Part28 Papa!

311 10 0
                                    

Happy Reading❤
Maaf kalau banyak Tpoyo!
Nanti kalau udah End aku Revisi kok!
Aku Up 2 hari sekali!

🍬🍬🍬

Boy melangkahkan kakinya membuka kenop pintu rumahnya,namun belum sempat ia membuka pintu,tetapi sudah ada seseorang yang membukanya terlebih dahulu.

Boy menatap aneh Bi sum"kenapa?"

Bi Sum mengaruk tengkuruknya yang tidak gatal"eh den Boy,eh iya den di dalam ada orang yang mau ketemu sama den"ucapnya.Boy mengangkat satu alisnya,sebari berjalan memasuki rumahnya.

"Boy"ucap seseorang.Suara yang sangat Boy kenali.

Suara orang yang sangat Boy benci.Suara seseorang yang juga Boy rindukan.Papah.

"Hmm"gumam Boy tanda jawaban atas panggilan Wirawan.

"Papah minta maaf"lirih Wirawan tulus.

Boy memandang Wirawan datar.Papanya itu terlihat lebih kurus,dengan kerutan yang sudah nampak di wajahnya.Kantung mata yang juga terlihat pekat di matanya.Tatapan nya sendu.

Boy sedikit kasihan dengan papahnya itu,tapi mau bagaimana lagi,ia benci papahnya.Saat mamahnya meninggal ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang papahnya lagi karena papahnya sibuk dengan pekerjaan yang menurutnya hanya sampah.

"Papah sadar,papah banyak salah sama kamu.Tapi,Boy papah mohon beri papah kesempatan untuk memperbaiki semuanya"Wirawan mendekati putra satu-satunya itu yang terlihat diam ditempatnya.

Wajah Boy memang sangat mirip dengannya bahkan sikapnya pun Sama-sama keras kepala dan egois.

"Ada ada gerangan apa ANDA kesini?!"tanya Boy,ia tau papahnya datang kemari pasti ada suatu tujuan tertentu.

Boy cukup yakin,Papahnya sangat keras kepala bahkan untuk meminta maaf?Ck itu bahkan bisa dikatakan mustahil.Dan ia yakin,papahnya akan membahas soal pernikahan dengan sekertarisnya itu.

"Papah mau minta restu"

Boy tesenyum sinis,benar bukan tebakannya?Ia pergi meningalkan papahnya menuju dapur.

Boy menuangkan minuman dingin di dalam gelas lalu meneguknya hingga tandas.Dan Wirawan pun memperhatikan putranya itu dengan sendu.

"maafin papah Boy"lirih Wirawan dan tanpa sadar ia mengeluarkan air mata.

Ia benar-benar sungguh ingin minta maaf dan memang sekalian meminta restu.Tapi,sepeertinya putranya ini tidak ingin memaafkannya sampai kapanpun.

Boy tersenyum sinis menatap papahnya"Restu?kenapa anda meminta restu kepada saya?toh kalau saya menjawab pertanyaan anda,apakah berarti buat anda?!"

Wirawan menatap sendu anaknya,putranya tumbuh menjadi sosok yang tidak tersentuh.Apakah begitu besar kesalahannya hingga putranya tidak dapat memangilnya dengan sebutan Papah.

Air matanya jatuh,mengapa begitu sakit ketika ia menyadari bahwa putranya sangat membenci dirinya.

"Kamu anak papah,jadi papah mau minta restu kamu"

Boy terkekeh"Anak?bukannya anda sudah tidak menganggap saya sebagai anak anda!perlu anda ingat,kalau anda telah mengusir saya!apakah ada papah yang tega mengusir anaknya sendiri?!"

Boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang