Teman Biasa

598 91 0
                                    

Sekretaris Yoo menatap lekat wajahku, lalu dengan cepat mengalihkan pandangan nya kearah lain.

"Kau tidak tau apa kesalahan mu?" Tanya nya tanpa melihat kearahku.

"Kau ingin aku memberitahu nya?"

Aku mengangguk saat dia kembali menoleh.

"Kesalahanmu adalah menerima semua yang Tuan Kim lakukan padamu. Merasa kau yang paling terluka, merasa hanya kau yang menderita atas apa yang terjadi" serunya dengan menggebu-gebu.

Aku mengernyit heran, tidak paham dengan apa yang dia katakan.

"Kau tau? Kau juga berhak marah. Kau berhak menolak. Kau juga berhak mengatakan tidak bisa untuk hal-hal yang memang sulit kau lakukan."

"Apa sudah?"

Sudah cukup aku mendengarkan tuduhan dari Sekretaris Yoo yang seolah-olah sangat mengerti dengan apa yang kurasakan selama ini.

"Kau pikir apa yang kulakukan selama ini? Kau tidak tau apapun, Yoo Jeongyeon!"

"Berhenti bersikap seolah-olah kau tidak memiliki rasa sakit, Kim Dahyun! Kau semakin terlihat menyedihkan dengan segala topeng yang kau gunakan untuk menutupi semua rasa sakit mu!"

Plakkk!!

Sebuah tamparan aku berikan untuknya. Dia pikir dia siapa, berani sekali mengatakan hal itu padaku.

"Cukup!! Apa kau sedang mengasihani diriku? Maaf. Tapi aku tidak memerlukan hal itu. Pergi! Kukira kau berbeda dengan orang-orang yang pernah kutemui. Kau sama saja! Pergi dari sini!"

Aku mulai tersulut emosi, entah mengapa semua pikiran berkumpul diotak ku. Semuanya.

Papa

Rayeon

Sana

Dan juga,

Diriku sendiri.

Mengapa semua orang memiliki banyak alasan untuk membuatku merasa hancur sendirian?

"Aku memang mengasihani dirimu, yang bahkan tidak mendapat kasih sayang dari dirimu sendiri. Berhenti berpikir kalau kau itu sebuah kesalahan, CEO. Aku mendengar cerita mu dari Ayahku. Kau tau? Dulu, aku sampai menangis didepan Ayahku hanya untuk ingin satu sekolah denganmu"

"Namun Ayahku menolak, dia justru mengirim ku sekolah di Inggris selama 6 tahun. Selama itu juga, aku masih bisa mengetahui keadaan mu. Bagaimana kau selalu sendirian dirumah, tidak ada yang memperdulikan mu. Terlebih Tuan Kim juga menjaga jarak denganmu."

"Aku selalu berdoa pada Tuhan. Agar aku cepat dipertemukan denganmu. Hingga malam itu, Tuan Kim mendadak mendatangi rumahku dan meminta ku untuk menjadi Sekretaris mu. Hiks.. kau tau CEO? Aku tidak pernah merasa sebahagia itu."

Sekretaris Yoo terisak, aku hanya terdiam. Bingung harus berbuat apa. Pikiran ku masih mencoba mencerna semua perkataan nya.

Apa maksudnya? Apa sebelum nya kami pernah saling mengenal?

"Kau tidak mengenalku? Tentu saja. Aku juga tidak mengenalmu. Hanya saja, aku sangat mengenal Mama mu. Dia adalah sahabat terbaik Rose, ibuku. Apa kau juga tidak tau itu? Nyonya Kim lah yang selalu ada untuk ibuku. Mereka banyak menghabiskan masa muda bersama."

"Ibuku bilang, Nyonya Kim adalah seorang gadis yang hebat dan kuat. Dia tidak pernah terlihat sedih ataupun menyerah. Ibuku selalu mendapat banyak cinta dan dukungan dari nya."

Airmataku tiba-tiba luruh. Selama ini tidak pernah ada yang menceritakan sosok Mama ku. Bagaimana dia di masa lalu. Bagaimana dia menjalani kehidupannya sebelum ada aku.

SWEET TALKER 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang