Suara kicauan dari burung-burung membuat Aza terjaga dari alam mimpinya. Sinar matahari seolah turut membantu Aza untuk segera bangun. Perempuan itu sempat kaget setelah menyadari dirinya tertidur dalam pelukan Daniel.Aza mencoba untuk duduk kemudian mengedarkan pandangannya, banyak sampah cemilan juga minuman kaleng yang berserakan di bak mobil yang mereka tiduri itu. Bahkan karena masih belum fokus, Aza baru menyadari jika ponsel Daniel berbunyi sejak tadi.
Aza menjangkau benda pipih tersebut dan membaca nama Jonah tertera di sana. Perempuan itu melirik ke arah Daniel, ia tampak masih larut dalam alam mimpi, bahkan sinar matahari yang cukup terang itu tidak bisa membangunkannya.
Setelah panggilan itu sempat mati, Jonah kembali menghubungi nomor Daniel. Agar tidak membuat Jonah khawatir, Aza segera menjawabnya.
"Kau kemana saja? Sudah jam berapa ini?" Aza yang memang tidak tahu sekarang pukul berapa dengan polosnya menjauhkan ponsel Daniel itu dari telinganya kemudian melihat jam dari benda pipih itu.
Dari sisi Jonah, pria itu sekarang tengah berkumpul bersama ketiga teman band yang lain dan seperti permintaan Jack sebelum Jonah menghubungi Daniel, Jonah harus mengaktifkan loudspeaker mode agar yang lain dapat mendengar alasan Daniel.
"Ini pukul sembilan, Jo," jawab Aza.
Sontak keempat pria yang mendengar jawaban itu menatap satu sama lain sambil berpikir siapa pemilik suara ini.
"Wait—"
"Is that you Aza?"
"Kau masih bersama Daniel?"
"Dimana Daniel?"
Aza mengerutkan keningnya setelah menyadari di sebrang sana ada beberapa orang. "Daniel masih tidur."
Terdengar gelak yang tertahan dari keempat pria itu. "Kalian—"
"Kita tidur di atas mobil," potong Aza.
"Kalian masih berada di tebing itu?"
"Kita tertidur, memangnya kalian ada urusan pagi ini?"
"Iya, kita ada meeting kemudian interview tentang single baru di Genius."
Aza mengangguk paham, "Baiklah aku akan sampaikan ke Daniel."
"But anyway, apa kalian sudah resmi berpacaran?" Aza sangat yakin pertanyaan itu keluar dari mulut Corbyn.
"Teruslah menebak, bye boys!"
Aza sempat terkekeh lalu langsung memutuskan sambungan itu. Ia kembali meletakkan ponsel milik Daniel pada tempat semula lalu pandangannya sekarang fokus pada Daniel yang tertidur di sampingnya.
Aza tentu langsung mengukir senyumnya sambil berpikir kemana takdir akan membawanya. Apakah mereka sengaja di dekatkan memang untuk saling menjaga sampai akhir atau hanya untuk membuat kenangan manis lalu berakhir?
Ternyata tidak semudah yang Aza bayangkan saat ia bisa menjalin hubungan dengan pria yang sudah lama ia idam-idamkan. Pada akhirnya Aza sadar, Daniel sama saja seperti orang lain dengan kekurangan dan kelebihannya.
Lucu memang saat dulu Aza selalu berharap menjadi pendamping pria di sampingnya ini kemudian saat ia diberi kesempatan ia malah menjadi takut. Aza pikir Daniel bisa saja melakukan apa yang ia mau dengan statusnya sebagai 'public figure' dan punya kelebihan dalam masalah materi. Tapi takdir membawanya sampai sejauh ini dan Aza juga tidak lupa bersyukur untuk itu, toh ini yang ia sering minta beberapa tahun lalu.
Setelah lama hanyut dalam pikirannya yang serius, pikiran jahilnya tiba-tiba saja muncul setelah mendapati Daniel yang sedikit terganggu setelah dihinggapi daun kering yang jatuh dari sebuah pohon yang ada di samping mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒔𝒕𝒂𝒚 || 𝒅𝒋𝒔
Fanfiction[ COMPLETED] daniel seavey's fanfiction here! ❕❕❕ 𝐭𝐢𝐦𝐞, 𝐦𝐲𝐬𝐭𝐢𝐜𝐚𝐥 𝐭𝐢𝐦𝐞 𝐜𝐮𝐭𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐦𝐞 𝐨𝐩𝐞𝐧, 𝐭𝐡𝐞𝐧 𝐡𝐞𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐦𝐞 𝐟𝐢𝐧𝐞, 𝐰𝐞𝐫𝐞 𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐜𝐥𝐮𝐞𝐬 𝐢 𝐝𝐢𝐝𝐧'𝐭 𝐬𝐞𝐞? 𝐚𝐧𝐝 𝐢𝐬𝐧'𝐭 𝐢𝐭 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐬𝐨 𝐩𝐫...