Janji

818 101 2
                                    

Jeongyeon sedikit berlarian di sepanjang koridor kantor. Hari ini lagi-lagi bossnya tidak masuk. Dia harus menggantikan nya bertemu dengan Direktur yang entah untuk keberapa kali ia temui.

"Permisi, Maaf Tuan Direktur atas keterlambatan saya" Jeongyeon masuk kedalam ruangan meeting dengan gugup.

Orang yang duduk didepannya menatap wajah Jeongyeon tanpa ekspresi. Bahkan rahangnya terlihat mengeras.

"Kenapa harus bertemu denganmu lagi? Dimana CEO mu itu?"

"Maaf. CEO Kim sedang ada urusan penting. Dia tidak bisa hadir"

"Urusan penting apa?"

"Maaf. Tapi itu bukan hak saya untuk memberitahukannya, Direktur Park"

Direktur Park mendesis, ia kemudian menatap tajam kearah Jeongyeon.

"Berhenti meminta maaf padaku! Cepat bilang ke CEO mu itu untuk menemuiku!"

"Tapi--"

"Kalau dia tidak datang, aku akan membuat kekacauan di kantor ini!"

Jeongyeon mengusap wajah nya kasar. Orang didepan nya ini sungguh pemaksa.

"Baik, kalau begitu saya akan mencoba menghubungi nya." Ucap Jeongyeon lalu keluar dari ruangan itu.

Jeongyeon masuk kedalam ruangan kerja Dahyun. Memilih duduk di sofa sembari berusaha menghubungi bossnya itu.

"Aish, kenapa tidak diangkat juga?"

Tidak menyerah, Jeongyeon terus menghubungi Dahyun. Hingga akhirnya gadis itu mengangkat panggilan nya.

"Yeobseo?"

"Ada apa lagi? Sudah kubilang aku tidak bisa ke kantor!"

"Astaga CEO Kim! Kumohon datanglah sebentar. Direktur Park ingin bertemu denganmu. Bahkan dia mengancam akan mengacaukan kantor kita jika kau tidak kunjung datang" jawab Jeongyeon dengan nafas tersengal.

Terdengar helaan nafas dari sebrang sana.

"Kali ini siapa yang datang? Apakah Direktur Park Chanyeol?"

"Bukan. Kalau dia pasti bisa mengerti, tapi yang ini berbeda. Dia pemaksa sekali dan mudah emosi. Park Jimin"

"Aigoo, kenapa dua kakak beradik itu terobsesi sekali denganku?"

Jeongyeon berdecih pelan mendengar gurauan Dahyun.

"Jangan bercanda CEO! Cepatlah datang. Aku sudah tidak punya alasan untuk mengusir nya. Cepat!"

Pip.

Jeongyeon mematikan sambungan nya sepihak. Tidak mau mendengar argumen Dahyun lagi.

Dilain sisi.

"Waeyo?"

Dahyun menoleh melihat Eunbi yang sudah menghampiri nya.

"Sekretarisku menyuruhku untuk datang ke kantor. Ada yang ingin bertemu denganku. Penting katanya"

"Yasudah. Kau temui saja dia."

"Tidak bisa. Aku harus ikut membantu mu disini"

"Hei. Lihat, ada banyak orang yang membantu ku disini. Lagian semuanya sudah hampir selesai, kau tenang saja. Pergilah"

"Kau serius?"

"Ne. Dan bawa juga temanmu itu. Dari tadi kerjanya cuma marah-marah dan mengeluh. Dia pikir ini kantor nya. Aish, memang susah mempekerjakan CEO seperti kalian berdua".

SWEET TALKER 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang