Dahyun mendongak saat merasa tubuhnya diselimuti jaket tebal. Mata nya menyipit untuk melihat siapa orang yang didepan nya, sedikit silau karena terkena cahaya lampu taman.
"Apa yang CEO lakukan disini? Terlebih hanya memakai gaun tanpa jaket. Ini musim dingin, bagaimana jika kau sakit?"
"Eh, Manager Eun-Woo? Kenapa kau bisa ada disini?" Tanya Dahyun dengan cepat menghapus air mata yang ada di pipinya.
"Aigoo, ditanya malah nanya. Dan jangan berbicara terlalu formal padaku, CEO. Aku bawahan mu"
Dahyun menggeser tubuh nya memberi tempat Eun-Woo untuk duduk disampingnya.
"Hei, CEO menangis?"
Eun-Woo mendekatkan wajahnya untuk melihat dengan jelas mata Dahyun yang sedikit sembab
"Aniyaa"
"Jangan menangis CEO, ada apa? Apa ada yang menyakiti mu?"
"Tidak ada Eun-Woo. Aku hanya kelilipan"
"Ah kalau begitu jangan kelilipan, CEO"
Dahyun memukul pelan bahu Eun-Woo.
"Kau juga jangan terlalu formal denganku. Lagiyan ini bukan di kantor, panggil aku nama saja"
"Tidak bisa CEO, kau harus tetap berada di atasku di manapun kita bertemu"
"Yah! Perhatikan kalimat mu."
"Eh?"
Eun-Woo tertawa setelah menyadari bahwa perkataan nya terdengar sedikit ambigu.
"Bagaimana kau bisa tau aku ada disini Eun-Woo?"
"Ah itu, aku hanya tidak sengaja bertemu dengan supir kantor yang biasa aku lihat didepan restoran. Dia terlihat kebingungan mencari seseorang, dan benar saja. Apa CEO kabur darinya?"
Dahyun menggeleng. "Aku hanya lupa membawa supir"
"Mana bisa begitu? Apa CEO sudah terlalu tua untuk mengingat?"
"Kau mau gajimu dipotong?"
"Aigoo. Aku kan hanya bercanda CEO"
"Berhenti memanggilku CEO! Ini diluar kantor. Aku merasa tidak nyaman mendengarnya"ketus Dahyun
"Ba-baiklah. Aku akan memanggil CEO, hmm apa ya?"
Eun-Woo nampak berpikir. Membuat Dahyun menoleh kearah nya seakan menunggu.
"Yah! Kau terlalu lama dalam berpikir!" Kesal Dahyun
"Sabar CEO, Manager seperti ku terlatih untuk memikirkan sesuatu dengan sangat hati-hati"
"Lalu apa? Kau sudah menemukan nya?" Tanya Dahyun
"Nah aku tau! Bagaimana jika aku memanggil CEO, mm.... Dahyun-ah?"
Dahyun mencebik kesal. Berseru dalam hati mengapa dia bisa memiliki Manager seperti ini. Wajah tampan nya sangat baik menutupi sifat konyol yang ada didalamnya.
Di pikir-pikir. Dahyun seperti pernah mengalami kejadian seperti ini.
Ya, sewaktu dia menangis seorang diri karena tidak tau jalan pulang tiba-tiba bertemu dengan Jackson. Dan mengantarnya pulang."Hei, apa CEO tidak menyukai nya?"
"Apa pertanyaan mu itu perlu kujawab?" Cebik Dahyun
"Eh? Suka atau tidak?"
"Diamlah, Eun-Woo. Kau semakin membuatku bertambah pusing saja"
"CEO sakit?" Cemas Eun-Woo
"Yah! Oh astaga. Kau tidak tau kalau aku sedang sedih ha? Jangan membuat suasana hatiku kembali buruk. Pergi sana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET TALKER 2
FanfictionKehidupan terus berlanjut, tidak peduli berakhir dengan siapa dan seperti apa. -Kim Dahyun. #1 Dahyun (04/April/2020) ❤️