the pink wall

200 35 6
                                    


"Jadi kau sudah dapat pengalamannya?" Maddie menghela napas lega kerena akhirnya ia bisa masuk ke dalam mobil setelah cukup lama menunggu Aza casting.

"I got it. Aku sedikit canggung, tapi itu berjalan lancar."

"Kau mendapatkan peran itu?"

"Aku belum diberitahu, mereka akan mengirimku email dalam waktu dekat," jawab Aza dan hanya mendapat anggukan dari Maddie sebagai jawaban.

Setelah lumayan lama terjadi keheningan, Aza kemudian kembali menanyakan sesuatu pada Maddie yang ingin ia tanyakannya tadi malam tetapi tidak sempat. "Maddie, kau setelah ini akan ke kantor bukan? Bagaimana kalau aku meminjam mobilmu seharian, kemudian aku akan menjemputmu nanti."

"But—"

"We have GPS, Mads," potong Aza, "also I really wanna go to the pink wall ... is it how it called? But whatever, I wanna go there. I was watching Emma's vlog last night and she was going there."

"Itu tidak semenarik yang kau pikirkan. Itu hanya dinding besar berwarna merah muda dan tidak ada apa-apa di sana. Lagian itu lumayan jauh dari kantorku."

"Maddie, please. Aku tidak mungkin berada di rumahmu sepanjang hari." Aza mencoba membujuk Maddie dengan suara lembutnya, "Aku akan baik-baik saja ... mungkin?"

Mendengar itu Maddie langsung melotot. "Maddie, please. Or do you wanna take me there?"

"Obviously no."

"So?"

"Tapi, kalau ada apa-apa kau harus langsung menghubungiku." Mendengar itu tentu Aza langsung mengangguk dan berterimakasih pada Maddie.

"But you know what, Mads? Aku bertemu Anna di tempat casting tadi."

"Daniel's sister?"

"Ya, tepat di luar kantor itu. Aku belum sempat menyapanya, dia terlihat sangat buru-buru."

"Mungkin dia juga ikut casting?" jawab Maddie.

"I think so."

✿ ✿ ✿

Senyum manis itu dari tadi tidak lepas dari wajah Aza. Lagu-lagu dari Why Don't We menjadi temannya untuk mengitari kota impiannya ini. Menurut GPS, tidak jauh lagi ia akan sampai di the pink wall yang dia maksud.

Aza sendiri juga tidak tahu apa tujuannya untuk datang ke sana, tapi mungkin ada satu alasan yang masuk akal yaitu Aza ingin mencoba bebera coffee shop yang ada di sekitar sana. Dan ini akan menjadi hari terbaiknya, walau ia harus tidak bisa tidur nanti malam setelah minum banyak kopi.

Mata Aza langsung berbinar setelah sampai di tempat yang ia tuju. Lihat, di sini memang tidak ada apa-apa, hanya ada dinding besar dengan warna merah muda dan Aza menyukai itu. Dia tampak bersemangat memarkirkan mobil kemudian berlari kecil untuk kesana.

Beruntung tidak banyak orang di sini, jadi Aza bisa bebas mengambil fotonya dengan gaya-gaya konyolnya.

"Ah, Jena harus tahu ini. Aku akan kirim beberapa fotoku dan membuatnya iri."

Setelah mengirim foto-fotonya pada Jena, Aza langsung beranjak dari tempat itu untuk segera mencari beberapa coffee shop di sekitar sana, dia tidak bisa membuang-buang waktunya hanya untuk satu coffee shop, dia tidak punya banyak waktu di sini.

Tak jauh dari the pink wall, Aza menemukan satu coffee shop dengan vibe yang sepertinya akan sangat Aza suka. Setelah berhasil memarkirkan mobilnya, Aza langsung keluar dan segera memesan satu kopi dingin dengan ukuran kecil juga satu roti isi keju yang terlihat sangat enak menurut Aza.

𝒔𝒕𝒂𝒚 || 𝒅𝒋𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang