Fake Reason

714 92 0
                                    

Setelah melakukan perjalanan beberapa jam, mereka berempat sampai di bandara Seoul. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke kediaman Sana yang berada kota Gangnam.

"Jeon!" Sana berteriak setelah keluar dari mobil, ketiga gadis lainnya juga mengikuti nya dibelakang.

Seorang namja dengan tubuh tinggi dan wajah tampan keluar dari mansion besar itu.

"Sana? Kau sudah sampai?"

Sana mengangguk. "Dimana Mommy?"

"Nyonya ada di dalam kamarnya"

"Baik. Tolong keluarkan semua barang-barang ku di dalam mobil. Dan antar mereka ke kamar tamu" ucap Sana lalu berjalan menuju kamar Mommy nya.

Cklek

Sana membuka pintu, dilihat nya sosok wanita paruh baya tengah menoleh kearahnya. Senyum tercipta dari wajah cantiknya yang tidak hilang meski sudah berumur.

"Mom.." lirih Sana.

"Apa kabar sayang? Kau semakin cantik" jawab Momo

Sana kemudian mendekat, memeluk tubuh kurus Momo.

"Kenapa sakit? Apa Mommy tidak makan dengan baik?". Gumam Sana

"Ini sudah biasa. Mungkin Mommy memang sudah terlalu tua"

Sana melepas pelukan, menatap wajah Momo yang justru tertawa pelan mendengar pertanyaannya.

"Usia Mommy masih 46 tahun. Itu belum terlalu tua untuk sakit-sakitan seperti ini." Gerutu Sana

"Oh, berarti Mommy memang masih muda. Jadi ini hanya sakit biasa. Tidak usah cemas"

"Tidak cemas bagaimana? Lihat tubuh Mommy semakin kurus"

"Ini gaya hidup sayang, Mommy ingin terus terlihat seksi di masa tua nanti"

"Aish. Berhenti bercanda Mom!"

"Mommy tidak bercanda, bukti nya kau tidak tertawa".

Sana menghela napas, sikap konyol dari Momo inilah yang membuat Sana kurang memahami perasaan apa yang sebenarnya sedang Momo rasakan.

"Kau belum pergi ke pemakaman Daddymu? Sudah lama kau tidak kesana. Berkunjunglah, kirim doa terbaik untuknya".

"Nanti. Memangnya Mommy tidak merindukanku? Kita sudah hampir setahun tidak bertemu. Mommy masih saja sibuk dengan pekerjaan. Sana sudah besar Mom! Biar Sana yang mengurus semuanya"

"Jinjja? Lalu kau kemana selama setahun ini? Betah sekali berada di Jepang. Dan katanya kau kabur ke New York? Apa karena gadis Kim itu?"

Sana menunduk. Menggenggam erat tangan Mommy nya itu.

"Maaf kalau Sana masih menemuinya, tapi itu juga karena--"

"Karena anak Hwang Minhyun menikah disana? Terus kau jadikan alasan untuk menemuinya? Kau tidak bisa menutupi apapun dari Mommy, sayang"

"Maaf" lirih Sana.

"Entah bagaimana membuat mu mengerti. Mommy melakukan itu semua untuk kebaikan mu, sayang"

"Seharusnya Sana yang mengatakan hal itu. Kenapa Mommy menyuruhku untuk menjauhi Dahyun? Dia temanku, Sana sayang padanya".

Momo menghela napas panjang, menatap sendu manik coklat dari anak semata wayangnya itu.

"Mengerti lah sayang, terkadang dalam hidup ini. Kita harus mengerti dengan apa yang tidak bisa kita pahami. Cukup dimengerti."

"Penjelasan Mommy tidak bisa ku terima." Tegas Sana.

SWEET TALKER 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang