officially

200 31 2
                                    


Sudah sepuluh menit berlalu dan Daniel masih berdiri di depan ruangan yang sama. Sesekali laki-laki itu tampak berjalan bolak-balik di sekitar sana sambil menunggu sesuatu.

Pintu ruangan terbuka dengan tiba-tiba membuat Daniel dan tentunya si pembuka pintu terkejut karena Daniel yang berdiri tepat di depan pintu. Sedangkan Daniel ia terkejut karena lama termenung.

"Oh gosh!" Perempuan itu mundur beberapa langkah, "Kau mengagetkanku, Daniel."

Daniel menyeringai sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, Daniel ragu bagaimana ia harus menjelaskannya pada perempuan yang sekarang tengah memegang beberapa dokumen di tangannya itu.

"Kau butuh sesuatu? Atau aku melupakan meeting hari ini?"

"Ti- tidak," jawab Daniel, "by the way, Mads. Apa yang kau lakukan hari ini?"

Perempuan itu ternyata Maddie. Ia tampak bingung dengan pertanyaan Daniel barusan lalu langsung menjawab, "Aku bekerja Daniel, aku berada di ruanganku sejak tadi pagi. Dan apa urusanmu ada di depan ruanganku? Kenapa kau tidak mengetuk lalu masuk?"

"A- aku..."

"Kau terlihat sangat gugup, are you okay?"

Daniel mencoba tersenyum, "Ya- yeah I'm okay. Today is a great day, isn't it?" Melihat Maddie yang menatapnya bingung, Daniel kemudian mencari cara untuk menjelaskan maksud tujuannya ke sini.

"Kau sudah makan siang?" tanya Daniel.

"Hold on one second, Daniel Seavey. Are you really asking me or what? I think you don't eat your breakfast."

Daniel tertawa, "That's not what I mean, I'm just asking."

"So do you want me to have lunch with you?" Maddie menertawai pertanyaannya sendiri. Lagian ia tidak paham dengan tingkah Daniel hari ini.

"No. I- I just—"

"Maddie! I am so so sorry. I went to the book store again. But I got you some snacks and here's your lunch." Perempuan yang baru datang itu adalah Aza. Penjaga lobby di bawah mengatakan pada Aza untuk menyusul Maddie ke ruangannya karena Maddie sudah menitipkan pesan padanya. Tapi mungkin ada sedikit insiden, dengan kebodohannya Aza hampir saja naik ke lantai paling atas karena salah memecet tombol saat menaiki lift.

"You here? Oh my God, glad to see you here." Aza tersenyum lebar pada Daniel.

"Me too. I was waiting for you."

"For me?" Aza menunjuk dirinya sendiri sambil membulatkan matanya pada Daniel. Aza juga sempat memberi tatapan itu pada Maddie yang hanya bisa mengangkat bahunya.

"Oh I see. Jadi dari tadi kau berada di sini dan tidak bisa menjawab pertanyaanku karena kau ingin bertemu dengan Aza? My niece?"

Daniel sempat terkejut mendengar ungkapan Maddie bahwa Aza adalah keponakannya, tapi kemudian paham karena kemarin Corbyn juga sempat mengatakan jika dia pikir Aza dan Maddie ada hubungan keluarga.

"Yeah, I think I just want to talk to her. So can I take her to some places?" tanya Daniel pada Maddie.

Maddie yang curiga kemudian menatap Daniel dan Aza secara bergantian. "Do you guys hide something from me?"

"I am not," jawab Aza langsung sambil melambai-lambaikan kedua tangannya dengan ekspresi cemas. Setelah mendengar jawaban dari Aza, Maddie lalu melirik pada Daniel. "No Maddie, I just need to talk ... there's nothing."

"Okay. Whatever. I need to eat my lunch. So go wherever you want," ucap Maddie, "but Daniel, make sure she will be okay. Cause sometime she does some things that everyone doesn't do. You know, she's stupid."

𝒔𝒕𝒂𝒚 || 𝒅𝒋𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang