Musim Temu

866 104 4
                                    

Apartement mendadak ramai dengan suara tangisan. Suara barang-barang terjatuh juga saling bersahutan. Memang nya mau bagaimana lagi?

Daniel yang notabene nya baru pertama kali berhadapan dengan situasi ini sangat kewalahan. Bayi nya terus saja menangis, apalagi tidak ada orang lain disana.

Dia mondar-mandir sembari menggendong bayinya. Berusaha untuk setenang mungkin meskipun tubuhnya sudah berkeringat.

Dia panik, dengan gerakan yang berantakan mencoba membuat susu bubuk dalam kemasan, lupa dengan pesan Sowon yang telah menyiapkan ASI di dalam lemari.

"Aw!"

Daniel meringis saat air panas itu malah mengenai kulit nya.

"Sabar sayang. Appa sedang membuatkanmu susu. Ssttt diam ya. Nanti kau lelah terus menangis" bujuk Daniel

Byarr!

Belum sepenuhnya botol susu itu tertutup, Daniel malah tidak sengaja menjatuhkan nya. Membuat lantai dapur basah terkena tumpahan susu.

"Astagaa! Ada apa ini?"

Suara seseorang mengambil atensi Daniel. Dia nampak terkejut melihat suasana dapur yang begitu berantakan.

"Hyung? Apa yang kau lakukan?" Tegurnya lagi.

"Aish Jaehyunie. Untung saja kau datang. Tolong aku, Ji-Sung terus saja menangis. Mungkin dia lapar"

Jaehyun mendekat. Meraih tubuh Ji-Sung.

"Astaga Hyung! Dia bukannya lapar, tapi ngompol. Apa kau tidak merasakan kalau pantat nya basah?"

Jaehyun lalu membawa Ji-Sung kedalam kamarnya. Daniel mengikut dibelakang mereka sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Dengan cekatan Jaehyun mengganti popok Ji-Sung. Dia tentu tau caranya karena beberapa kali melihat bagaimana Sowon menggantikan nya.

"Lihat. Sekarang dia sudah kembali tenang" ucap Jaehyun

Daniel mendekat, melihat anaknya yang tengah menatapnya tanpa berkedip. Pipi yang merona itu terlihat menggelembung

Menggemaskan.

"Gomawo". Ucap Daniel pelan.

Ada banyak perasaan bersalah yang bersarang di dada Daniel. Dia merasa tidak becus mengurus anaknya sendiri.

Bahkan dia juga tidak menjadi suami yang baik, saat istrinya sedang menahan sakit sewaktu hendak melahirkan dia malah tidak bisa menemani nya. Menggenggam tangannya untuk menyalurkan kekuatan pada istrinya.

Daniel luruh di samping ranjang, menyeka ujung matanya yang sudah siap mengeluarkan air mata. Melihat itu Jaehyun mendekati orang yang selama ini berjasa dalam hidup nya.

"Hyung- mian. Aku tidak bermaksud melukai perasaan mu"

"Ani. Itu memang salahku. Aku tidak bisa menjadi suami dan Appa yang baik untuk keluargaku. Aku bodoh Jaehyun!" Daniel mulai terisak.

"Sudahlah Hyung. Ini bisa jadi pelajaran untukmu. Kau bisa tunjukkan pada Sowon Noona dan juga Ji-Sung kalau kau adalah laki-laki terbaik untuk mereka. Semangat Hyung! Kau pasti bisa"

Daniel mengangguk. Dia kemudian kembali berdiri dan duduk disamping ranjang. Menatap wajah anaknya dengan lekat.

"Hei Ji-Ung. Kau lihat wajah Appa hm? Appa berjanji akan terus menjaga Ji-Ung dan Eomma. Membahagiakan kalian berdua. Apa kau mau memaafkan kesalahan Appa?" Daniel terus bermonolog dengan anaknya.

Tidak peduli jika Ji-Sung tidak menjawab perkataan nya. Yang terpenting adalah, Ji-Sung tau bahwa Daniel akan berusaha sebaik mungkin menjaga mereka.

SWEET TALKER 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang