Part47 Keputusan

263 9 0
                                    

Happy Reading

....♡....

Prilly sedang membaca Novel yang di berikan Galang agar ia tidak merasa bosan.

Keadaannya sudah mulai membaik.Tapi ia harus tetap di rawat,karena cedera pada kepalanya,belum benar-benar pulih.

Sebenarnya Prilly ingin sekali pulang.Toh,keadaannya sudah mulai membaik,walau terkadang kepalanya tiba-tiba terasa sakit.Tapi,ayahnya bersikeras agar Prilly di rawat sampai keadaannya benar-benar.Tentu saja,keputusan ayahnya tidak bisa diganggu gugat.

Sekarang ia hanya sendirian.Bunda pamit pulang dulu.Ayahnya pergi ke kantor.Karena saat Prilly koma ayah meninggalkan banyak pekerjaan,untuk menjaga dirinya.Dan sekarang ayahnya harus mengerjakan semua pekerjaan yang tinggalkannya.

Kedua abangnya pergi ke sekolah.Tapi,sebelumnya kedua abangnya berniat bolos sekolah agar bisa menemani dirinya.Tapi,tentu saja Prilly menolaknya.Ia tidak ingin kedua abangnya membolos karena harus menjaganya.Toh,keadaanya mulai membaik.

Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu.Yang sekarang menampilkan sosok pria ,dengan penampillan yang terlihat berantakan.Namun,masih terlihat tampan.

Prilly menoleh ke sumber suara.Ia mengerutkan dahinya,melihat Boy yang tengah berjalan mendekatinya.Pasti Boy bolos.Pikirnya.

Boy duduk di kursi  yang sudah tersedia."Haii"Sapa Boy.

Prilly menatap tajam Boy."Ck kenapa bolos?"tanyanya ketus.Bukannya menjawab sapaan Boy.Malahan mengomelinya.

"Gue kangen lo."jawab Boy santai.

Prilly berdecak."ya gak perlu bolos juga kali."cibirnya.

Boy menghembuskan nafasnya pelan."Maaf."ucapanya."gimana keadaan lo?"

"Udah lebih baik ko."

"Syukur deh."

"Kak jalan-jalan yu?dari tadi Ily bosen di sini mulu."Prilly memasang puppy eyesnya.

"Engga.Lo masih sakit."bantah Boy.

Prilly mencerucutkan."Ishh Ily pengen ke taman yang ada di sini.Toh Ily baik-baik aja."mohon Prilly.

Boy menghembuskan nafasnya pelan."Oke,tapi pake kursi roda."

"Yaudah deh iya."pasrah Prilly.

....♡....

Dan disilah mereka di taman yang ada di rumah sakit.Tamannya terlihat indah.

Boy duduk di hadapan kursi roda Prilly.Boy memandang Prilly yang tengah memejamkan kedua matanya menikmati udara di sekitar taman.

"Akhirnya bisa keluar."girang Prilly.

Boy mendengus mendengar ucapan Prilly."Ck seneng."

Prilly tersenyum."Yaiyalah,Ily tuh bosen di kamar mulu."

Ini saat yang tepat untuk Prilly membicara permintaan papahnya Boy.Walaupun Prilly sedikit ragu.Tapi,bagaimanapun ia sudah janji kepada papah Boy agar membujuk Boy agar mau menerima beasiswanya.

Boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang