a new assistant

192 27 50
                                    


"Then you're doing it like this." Aza benar-benar memperhatikan apa yang Daniel lakukan sekarang dengan pisau cukur serta shaving foam yang laki-laki itu gunakan pada wajahnya.

"That's look fun," ucap Aza yang tengah menggosok gigi dengan pandangan yang masih memperhatikan pantulan Daniel dari kaca besar yang ada di hadapan mereka.

"It is fun."

Setelah selesai menyikat gigi serta mencuci mukanya, Aza melirik ke arah Daniel lalu kembali bersuara. "Can I do that for you?"

"You sure?"

Aza terkekeh, "I guess."

Dengan acuh, Daniel memberikan saja pisau cukur tersebut pada Aza lalu menghadap pada perempuan itu.

"You're so tall, let me just sit on this sink." Dengan bantuan Daniel akhirnya Aza berhasil menaiki wastafel tersebut lalu duduk di sana dengan Daniel yang berada di antara kedua kakinya.

Mencoba memegang alat cukur itu dengan benar, perlahan Aza mulai membawanya dari pangkal rahang Daniel menuju dagu laki-laki itu. "Dude this shit fun."

Daniel tertawa kecil, "I know right."

Melihat Aza yang terlalu fokus, Daniel akhirnya mencoba mengganggu perempuan itu dengan mencium bibirnya sekilas membuat foam yang ada di wajah Daniel sekarang menempel juga pada Aza.

"Daniel!"

Gelak lepas dari Daniel kembali terdengar setelah laki-laki itu menyemprotkan foam pada seluruh wajah Aza membuat perempuan itu benar-benar marah.

Setelahnya sejoli tersebut hanya menghabiskan pagi mereka bermain dengan foam dan sekarang ditambah dengan masker wajah yang bahkan sudah tumpah ke baju masing-masing.

Sampai pada akhirnya mereka mematung menatap satu sama lain saat mendengar seseorang masuk ke dalam rumah.

"Anybody home?!" soraknya.

"Who's that?" tanya Aza dengan kedua tangan yang berisi alat skincare juga dengan wajah yang masih penuh dengan foam.

Daniel dengan wajah yang penuh masker menggeleng dalam keadaan bohong. Ia ikut terdiam bukan karena takut jika penjahat sudah masuk ke dalam rumahnya tetapi ia menyadari jika itu adalah suara Keri dan ia yakin ia tidak salah.

Daniel sekarang benar-benar tidak bisa berpikir apa yang akan terjadi selanjutnya tentang Keri yang bertemu Aza.

"You better clean up yourself, I'll get that."

Aza mengangkat bahunya acuh lalu kembali pada wastafel. Ia langsung saja membersihkan wajahnya sedangkan Daniel mengambil handuk untuk mengelap wajah kemudian keluar dari sana.

Ia seketika membeku saat melihat Keri benar-benar berada di rumahnya. Perempuan tua itu kini sedang menyusun beberapa kantong belanjaan di atas meja kopi dekat sofa.

Tidak ada pilihan, Daniel berjalan mendekat sambil sesekali membersihkan bajunya dari sisa-sisa masker juga sambil berpikir apa yang harus ia katakan pada Keri karena mulutnya benar-banar kaku saat ini.

"Oh gosh, my son!" Keri tampak langsung berdiri dan berjalan mendekat pada Daniel lalu memeluknya. "I miss you so much." Keri melepas pelukan tersebut lalu menangkap wajah Daniel, seperkian detik kemudian ia mengecup pipi kanan Daniel dengan laki-laki itu yang masih memasang wajah datar.

"Your face smells like a flower, you did a face-mask thing?" tanya Keri sambil terkekeh.

"How are you, Mom? Why didn't you tell you're coming?"

𝒔𝒕𝒂𝒚 || 𝒅𝒋𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang