Suara seseorang mengobrol membuat Dahyun terbangun dari tidurnya. Mata menelisik ke arah sumber suara. Kaki perlahan turun dari ranjang, menghampiri gadis yang tengah duduk diluar balkon, memasang wajah kesal.
"Sana-yaa? Ada apa?" Tanya Dahyun
"Ada kebakaran di salah satu gudangku. Aish, aku sungguh kesal. Memangnya apa yang mereka lakukan? Menjaga gudang saja tidak bisa" kesal Sana.
"Tenanglah. Jangan marah-marah begitu. Kau sudah menyuruh mereka menyelidiki nya?"
"Sudah. Aku harus terjun sendiri kesana. Mereka tidak akan bergerak cepat jika aku tidak memarahi nya. Dasar menyebalkan" sungut nya.
Dahyun tersenyum miris. Sahabat nya ini memang terkenal galak dan pemarah bagi para karyawan nya. Tapi Dahyun heran, pasalnya selama berteman dengannya Sana terlihat tidak ada galak-galak nya. Bahkan lebih sering menunjukkan sifat manja dan menggemaskan.
"Yasudah. Apa mau kusiapkan sarapan?" Tawar Dahyun.
"Tidak perlu, Dahyunie. Aku akan berangkat cepat. Mina juga sudah pergi sejam yang lalu"
Dahyun mengangguk. Baru menyadari kalau Sana sudah rapi dengan pakaian kantor nya.
"Aku akan pulang kerumah. Tapi sebelum itu, aku mau menemui Eunbi dulu. Dia pasti senang melihat ku. Mm boleh aku meminjam salah satu mobilmu?" Tanya Dahyun
Sana menoleh. "Tentu. Pakai mobil mana saja yang kau inginkan. Semua kunci mobil nya ada di laci meja kamar"
"Apa dia masih menempati rumah lamanya?"
"Eh? Entahlah. Aku juga tidak tau. Coba kau tanya Jihoon atau Taeyong. Mungkin Eunbi sudah pindah"
Dahyun nampak berpikir, tidak mungkin dia menanyakan pada dua sahabat nya itu. Mereka kan tidak bisa menjaga rahasia jika menyangkut tentang kabar bahagia. Apa lagi Jihoon.
"Ah. Aku harus pergi sekarang. Kau jaga diri baik-baik. Maaf tidak bisa mengantarmu." Ujar Sana kemudian bangkit berdiri.
Dahyun tersenyum. Mengikuti Sana yang masuk kedalam kamar nya.
"Tidak masalah. Ingat, kau harus mengendalikan emosi mu. Tidak baik terlalu sering memarahi para pekerjamu" tutur Dahyun.
Sana membalikkan badannya saat mereka berdua sudah berada di pintu kamar.
"Aku mendengar mu. Sudah ya, aku harus pergi. Nanti malam aku ingin makan berdua denganmu. Tidak ada penolakan. Annyeong"
Sana mencium kedua pipi Dahyun kemudian melenggang pergi.
Dahyun memikirkan kembali kejadian malam tadi. Sungguh, sebenarnya Dahyun tidak ada niatan sama sekali untuk memulai pertengkaran dengan Jaehyun. Tapi bagaimana lah. Ini sudah ketentuan. Selalu ada konflik dalam sebuah hubungan. Bukankah itu hal yang wajar?
"Paman!" Teriak Dahyun pada salah satu pekerja yang ada dirumah Sana.
"Ne, Nyonya butuh sesuatu?"
"Tolong keluarkan mobil. Ini kuncinya. Entahlah aku tidak tau mobil yang mana" ujar Dahyun menyerahkan kunci mobil yang tadi dia ambil dari laci meja.
Paman itu menerima kunci, bergegas masuk kedalam garasi tanpa bertanya lagi.
Dahyun menunggu di depan rumah. Untung nya dia sudah tau alamat rumah Eunbi yang baru setelah bertanya pada adik Jackson. Siapa lagi kalau bukan Chaeyoung.
Gadis imut itu begitu antusias saat Dahyun menelpon nya.
Tidak menunggu lama, mobil mewah berwarna putih terparkir di depan nya. Paman yang tadi disuruh Dahyun terlihat keluar dari mobil. Berjalan menghampiri Dahyun.

KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET TALKER 2
FanfictionKehidupan terus berlanjut, tidak peduli berakhir dengan siapa dan seperti apa. -Kim Dahyun. #1 Dahyun (04/April/2020) ❤️