good girl doesnt lie to her bf

207 30 50
                                    


(about four months later after that night, yk)

✿ ✿ ✿

Ia menopang tubuhnya dengan kedua tangan yang diletakkan pada wastafel. Pandangan lurus menatap pantulan diri sendiri yang ada di cermin. Pikirannya langsung membawanya pada apa saja yang terjadi empat bulan terakhir, bagaimana ia berusaha keras untuk segera memulai kehidupan baru tanpa mengingat kisah masa lalu yang belum selesai.

Aza menyeka air matanya untuk keluar, beberapa menit lalu Liliana-ibunya menghubungi Aza setelah mendengar berita kedekatan Aza dan Nick mulai tersebar.

Jika tidak untuk kebutuhan film Aza tidak akan pernah melakukan itu. Mereka tanpa sengaja akhirnya dipersatukan dalam sebuah film yang di sutradarai oleh seorang sutradara ternama dan projek ini adalah projek tersebar Aza sejauh ini.

Sudah dua bulan juga proses pembuatan film itu berjalan. Film ini masih dirahasiakan tetapi tidak dengan kedekatan Aza dan Nick. Keduanya di paksa untuk tampil lebih dekat di sosial media atau di tempat umum setelah banyak penggemar yang suka dengan mereka. Hal ini tentu berpengaruh untuk kesuksesan film itu setelah tayang nantinya.

Pada awalnya, Liliana tidak pernah tahu tentang masalah hubungan antara Aza dan Daniel karena Aza sendiri khawatir jika Liliana mengetahui ini ia tidak akan disetujui lagi untuk dekat dengan laki-laki itu walau pada kenyataan, Aza juga tidak tahu jika ia akan dekat dengan Daniel lagi atau tidak.

"You're lying to him the whole years?!"

"I've never thought you're gonna do this to him. You said he loves you the most. He saved you. Everything about him was a great thing for you. And now this?"

"It's your fault."

"If you start something with lying, they'll end up with nothing."

Semua ungkapan yang diucapkan Liliana tentu masih terekam jelas di pikirannya. Isakan pun tidak terhindar. Aza kemudian menunduk, semua orang benar, selama ini ia hanya berpura-pura. Ia belum benar-benar lepas dari masa lalunya.

Dering dari ponsel yang ada di saku celananya menjadi jeda untuk perempuan itu di dalam dunia kesedihannya. Segera ia hapus air mata yang keluar dan membersihkan kerongkangannya setelah mendapati nama Nick tertera pada ponsel yang kini sudah ada di tangannya.

"What keeping you so long? Chase's here. He got you some food."

Aza menjauhkan ponselnya sebentar untuk menghembuskan napas. "Ah- yeah. I'll be there, bye." Tidak berniat menunggu jawaban dari Nick, Aza memutuskan panggilan itu sepihak kemudian kembali menyimpan ponselnya di saku.

Ia berbalik pada wastafel lagi untuk mencuci wajah berharap nanti orang yang melihatnya tidak menyadari jika dia baru saja menangis.

Tak mau membuat Nick kembali menghubunginya, Aza segera keluar dari toilet tersebut, berjalan kembali pada ruang ganti pemain dimana Nick dan Chase menunggu.

Ini adalah hari pertama di bulan ketiga shooting berlangsung. Mereka baru saja pindah lokasi dari yang awalnya selalu di luar kini mereka berkesempatan untuk shooting di salah satu museum besar di Los Angeles.

Sepanjang perjalanan menuju ruang ganti, Aza terus berusaha memperbaiki rambutnya serta mencoba menghilangkan isakan juga memijit pelipisnya berharap itu bisa membuat matanya tidak kelihatan bengkak.

Suara pintu terbuka spontan membuat Nick dan Chase menatap pada arah yang sama, keduanya juga langsung tersenyum saat mengetahui yang datang adalah Aza.

"Hey, Az!" sapa Chase yang tengah duduk santai dengan sebungkus chips ada di tangannya.

Aza berusaha menampakkan senyum paling manis miliknya kemudian mengambil posisi untuk duduk di sebalah Nick. Untuk lebih jelas, Nick kini menjadi penengah antara bangku yang di duduki Aza dan Chase.

𝒔𝒕𝒂𝒚 || 𝒅𝒋𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang