🍑3🍑 Contravention

3K 166 5
                                    

Percayalah aku seperti ini karena aku ingin kamu

Happy reading 🍑

Bel masuk berbunyi, tapi Freya enggan untuk kembali ke kelas. Ia hanya duduk di kantin sambil bermain ponsel dan memakan kentang goreng. Freya mengurungkan niatnya untuk diet hari ini karena ia masih lapar. Mungkin besok Freya akan melakukan diet abal-abalnya.

Arun sudah kembali ke kelas karena kelas XII IPA 1 sedang ulangan. Arun itu pintar sehingga bisa masuk kelas unggulan, sedangkan Freya mempunyai otak pas-pasan yang membuat Freya dan Arun pisah kelas. Arun kelas XII IPA 1, sedangkan Freya kelas XII IPA 5.

"Lo lagi lo lagi," kata seseorang dengan sedikit berteriak tepat di depan Freya. Kantin sedang tidak ada orang selain Freya dan tentunya pedagang kantin.

"Apa sih, Glan? Gak usah teriak-teriak, gue denger kali," ucap Freya tak santai. Freya kesal sekali karena Glan tidak pernah berbicara lembut padanya, selalu saja teriak ataupun nyolot.

"Gue lagi patroli. Lo kok di luar? Bandel banget sih jadi cewek. Masuk kelas sana," omel Glan dengan ekspresi galaknya. Bukannya menurut, Freya malah menyodorkan kentang goreng yang masih tersisa beberapa.

"Mau?" tanya Freya sambil tersenyum polos.

"Lo selalu bikin masalah," ucap Glan datar.

Freya menurunkan tangannya dengan kasar. Senyum polos yang tadinya melekat di wajahnya menjadi hilang mendengar ucapan Glan.

"Selalu bikin masalah? Masalah apa sih yang gue buat, Glan? Lo sensi banget sih sama gue," protes Freya.

"Mau gue sebutin satu-satu? Pertama, lo di luar kelas saat jam pelajaran. Rambut lo disemir, kuku panjang, pakai kutek, gak pakai dasi, ikat pinggang juga gak ada, sepatu warna putih. Lo mau sekolah atau mau jalan-jalan sih?" cecar Glan.

"Lah kenapa baru negur sekarang? Tadi lo gak protes tuh."

Glan berdecak kesal."Gue dimarahin pembina OSIS gara-gara lo."

"Lah kok gara-gara gue?"

"Pokoknya gara-gara lo. Gue gak mau tahu sekarang lo ikut gue ke ruang OSIS," kata Glan. Ia langsung menarik tangan Freya agar mengikutinya.

"Cie ... pegang-pegang tangan gue," ucap Freya sambil tersenyum menggoda Glan.

"Gak usah GR lo, Frey. Gue mau buat lo dapet hukuman berat dari pembina OSIS," kata Glan. Freya langsung menghentikan langkahnya sehingga Glan ikut berhenti.

"Jangan dong, Glan. Please jangan laporin gue ke pembina OSIS. Gue gini ada alasannya," kata Freya sambil menggoyang-goyangkan tangan Glan agar Glan luluh.

"Rambut gue disemir pas liburan dan gue belum sempat semiran lagi," kata Freya sambil menunjuk rambutnya yang ujungnya disemir pirang. Rambut bergelombang Freya yang hanya sebatas pinggang itu sangat cocok disemir pirang, tetapi peraturan sekolah tidak memperbolehkan murid menyemir rambutnya.

"Kuku panjang sama dikutek karena pemotong kuku sama aseton gue hilang," ucap Freya sambil menunjukkan kedua tangannya yang kukunya panjang dan dikutek.

"Gue gak pakai dasi sama ikat pinggang karena gerah. Dasi sama ikat pinggang gue ada di kelas kok."

"Terus sepatu lo? Gak mungkin kan sepatu lo rusak atau lo gak punya sepatu?"

"Ya kalau ini karena gue gak cocok pakai sepatu hitam, gak fashionable," ucap Freya sambil mengerucutkan bibirnya. Freya bukanlah badgirl seperti yang ada di novel-novel. Freya hanya kebetulan melanggar banyak. Biasanya paling hanya satu dua pelanggaran yang ia buat, itupun ada unsur sengaja tidak sengaja.

