini bertemu dengan Daniel.

Lucunya, Daniel bersikap seolah-olah keduanya tidak sedang menghadapi masalah yang besar sebelumnya. Bisa-bisanya Daniel menanyakan adakah Aza membawakannya kue atau sesuatu untuknya. Laki-laki bermata biru itu juga memuji tampilan Aza yang bahkan biasa-biasa saja.

Sempat meragukan sifat Daniel yang bisa dibilang berubah, tetapi kemudian Aza mencoba mengikuti alur saja. Tidak mungkin juga ia harus membahas apa yang sebenarnya ia ingin bahas dengan Daniel di saat seperti ini.

Dan untuk keputusan mereka berdua ke sini juga kemauan Daniel. Mereka seolah mengerti keadaan satu sama lain. Jadi tanpa membuat waktu, Daniel rasa keadaannya sudah cukup bisa menerima kenyataan jika ia akan benar-benar melepas Aza nantinya.

"Aku ... ke rumahmu malam itu."

Spontan Daniel mengerutkan keningnya dan melirik pada Aza yang ada di sampingnya. Aza yang tadi asik menyaksikan lukisan langit kini juga ikut melirik pada Daniel lalu mengangguk.

"Kau masih belum memperbaiki bel rumahmu."

Daniel terkekeh, "Ah iya, aku tidak ingat tentang itu."

"Sudah ku duga."

Aza tampak berpikir. "Setelah aku dari rumahmu, aku berencana untuk pergi night drive sendirian. But I want McDonalds first, so I was looking for it. Maps-ku sepertinya tidak bekerja. Alat itu membawaku ke area sana. Beruntung Nick kembali menghubungiku karena aku tak kunjung balik ke apartemen."

Daniel tetap mendengarkan.

"Ini mungkin sedikit mengejutkan, tapi aku mungkin akan menjadi korban jika aku terlambat sedetik saja untuk menggeser mobil ke tepi jalan. Dan jika ia berhasil menabrakku mungkin kau sedang melanjutkan musikmu sekarang."

Sempat-sempatnya Daniel menoyor kepala Aza dan di sambut tawa oleh perempuan itu. "I'm glad you pulled off the car."

"Mee too, but not with you like this."

"I'm fine now, so that's okay. Also, who knows we're talking now."

Aza memutar bola matanya, "As if you're not the one who avoid me."

"As if you didn't lie to me."

Jujur, Aza kesal sekarang. Ia melipat kedua tangannya lalu membelakangi Daniel membuat tawa laki-laki itu lepas.

"Hey, that was a joke. But you did lie to me tho. So what?"

"I hate you."

Daniel masih terkekeh, "Congratulation for your engagement."

Pernyataan itu berhasil membuat Aza kembali berbalik badan dan membuat ekspresi bertanya dihadapan Daniel.

"Kau melamarku?" tanya Aza polos.

"Huh?" Daniel balik bertanya.

Keduanya kemudian sama-sama kebingungan.

"Who's engaged to who?" Aza kembali bertanya.

"Didn't you post about your engagement or something?"

"The fuck are you talking about?" tanya Aza kebingungan.

Daniel memutar bola matanya, "What is gonna happen on December then?"

"Nothing(?)" Aza menampakkan wajah berpikirnya. "Oh- wait-" Tak lama terdengar gelak kejang dari perempuan itu.

"What?" Daniel benar-benar kebingungan.

"Hold a sec- this shit funny!!!"

Lagi dan lagi Daniel menghela napas sambil menatap malas Aza yang kini asik menepuk-nepuk pahanya sambil tertawa. Tidak bisa berbohong juga, orang yang tidak terlalu ramai di rooftop sempat melirik ke arah mereka sebentar.

"Just explain it, everybody is watching you."

"Okay okay." Masih sambil terkekeh, Aza mencoba menenangkan diri. "First thing to be clear is that I'm not engaged to any who especially Nick. And secondly about the post- that was just a marketing for my first project. The movie called 'Engaged' and that's why Nick write that on the caption. Never thought everyone would actually fall for it."

Daniel benar-benar tidak tahu harus bereaksi bagaimana setelah setiap kalimat yang Aza keluarkan dapat ia cerna dengan baik.

Jadi, ia kacau seharian hanya untuk sebuah kesia-siaan?

"I'm gonna kill you, I swear," balas Daniel sebagai ungkapan kesalnya.

𝒔𝒕𝒂𝒚 || 𝒅𝒋𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang