Part 55 Wedding

547 17 1
                                    

Happy Reading

....♡....

Setelah melihat Bintang mereka memutuskan untuk pulang.

Boy mengantarkan Prilly tepat di depan rumahnya.Prilly langsung turun."Ayo masuk."

Boy mengangguk."kayanya sepi?"

"Iya soalnya bang Galang udah balik kerja lagi,terus bang Gilang,kayanya belum pulang dari kantor."

Mereka berjalan memasuki rumah.Tiba-tiba langkah Prilly berhenti.

Boy mengerutkan kaningnya."kenapa?"

Tangan Prilly mulai mendingin."Ada ayah."Prilly menunjuk ke arah ruang tengah yang terdapat ayah dan bunda yang menonton televisi.

Boy menoleh."Ayo kesana."ajak Boy.

Prilly memandang Boy."emangnya kakak enggap gugup?"

Boy menghela nafas panjang.Tentu saja dia gugup.Tapi,dia berusaha agar terlihat santai.Niatnya juga baik,dan dia harap responyapun baik.

"Ayok."ajak Boy.

Dalam genggaman tangan Boy,telapak tangan Prilly mendingin."Ayah."panggilnya.

Ayah menoleh,wajahnya seperti biasa terlihat santai.Ayah menatap Boy dengan tatapan tajam,hanya sekilas,dia langsung kembali pokus pada ponselnya.

Bunda berdehem pelan untuk mengurangi rasa canggung."Ehem Sini duduk."suruhnya.

Mereka berdua mengangguk.Prilly duduk di samping Boy,berserbangan dengan kedua orang tuanya.

Prilly melirik pada Boy yang sepertinya tidak takut sama sekali.Oh ya sejak dulu Boy memang begitu.Wajahnya tetap datar.

Prilly menatap ayahnya."Kata bunda ayah pulang besok?"tanyanya.

Ayah menoleh."Kamu gak suka ayah pulang."

Prilly mengelengkan kepalanya.Lalu bangkit dari duduknya lalu beralih duduk di sisi ayah,ia memeluk lengan ayah,dengan senyum yang mengembang."Ishh engga gitu.Ily kangen banget sama ayahh,kangen deh pokonya."

Wajah manja yang manis dari Prilly membuat senyum tipis ayah muncul."sudah berapa lama ayah tidak melihat wajah itu."gumam ayah.

Boy menoleh dia mendengar jelas gumaman itu.Apa selama ini Prilly benar-benar banyak berubah.Sampai Om Satria mengucapkan itu.

"Om Satria,"panggil Boy.

"Hem"

"Saya ingin melamar Prilly."kata Boy.

Ponsel yang di pegang ayah jatuh dari gengamannya.Untung saja tidak sampai retak.Wajah ayah berubah menjadi lbih serius.

Prilly mendengus.Dasar Boy,kenapa tidak basa-basi dulu.Ia memandang wajah kanget bunda dan ayah.

"Maaf kalau saja membuat om tidak nyaman,tapi saya hanya ingin mengatakan niat saya,kalau saya serius dengan Prilly."

Ayah masih diam,tidak menjawab apapun.Mata itu terlihat sangat mengitimigasi."Saya perlu bicara empat mata dengan kamu!Ikut saya!"kata ayah lalu bangkit dari duduknya.

Boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang