Dahyun tak henti-hentinya tersenyum karena Raeyon yang terus mengecup bibirnya berulang kali. Dia bahkan memeluk erat lehernya dari samping kanan. Tidak membiarkan orang lain menyentuh Mommy nya itu.
"Hentikan Rayeon, jangan mengganggu Grandpa yang sedang berbicara dengan Mommy. Kajja, kita duduk di sofa" tegur Nayeon.
"Raon tidak mau." Tolak Rayeon.
"Ayo menyingkir dari sini. Grandpa mau ngobrol dan memeluk anak sendiri." Ujar Suho
"Shirreo!"
"Kau jahat" ucap Suho. Dia bahkan sudah memasang wajah sedih. Berharap mendapat empati dari cucu nya itu.
Rayeon tidak tega melihat nya, dia kemudian menatap wajah Dahyun dan Suho bergantian.
"Arraseo. Grandpa boleh berbicara dengan Mommy. Tapi dengan satu syarat!" Seru Rayeon.
"Aigoo. Apa syaratnya?" Tanya Irene.
"Grandpa dan Grandma harus mengajak Rayeon ke Disneyland saat libur sekolah nanti"
"Siapp boss" jawab Suho dengan cepat.
Nayeon mengangkat tubuh Rayeon, membawa nya duduk di sofa dan membiarkan anaknya itu bermain ponsel nya.
Suho menatap wajah Dahyun dengan sendu. Tidak menyangka jika anaknya ini akan mengalami kejadian yang begitu menyakitkan.
"Apa masih sakit?" Tanya Suho.
"Sedikit. Memang nya siapa yang akan terus baik-baik saja setelah mendapat luka tembak? Punggungku masih terasa sakit" keluh Dahyun.
"Tapi tenang saja, aku bisa mengatasi semua ini dengan mudah" sambungnya.
Suho terkekeh pelan. Sikap Dahyun yang seperti ini mengingatkan nya pada seseorang di masa lalu. Siapa lagi kalau bukan mantan istri nya.
"Aku tau kau kuat. Bertahanlah."
Dahyun mengangguk, kemudian berganti menatap lekat wajah Mama tiri nya yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.
"Ma?"
"Eh? Ne. Kau butuh sesuatu?" Jawab Irene dengan ragu. Pasalnya dia sedikit terkejut mendengar Dahyun yang memanggil nya dengan sebutan Mama.
"Apa aku boleh memelukmu?"
Irene termangu lantas menatap Suho yang dibalas anggukan oleh suaminya itu. Kemudian memeluk tubuh Dahyun dengan erat. Dan juga hati-hati, agar tidak menyentuh luka anaknya.
"Maafkan aku, Ma. Selama ini aku tidak menerima mu dengan baik. Aku--"
"Ssstt. Gwenchana aku bisa mengerti. Lupakan, anggap saja semuanya tidak pernah terjadi. Kau anakku" jawab Irene dengan tulus
Dahyun mengangguk di sela-sela pelukan. Melirik sebentar kearah Suho yang tengah tersenyum memperhatikan.
Entahlah-- dia harus bersyukur atau mengeluh sekarang. Semua rasa sakit dan perih yang dia rasakan membuat diri nya bisa melihat banyaknya cinta yang dia dapatkan dari keluarga nya.
Papa, Mama, Nayeon dan juga Rayeon.
"Kau tau? Padahal Papa baru saja keluar dari rumah sakit ini kemarin. Dan sekarang sudah kembali lagi kesini untuk menjengukmu. Papa yakin para perawat disini mengira kalau Papa sudah betah berada disini" ujar Suho.
Dahyun tertawa pelan. Kini mereka hanya berdua saja. Karena Nayeon harus pergi ke kantor dan Rayeon sudah dijemput oleh Kyung-soo. Sedangkan Irena sedang keluar mengurus sesuatu.
"Eh astaga. Papa lupa, sejak tadi pagi ada tiga namja lain dan Jimin yang menunggumu. Apa mereka teman-teman mu? Kau ingin menemui mereka?"
"Apa ada Jihoon?" Tanya Dahyun
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET TALKER 2
FanfictionKehidupan terus berlanjut, tidak peduli berakhir dengan siapa dan seperti apa. -Kim Dahyun. #1 Dahyun (04/April/2020) ❤️