Apapun akan aku lakukan untuk membuat semua orang tahu bahwa kamu milikku, walau kita tidak lagi ada status.
Happy reading 🍑
Freya merasa kesal sekali hari ini karena ia tidak diberi izin masuk kelas oleh Bu Yati karena terlambat. Ini semua karena Gravi. Jika saja Gravi tidak datang dan membuat Freya emosi, Freya tidak akan dihukum karena telat masuk kelas.
Sekarang Freya sedang duduk di pinggir lapangan upacara bersama Brishen yang juga terlambat masuk sekolah. Karena tidak ada yang mengawasi, mereka jadi bebas tidak melaksanakan hukuman.
"Bri, gue kesel banget dah sama si Gravi itu. Maunya apa sih? Dia tuh sok polos banget, padahal hatinya busuk banget sampai bikin gue putus sama Glan," ucap Freya geram. Bukan rahasia lagi Freya putus dengan Glan. Seluruh sekolah sepertinya sudah tahu berita ini karena kejadian tadi pagi.
"Gak boleh ngomong yang enggak-enggak loh, Frey. Siapa tahu dia emang gak ada niat gitu lo malah tuduh gitu," kata Brishen.
"Kok lo malah bela dia sih? Gue yakin dia yang selama ini ngirim foto sama video itu."
"Jangan nuduh dulu, Frey. Selidikin dulu kebenarannya." Freya berdecak kesal karena Brishen sama sekali tidak sejalan dengannya. Brishen selalu saja berpikiran positif dan tidak mau menuduh sembarangan.
"Au ah. Percuma gue curhat sama lo." Freya menggeser posisi duduknya menjauhi Brishen karena kesal dengan cowok itu.
"Jangan ngambek lah, Frey. Gue ada makanan buat lo," kata Brishen sambil mendekati Freya. Freya yang mendengar kata makanan pun menjadi tergiur. Freya menatap Brishen tidak sabaran.
"Mana? Mana?" tanya Freya.
"Bentar gue ambil," ujar Brishen sambil membuka tasnya dan mengeluarkan kotak makanan berwarna pink. Freya terkikik geli melihat warna kotak makanan yang dibawa oleh Brishen.
"Kenapa lo ketawa?" tanya Brishen heran.
"Itu punya lo serius? Kak Havika yang buatin?" tanya Freya sambil menahan tawa.
"Enggak, Frey. Kak Havika mana bisa dia masak. Ini tuh dari fans gue. Lo kan tahu kalau gue famous gak ketulungan," kata Brishen dengan percaya dirinya.
"Idih famous gara-gara ganteng doang bangga. Coba kayak Glan, udah ganteng ditambah pinter lagi," ucap Freya menyombongkan mantannya. Brishen tampak berbinar-binar mendengar ucapan Freya.
"Serius lo, Frey? Baru kali ini lo ngakuin kalau gue ganteng. Gue emang ganteng dari lahir kali. Akhirnya lo nyadar juga. Terimakasih Tuhan, Engkau telah membuka mata hati Freya yang selama ini tertutup," cerocos Brishen sambil menengadahkan wajahnya ke atas.
Freya memukul lengan Brishen dan tertawa melihat kekonyolan Brishen.
"Lo emang ganteng, unyu lagi, tapi sayang..."
"Sayang kenapa?"
"Cie manggil sayang," kata Freya sambil tertawa melihat wajah terkejut Brishen.
"Frey, jangan baperin gue elah. Nanti gue baper lagi sama lo. Emang lo mau tanggung jawab?" omel Brishen dengan wajah memerahnya karena malu.
"Ya jangan baper. Gue bercanda kali."
"Sayang kenapa nih? Lo belum lanjutin omongan lo."
"Tapi sayangnya lo jomblo akut," kata Freya yang dengan sengaja mengeraskan suaranya. Freya pun segera berlari meninggalkan Brishen. Tentunya Freya membawa kotak makan yang Brishen berikan padanya.
"Kurang asem lo, Frey! Bentar lagi gue punya pacar, lo harus traktir gue satu bulan satu hari!" teriak Brishen. Freya hanya tertawa dari jauh melihat kekesalan Brishen.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKTA (END)
Teen FictionFreya Amatera Pranaja, biasa dipanggil Freya. Freya itu galak, ya galak banget. Kalau good mood ya seperti kucing manja dan kalau badmood ya seperti kucing tidur yang diganggu. Freya naksir sama cowok sombong yang bernama Glandion Parviz Gardapati...