"Gue gak peduli ya sama penjelasan lo. Lo sering banget ngelanggar, Frey. Pokoknya sekarang gue mau bawa lo ke pembina OSIS," ucap Glan lalu menyeret Freya yang terus memberontak walaupun tahu itu akan sia-sia karena tenaga Glan jauh lebih kuat.

"Glan, gue mohon. Jangan ngaduin gue ke pembina OSIS, pembina OSIS-nya kan galak kayak lo," jerit Freya sambil menendang-nendang kaki Glan agar tidak menyeretnya, tetapi Glan tidak merasa kesakitan sedikit pun.

Freya tidak ingin dihukum lagi seperti saat ia kelas sepuluh ataupun kelas sebelas. Sekarang Freya sudah kelas dua belas dan Freya tidak ingin lagi di hukum.

"Gue janji besok gue gak ngelanggar lagi, Glan. Jangan laporin gue!"

Glan sama sekali tidak menghiraukannya lagi dan terus menyeret Freya.  Sampailah mereka di depan ruang OSIS, Glan menatap pintu ruang OSIS itu dengan tatapan tajam, sedangkan Freya menatap Glan memelas.

Freya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Glan, tetapi sia-sia karena genggaman Glan sangat kuat. Bahkan Freya yakin pergelangan tangannya kini memerah karena genggaman yang kuat itu.

"Glan-"

Belum sempat Freya menyelesaikan kalimatnya, pintu ruang OSIS sudah terbuka. Di sana kebetulan ada Pak Sugriwa yang merupakan pembina OSIS yang paling galak dan banyak omong. Nyali Freya menciut saat Pak Sugriwa menatapnya tajam.

"Ini siswi yang melanggar, Pak," ucap Glan dengan bangga seolah ia menangkap ikan yang sangat besar.

"Sini kamu!" titah Pak Sugriwa.

Freya tak kunjung menuju ke tempat duduk Pak Sugriwa. Kemudian Glan dengan sengaja mendorong Freya pelan agar Freya menghampiri Pak Sugriwa. Glan sepertinya tidak sabar melihat Freya dimarahi habis-habisan oleh Pak Sugriwa.

"Kamu sudah sering sekali melanggar peraturan, tapi tetap saja tidak ada kapok-kapoknya. Peraturan sekolah itu harus kamu taati, bukannya dilanggar. Kamu itu sudah kelas dua belas, harusnya kamu bisa memberi contoh untuk adik kelas kamu, bukannya malah semena-mena dan acuh tak acuh dengan aturan sekolah. Kalau kamu tidak ingin menaati peraturan sekolah, buat sekolah sendiri, nanti kamu bebas mau ngapain gak bakalan ada yang melarang," omel Pak Sugriwa.

Selama hampir setengah jam Pak Sugriwa mengomeli Freya dan Freya hanya bisa menunduk dan manggut-manggut saja. Sedangkan Glan berdiri sambil menahan senyum melihat Freya terkena omelan lagi dari Pak Sugriwa.

"Kamu mau ngulangin kesalahan kamu?" tanya Pak Sugriwa.

"Enggak pak," ucap Freya pelan.

"Apa? Gak denger!" teriak Pak Sugriwa.

"Enggak pak!" teriak Freya juga.

"Bagus! Sekarang kamu harus menjalani hukuman kamu. Kamu lari keliling lapangan lima kali saja hitung-hitung mengurangi kalori. Setelah itu kamu bersihkan seluruh toilet yang ada di lantai satu dan dua. Itu saja hukuman dari saya dan kamu akan ditemani oleh Glan. Kalau sampai kamu coba-coba kabur dari hukuman kamu, saya akan tambah hukumannya," ucap Pak Sugriwa mengakhiri ceramah dadakannya.

Freya mendengus kesal karena hukuman yang diberikan sangat berat.

"Mengerti gak?" tanya Pak Sugriwa.

"Iya, Pak. Mengerti!"

"Glan, kamu awasi dia ya. Jangan sampai dia kabur," ucap Pak Sugriwa pada Glan.

"Iya, Pak. Saya bakalan ngawasin dia," ucap Glan sambil tersenyum kemenangan ke arah Freya.

BEBERAPA KEJADIAN DI CERITA INI AKU AMBIL DARI KEJADIAN YANG AKU ALAMI

Seperti omelan Pak Sugriwa itu aku ambil dari kata-kata yang sering banget guru aku ucapin ke anak-anak melanggar 🤩

FUCKTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang