Sudah seminggu sejak kepulangan Dahyun dari rumah sakit, dan selama itu juga Lisa dan Sana menginap dirumahnya. Sebenarnya Dahyun merasa senang karena keduanya begitu menjaga dan merawatnya. Tapi-- kesehatan otaknya jadi menurun karena tingkah dua gadis dewasa itu.
"Berhenti bermain-main. Sekarang keluar dan makanlah. Mama sudah meneriaki kalian dari tadi" seru Dahyun.
"Tanggung. Tinggal beberapa langkah lagi aku akan menang. Ayo Lisa kocok dadunya" jawab Sana.
Lisa mengangguk, mengocok dadu dengan sedikit berlebihan. Dia bahkan sampai menggoyangkan badannya kesana kemari mengikuti gerakan tangannya. Tersenyum lebar kemudian berseru senang karena berhasil menyalip Sana.
"Ingat Sana. Yang kalah harus menggendong keliling rumah"
Sana manyun, dia tidak terima jika Lisa mengalahkan nya begitu saja. Dahyun menghela nafas berat, dia kemudian keluar dari kamar. Jengah melihat kedua sahabatnya itu yang semakin sibuk bermain ular tangga.
"Sayang?"
Dahyun tersenyum. Mendekati meja makan. Lalu memeluk Irene dari belakang.
"Wae? Dan dimana teman-teman mu? Kenapa mereka tidak ikut keluar?"
Pelukan terlepas. Dahyun mengambil tempat di meja makan. "Mereka masih sibuk bermain. Nanti juga keluar. Aish, kepalaku pusing"
"Mwo? Ayo cepat makan. Terus minum obatmu agar--"
"Aniya Ma. Bukan karena itu. Hanya saja tingkah mereka berdua semakin hari bertambah mengkhawatirkan saja" keluh Dahyun.
Irene tersenyum simpul. Dia tidak terkejut mendengar penuturan Dahyun. Karena sebelum Dahyun keluar dari rumah sakit, Sana dan Lisa sempat meminta ijin untuk menginap dan menghibur Dahyun.
"Ya sudah. Kau makan dulu."
"Eh? Mama dan lainnya memang nya sudah makan?" Tanya Dahyun
Irene mengangguk. "Ne. Papa dan Nayeon sudah makan sebelum berangkat ke kantor"
"Rayeon?"
"Sejak semalam dia belum pulang. Masih menginap dirumah Appa nya"
Dahyun mengangguk. Pantas saja semalam suasana rumah terasa sepi. Biasanya anak itu berlarian didalam rumah dan mengganggu tamu kebesaran Dahyun di dalam kamarnya.
"Mama mau mandi dulu ya. Jangan lupa minum obatnya. Apa lukamu masih terasa sakit?"
Dahyun menggeleng.
"Syukurlah. Mama tinggal ya"
Setelah kepergian Irene, Dahyun mulai memakan sarapan nya. Hingga bunyi gaduh dan suara teriakan mengganggu atensi nya. Dahyun menoleh, melihat Sana yang susah payah berjalan dengan Lisa berada di punggung nya.
Ya Tuhan--
Dahyun hanya melihat nya dengan wajah datar. Tidak berniat untuk menegur mereka yang tengah berkeliling di dalam rumahnya. Hingga keduanya berhenti di meja makan.
"Astaga. Kau berat sekali Lisa. Kakiku..hah pegal sekali" keluh Sana.
Lisa menyengir. Dia kemudian duduk di sebelah Dahyun dan mulai mengambil makanan ke atas piring nya. Lalu memakannya tanpa beban.

KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET TALKER 2
FanfictionKehidupan terus berlanjut, tidak peduli berakhir dengan siapa dan seperti apa. -Kim Dahyun. #1 Dahyun (04/April/2020) ❤️