holy shit!

236 31 119
                                    

Sejak dari tadi pagi, awan gelap terus menyelimuti area tempat Aza tinggal. Apartemen yang terletak di barisan atas gedung membuat suhu ruangan yang perempuan itu tempati menjadi lebih dingin.

Dengan menggunakan selimut tebal untuk menutupi setengah tubuhnya dengan oversized crew neck berwarna hitam menyelimuti badan bagian atasnya. Sambil bersandar di sudur sofa, Aza berhasil melawan rasa malasnya untuk memilih melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Kini jari-jemarinya asik menari di keyboard laptop dengan mata yang terus fokus ke layar sejak dua puluh menit yang lalu.

Rambutnya yang tidak terlalu panjang ia biarkan berjuntai di tambah dengan sebuah kacamata bertengger di hidungnya membuat perempuan itu terlihat seperti anak-anak kutu buku yang tengah berusaha menyelesaikan tugas sekolahnya.

Memberi jeda pada jari-jarinya sebentar, Aza kemudian menjangkau hot matcha buatannya tetapi dengan pandangan yang masih belum lepas dari laptop. Seraya menyeruput minumannya, ia kembali membaca ulang ketikannya di laptop takut ada kesalahan.

Dering dari ponsel kemudian menyadarkannya. Aza lalu menjangkau ponsel yang ada di meja kopi tersebut dan tersenyum ketika membaca kontak yang menghubunginya.

"Girl, I'm so sorry for not answering ya call. Our place is just so crowded since you talk about it on your social media. I'm so so thankful for you."

Aza membulatkan matanya dengan ia yang kembali memfokuskan diri pada layar laptop setelah menaruh matcha-nya kembali pada meja kopi. Sembari mendengar ocehan Markell di ponselnya ia melanjutkan pekerjaan dengan menyelipkan ponselnya di antara bahu dan pipi.

"Oh gosh? Really? I'm so happy to hear that, you deserved it though. You have been worked hard for this salon."

"Yeah, thank you. But anyway, you wanna make an appointment for today?"

Aza mengangguk, "Yeah, can I come around five because I still have something to do."

"Sure, that's perfect."

"Alright, call you later, Markell."

"Yup babe, see you then!"

Aza tersenyum kemudian memutuskan sambungan telpon tersebut dan meletakkan ponselnya kembali di atas meja kopi. Ia tak sengaja kembali mengingat pertemuannya bersama Markell. Tidak ada istimewa sebenarnya, malam itu Nick mengajaknya untuk bertemu beberapa teman lalu Markell adalah orang yang pertama datang.

Mereka mengobrol banyak hal dan Markell merupakan tipe teman yang selalu punya segudang candaan. Tak lama dari pertemuan itu, Markell mengajak Aza untuk datang ke pembukaan salon kuku pertama miliknya. Dari sana mereka semakin dekat dan kini salon kuku milik Markell menjadi langganannya setiap dua bulan sekali.

Masih setia berkutat pada layar laptopnya, tak lama pintu apartemennya terbuka membuat Aza seketika terkejut. Seorang perempuan dengan blazer hitam juga dengan bawahan yang senada tiba-tiba masuk begitu saja tanpa permisi juga dengan sebuah koper yang tidak terlalu besar ada di sisi kirinya.

"I need a rest."

"Holy shit!"

"Oh shut up, I need a bed right now." Dengan berjalan lunglai perempuan berambut ikal itu kemudian mendekat pada Aza lalu menjatuhkan tubuhnya di sofa tempat Aza duduk.

Satu pukulan lumayan keras mendarat di lengan perempuan itu membuat ia yang baru saja memejamkan mata terkejut lalu meringis.

"Fuck! What was that for?!"

"Who the fuck are you?!"

Perempuan itu kemudian memutar bola matanya, "Aza please, I'm not doing this right now. I'm exhausted."

𝒔𝒕𝒂𝒚 || 𝒅𝒋𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang