Pengganti Sakura

742 97 16
                                    

Hari sudah semakin gelap namun suasana di dalam sebuah restoran bertambah ramai dengan para pengunjung yang datang hendak membunuh rasa lapar. Apalagi, restoran itu tengah memberi diskon besar-besaran entah untuk alasan apa.

"Kau begitu gila. Menyuruhku untuk memberi setengah harga dari biasanya." Keluh Chaeyeon, kepala Chef restoran pengganti Lisa

Yang dipanggil gila, hanya tersenyum lebar. Lalu merangkul pundak wanita cantik itu.

"Hatiku perlu perayaan" gumamnya

Chaeyeon mendengus kesal. Lalu menjauhkan tangan orang itu dari pundak nya. "Iya-iya. Tapi Jaehyun, kenapa kau tega sekali tidak mengajakku ke acara lamaranmu?"

"Salahmu sendiri kenapa tidak bisa dihubungi." Ketus Jaehyun

"Ah iya. Aku sedang ada urusan dengan Sakura" jawab Chaeyeon

Mendengar nama Sakura, entah dorongan darimana, Jaehyun tiba-tiba merasa tertarik.

"Memangnya kenapa dengan gadis Jepang itu?"

"Kau ingin tau?" Goda Chaeyeon lalu menaik turunkan alisnya.

Well-- Chaeyeon adalah teman baik Sakura. Jaehyun mengenal nya semenjak dia menjadi kekasihnya. Itu sebabnya Jaehyun meminta Chaeyeon untuk bekerja dengan nya. Selain pandai memasak, gadis putih dengan mata sipit itu juga lulusan akuntansi.

Jadi dia punya pengalaman untuk mengurus restorannya jika suatu saat nanti Jaehyun membutuhkan nya. 

Menjadi pengganti Lisa sejak tiga bulan lalu, tidak lantas membuat Chaeyeon merasa canggung. Dia bekerja dengan energik, seperti sudah berada di restoran milik Jaehyun bertahun-tahun. Sikapnya pun ramah dan yang paling penting, bisa diandalkan.

"Tidak terlalu." Singkat Jaehyun

Chaeyeon melepas apron yang melekat ditubuhnya lalu berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangan. Mengabaikan Jaehyun yang terus menatap nya dengan bersedekap dada.

Dipikiran Jaehyun, Chaeyeon dan Lisa itu sama. Mereka berdua lebih suka memasak sendiri daripada menyuruh chef bawahannya. Maksudnya-- lebih sering berada di dapur daripada didalam ruangan nya yang jauh dari bau asap dan keringat.

"Seharusnya bukan itu jawaban yang kudengar darimu" ujar Chaeyeon masih dengan kegiatan mencuci tangan nya.

"Mwo? Memang nya jawaban seperti apa yang kau harapkan?"

Chaeyeon berdecak. Mengelap tangan nya dengan handuk putih. Kemudian menatap Jaehyun sambil berkacak pinggang. "Kau tau benar maksudku, Jaehyun-ssi. Seharusnya kau tidak perlu menanggapi ucapanku yang membahas tentang Sakura. Seharusnya kau juga tidak perlu bertanya tentang nya. Seharusnya-- kau mengabaikan nya"

Jaehyun mengernyit heran. Tidak paham dengan apa yang dikatakan rekan kerja nya itu.

"Itu bukan sikap yang baik dari seseorang yang telah lama mendapat pengganti dirinya. Kau-- apa masih ada perasaan pada temanku?"

Mendengar hal itu, Jaehyun sontak melebarkan matanya. "Kau ini bilang apa?! Tentu saja tidak. Hatiku sudah sepenuhnya milik Dahyun. Tidak ada secuilpun bagian yang tersisa untuk orang lain"

Chaeyeon mengangguk. "Entah hanya perasaanku atau apa. Kau terlihat sedikit tertarik saat aku menyebut nama Sakura"

"Itu hanya perasaanmu saja." Tepis Jaehyun

"Kau ingat? Dulu saat kau dan dia bertengkar, kau selalu datang kerumahku hanya untuk meminta saran dan menanyakan kabarnya. Padahal kalian berada di sekolah yang sama."

Jaehyun hanya diam mendengar ucapan Chaeyeon. Sebisa mungkin mempertahankan diri agar tidak tertarik kedalam masa lalu lagi.

"Kau juga pernah menangis--"

SWEET TALKER 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang