Dahyun POV
Aku menghembus napas panjang, sebelum akhirnya masuk kedalam ruangan meeting. Sekretaris Yoo terus saja menatap ku khawatir, bahkan dia mengabaikan gadis yang menjadi penerjemahnya.
Dua orang pria yang kutau berperan menjadi saksi sudah duduk rapi di meja panjang yang ada disana.
"Senang bertemu denganmu, CEO Kim" sapa Direktur Choi
"Ne. Direktur Choi" jawabku seraya menjabat tangannya.
"Good luck, Nyonya Kim"
Aku tersenyum, ikut membungkuk saat Direktur Lim membungkuk kearahku.
Mereka kembali duduk ditempat masing-masing. Aku duduk di depan mereka, menatap cemas bangku kosong yang ada di sebelahku. Lebih tepatnya bangku yang berada di tengah-tengah meja panjang itu.
Entahlah, bagaimana sikap Sana yang akan ditunjukkan padaku nanti.
Aku menoleh kearah Sekretaris Yoo yang berdiri tidak jauh dari meja. Sedikit berbincang dengan gadis disebelah nya, namun matanya sesekali menatap kearahku.
Cklek
Suara pintu terbuka mengambil atensi kami yang ada di ruangan. Direktur Choi dan Lim langsung berdiri dari tempat nya dan memberi hormat pada gadis yang muncul dari balik pintu.
"Selamat datang, CEO Minatozaki" sapa mereka dengan bahasa Jepang.
Aku ikut berdiri, sedikit ragu untuk menatap manik coklat miliknya. Kemudian mataku berpindah, melihat gadis yang berjalan di belakang Sana. Wajahnya nampak terkejut saat melihatku.
Mina.
Tentu saja aku mengenalnya. Tapi dia seperti tidak mengenalku.
Seperti nya Sana memang masih marah padaku.
"Aku seperti pernah melihat mu"
Suara Sana mengejutkanku, aku pun langsung menatap wajahnya lekat.
"Kau tentu pernah melihat nya, CEO. Dia seorang pemimpin yang hebat dan cerdas. Sama sepertimu" jawab Direktur Lim
Sana sedikit berpikir, alisnya menyatu. Aku tidak begitu paham dengan sikapnya yang-- sedikit aneh?
Yang benar saja. Kenapa dia harus pura-pura tidak mengenalku didepan mereka? Astaga. Hatiku begitu sakit menerima semua ini.
Mina mendekat kearah Sana, membisikkan sesuatu. Sana terlihat mengangguk, lalu menyuruh Mina untuk berdiri di samping Sekretaris Yoo.
"Ayo silahkan. Kita bisa memulainya sekarang" ucap Sana
Direktur Lim dan Choi mengangguk, lalu kembali duduk. Aku hanya menatapnya, masih merasa tidak percaya dengan tingkah Sana.
"CEO, duduklah" suara Sekretaris Yoo menegurku.
Aku berusaha menenangkan pikiranku, jangan sampai situasi ini membuatku melupakan apa yang sudah ku pelajari untuk memenangkan tender ini.
Beberapa menit kemudian, Sana mulai menyampaikan segala gagasan dan ide nya untuk meyakinkan bahwa perusahaan nya mampu mengelola proyek besar ini dengan lebih baik. Aku memperhatikan nya, bagaimana sorot mata itu benar-benar terlihat sangat berbeda saat menatapku.
Jika pun aku marah padanya, aku tidak akan pernah melakukan hal sejauh itu. Pikiran ku masih tidak bisa fokus, situasi ini benar-benar menggangguku.
Jantungku tiba-tiba berdegup kencang saat mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Apa Sana sedang melakukan hal yang pernah kukatakan padanya?
~~
Bukankah hidup penuh dengan persaingan? Yang tidak bisa bertahan akan mati perlahan. Dan yang menang menikmati hidup nya dengan kesepian dan rasa bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET TALKER 2
FanfictionKehidupan terus berlanjut, tidak peduli berakhir dengan siapa dan seperti apa. -Kim Dahyun. #1 Dahyun (04/April/2020) ❤️