jealousy jealousy

209 23 105
                                    

Dress hitam berbahan satin menjadi pilihan Aza untuk ia kenakan ke pesta ulang tahun sepupunya itu. Memilih sandal berhak rendah, Aza akhirnya dapat berjalan dengan mudah setelah tadi ia hampir terjatuh saat mencoba sebuah high heels yang di belikan oleh salah satu teman kerjanya.

Tanpa rasa segan, Aza kini berjalan santai memasuki rumah Maddie bahkan tanpa mengetuk. Ia sangat percaya diri berjalan dari pintu utama menuju dapur dengan niat mengambil yoghourt untuk ia makan bersama buah yang terletak di mini bar.

Tadi sore saat Aza masih bersantai sambil menonton acara tv favoritnya, Maddie mengirim pesan agar Aza nanti menjemputnya karena mobil yang biasa perempuan itu gunakan sedang ada di bengkel untuk di servis. Bryce yang biasanya menemani juga sudah berangkat ke Hawaii dua minggu lalu menuruti kemauan sang atasan.

"Fuck!" Maddie segera memegangi dadanya sambil menutup mata sebentar. "Gosh, I thought you were a thief. Why don't you tell me you've already here you stupid dumbass."

Aza mengangkat bahunya seolah tidak peduli dengan Maddie yang seperti terkena serangan jantung melihat Aza berdiri di dapurnya sendirian tanpa permisi.

"I'm hungry."

Maddie memutar bola matanya, "And why are you wearing a black dress, Jena told me to wear a maroon dress."

"She text me about twenty minutes ago after I'm getting in the car—ready to drive here. Also I don't have a maroon dress, that's not my colour."

"You live in the same apartement and Jena doesn't tell you the dress code?"

"I think she told me about that, but I forgot. And Maddie, this is the dress that Bryce got me. I love it. I look cute though."

Setelah memutar bola matanya, Maddie kembali bersuara. "Whatever, we're going now."

Kembali menutup yoghurt tersebut, Aza kemudian berjalan berdampingan dengan Maddie sementara mulutnya masih asik mengunyah buah juga tangan yang sesekali merapikan dressnya.

Pesta yang dilaksanakan secara mendadak itu tidak akan banyak dihadari orang. Jena sudah memastikan jika yang datang hanya sekitar sepulug sampai dua puluh orang saja. Aza sendiri sebenarnya bingung, dari mana Jena bisa kenal orang-orang sebanyak ini sedangkan ia sendiri baru datang ke Los Angeles untuk pertama kalinya.

Setelah mendengar pernyataan Jena, Aza mulai sedikit paham. Teman-teman Jena di sini kebanyakan orang-orang Indonesia yang melanjutkan sekolahnya di Los Angeles atau ada beberapa orang yang juga tengah berlibur. Ditambah Jena juga memang mempunyai banyak teman online setelah ia sendiri memulai sebuah youtube chanel dengan konten daily vlog.

Untuk pelaksanaan pesta kali ini Jena juga di bantu oleh Nick setelah perempuan itu memohon dan berjanji akan mentraktir Nick ke sebuah toko brand ternama. Hal seperti ini tentu bukan hal yang susah untuk Nick, hanya berselang seminggu setelah Jena membicarakan itu pada Nick, pesta impian perempuan itu akhirnya bisa terlaksana malam ini di mulai dari pukul delapan malam nanti.

Setelah sampai di rooftop gedung tempat pesta diadakan, Aza dan Maddie langsung berpisah setelah Aza memilih untuk menghampiri Nick yang tengah berbicara pada beberapa orang dekat dengan meja yang berisi beberapa pilihan kue kering. Sedangkan Maddie memilih menghampiri Jena karena sejak awal kedatangan perempuan itu ke sini, Maddie belum bertemu keponakannya itu sama sekali. Selain pekerjaannya yang menghalangi, juga Jena yang tidak bisa berkunjung setelah memilih mengekori Aza ke lokasi shooting setiap harinya.

"Hai!" Nick seketika tersenyum manis menatap Aza dengan pandangan yang langsung menyapu ujung kepala sampai ujung kaki perempuan itu. "You look way too good. I like your dress." Nick memuji dengan tatapan kagum.

𝒔𝒕𝒂𝒚 || 𝒅𝒋𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang