Tuan Kim (Long Chapter)

752 97 1
                                    

Di dalam kamar, Sana terlihat cemas saat mendengar kabar tentang Mommy nya yang sedang sakit parah. Pikiran menjadi kalut, setelah Jeon mengatakan kalau Ny. Minatozaki tetap tidak mau dibawa ke rumah sakit sebelum Sana menemui nya.

"Kau belum bersiap?". Sana menoleh dan langsung menghempaskan tubuhnya kedalam pelukan gadis yang baru masuk kedalam kamarnya.

"Waeyo?" Ucapnya kaget.

"Hiks.. Mommy ku sakit"

"Jinjja? Dimana? Kalau begitu ayo temui dia. Aku akan menemanimu"

"Tapi Mommy sedang ada di Korea, Tzuyu-ssi" jawab Sana.

"Memang nya kenapa? Ayo cepat bersiap. Masih ada penerbangan ke Seoul siang ini"

"Tapi, aku kan sudah mengajakmu main ke Jepang. Apa kau tidak marah?"

"Oh astaga!". Tzuyu melepaskan pelukan, berganti menatap tajam Sana yang masih sedikit terisak.

"Kau masih memikirkan hal itu Sana-ssi? Aish. Rasanya aku ingin memukul kepalamu! Ayo cepat! Keadaan Tante Momo lebih penting sekarang!"
Seru Tzuyu dengan menggebu-gebu.

Sana pun mengangguk, segera meraih koper yang memang sudah di siapkan oleh Mina semalam.

"Dimana mereka?" Tanya Sana

"Kami disini" sahut Mina yang juga sudah siap dengan barang-barang mereka.

"Eoh? Mina-Chan. Maaf tapi aku tidak bisa ke Jepang hari ini. Mommy sakit jadi aku--"

"Astaga! Auntie sakit? Kenapa aku tidak tau? Yasudah aku ikut. Aku juga cemas dengan keadaan nya" seru Mina.

"Kau mau ikut juga?" Tanya Tzuyu kepada Jihyo.

"Tentu saja. Memang nya kau mau meninggalkanku di negara asing ini sendirian? Kejam sekali" gerutu Jihyo.

"Terimakasih semuanya. Baiklah, sekarang kita langsung pergi ke bandara" ajak Sana. 

"Eh? Kau tidak mengajak Dahyun juga? Dia pasti--"

"Dia tidak akan peduli. Ayo cepat!"

Mina hendak bertanya lagi, namun Jihyo sudah terlebih dulu menarik lengannya. Memberi kode kalau Mina harus menurut saja. Mina yang tidak tau kalau Sana dan Dahyun sedang bertengkar menatap punggung Sana heran.

Setelah 15menit perjalanan dari apartement tempat mereka menginap, kini ke empat gadis itu sudah berada di bandara.

Sana terlihat menatap pintu masuk bandara dengan wajah sendu. Seperti sedang menunggu seseorang datang.

"Hei, kau kenapa?" Tegur Tzuyu.

"Aniyaa. Aku hanya cemas dengan keadaan Mommy ku" jawab Sana pelan.

Sebenarnya bukan itu yang dia pikirkan saat ini. Memang benar kalau Sana sangat mencemaskan keadaan Mommy nya, namun rasa bersalah bercampur kesal untuk Dahyun juga tak kalah mengganggu pikiran nya.

Padahal seharusnya Dahyun ada disini, setidaknya mengantarnya sebelum Sana meninggalkan kota ini. Sama seperti saat dia menjemput nya beberapa hari yang lalu.

Sana menatap ponsel nya, ada banyak sekali pesan masuk dari Dahyun. Namun entah mengapa dia enggan untuk membuka nya. Dia masih marah, tentu saja. Bahkan Dahyun tidak berniat menemui nya untuk sekedar meyakinkan dirinya menerima alasan yang diberikan Dahyun.

Jika memang suka, kenapa tidak bilang saja. Toh, bukankah Sana akan mendukung semua keputusan Dahyun? Apalagi jika itu untuk kebahagiaan nya. Tapi kenapa harus disembunyikan seperti itu?

SWEET TALKER 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang