You want him?
Just take him
If you canHappy reading 🍑
Berita Glan dan Freya balikan sudah menyebar di kalangan para penggosip. Itu karena Glan dan Freya berangkat bersama dan ditambah Glan menggandeng tangan Freya. Freya sebenarnya tidak mau mengungkap hubungan mereka, tetapi Glan tidak mau backstreet.
"Jauhin dikit napa," protes Freya saat Glan duduk terlalu dekat dengannya. Freya bukannya tidak suka berdekatan dengan Glan, tetapi Freya tidak suka dengan tatapan orang-orang yang menatapnya seakan ingin menelanjanginya.
"Gak mau. Ini buat nebus rasa kangen aku pas kita putus," kata Glan sambil mengunyah makanannya. Sesekali ia menyodorkan sesendok nasi pada Freya, tetapi Freya menolak dengan alasan malu.
"Apaan sih? Kita kan tetep kayak biasanya, gak jauh-jauhan. Kangen apanya coba?"
"Ya pokoknya kangen. Kangen kamu yang galak, kangen kamu yang bawel, kangen kamu yang lucu, ah pokoknya kangenlah," ucap Glan santai. Freya menahan senyumnya mendengar ucapan Glan yang mampu membuatnya malu.
Glan sudah menghabiskan makanannya dan sekarang beralih memakan sosis. Banyak sekali pesanan Glan. Berbeda dengan Freya yang hanya memesan bakso dan es jeruk, Glan memesan nasi goreng, sosis, dan juga es jeruk.
"Kamu mau?" tanya Glan sambil menyodorkan sosisnya.
"Ih enggak. Udah tahu aku lagi diet, malah dikasih sosis. Kan pengen jadinya," gerutu Freya sambil melanjutkan memakan baksonya yang tinggal sedikit.
"Diet mulu. Kamu mau aja dengerin omongannya si Horan Utan itu. Kamu itu gak gendut, tahu. Kalau kamu yang krempeng gini kamu bilang gendut, Bu Yati apa namanya?"
"Ih kamu ngomongnya pelanin napa. Kalau Bu Yati denger gimana?" protes Freya sambil menyenggol lengan Glan pelan. Bu Yati itu sensitif sekali saat ada yang mengatainya gendut. Sekalipun itu fakta.
"Ya makanya mulai sekarang kamu jangan diet-dietan segala. Orang krempeng gini mau diet, mau jadi apa nanti? Tripleks? Aku tuh nerima kamu apa adanya, bukan ada apanya eaaa," kata Glan diakhiri dengan tawa karena ia mengeluarkan kata-kata sok puitis.
"Ih jangan gombal gitu napa."
"Kenapa?"
"Nanti aku terbang."
Glan terkekeh melihat Freya yang sedang malu-malu karena mendengar gombalannya.
"Baru sebentar aku gombalin. Coba kalau tiap detik aku gombalin, bisa-bisa nyawa kamu ikutan terbang," ucap Glan sambil tertawa. Freya memukul lengan Glan karena kesal.
"Nyumpahin aku mati?"
"Ya enggaklah!"
🍑🍑🍑
Sepulang sekolah, Freya berjalan riang menuju parkiran. Freya tidak sabar ingin bertemu Glan lagi. Maklumlah orang lagi kasmaran.
Tiba-tiba ada yang memanggil Freya dan membuat Freya menghentikan langkahnya.
"Kak Freya."
"Ngapain lo manggil gue?" tanya Freya judes.
"Aku mau ngomong sama kakak, tapi gak di sini," kata Gravi. Freya mengerutkan keningnya bingung.
"Ya udah. Dimana?"
Gravi tidak menjawab pertanyaan Freya. Ia pergi mendahului Freya. Sungguh tidak sopan. Freya geram melihat tingkah Gravi yang makin berani padanya. Akan tetapi, ia tetap mengikuti langkah Gravi hingga mereka sampai di belakang perpustakaan yang sangat sepi.
"Mau ngomong apa lo sama gue?" tanya Freya sambil melipat tangannya di dada.
"Aku suka sama Kak Glan," ungkapnya.
Freya tersenyum miring mendengar pengakuan adik kelasnya itu. "Udah tahu kali," katanya.
Gravi tampak terkejut karena ternyata Freya sudah mengetahui perasaannya pada Glan. Seolah tahu apa yang dipikirkan oleh Gravi, Freya pun tertawa sinis.
"Siapa sih yang gak tahu kalau lo suka sama Glan? Jelas-jelas lo nempelin Glan padahal udah tahu Glan udah punya pacar. Dasar lintah gatel! Gue benci sama lo!" maki Freya sambil menunjuk wajah Gravi yang sekarang matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis.
Tanpa disangka oleh Freya, Gravi langsung berlutut di hadapan Freya. Gravi mulai menitikkan air matanya. Freya mengusap wajahnya kasar melihat tingkah Gravi saat ini.
"Kak Freya, aku minta maaf kalau aku punya salah sama Kakak, tapi apa Kakak gak bisa kabulin permintaan aku yang satu ini? Aku minta Kak Glan, Kak. Please, putusin Kak Glan, Kak," kata Gravi dengan suara bergetar.
Freya menatap Gravi tidak percaya. Apa hak Gravi menyuruh Freya memutuskan Glan? Freya dan Glan itu baru saja kembali bersama dan sekarang Gravi memintanya untuk memutuskan hubungan dengan Glan. Freya tidak akan pernah melakukan itu. Sekalipun Gravi menangis darah, Freya tidak akan pernah mau menuruti permintaan Gravi.
"Aku selama ini hidup menderita, Kak. Aku gak pernah dapet kasih sayang orang tua karena orang tua aku selalu sibuk. Cuma Kak Glan yang ngasih aku kasih sayang itu dari kecil, Kak. Aku gak mau kehilangan Kak Glan. Aku gak pernah minta apapun sama siapapun. Tapi kali ini aku minta Kak Glan, Kak. Satu-satunya permintaan yang aku minta. Please ...," ungkap Gravi dengan nada lirih.
Air matanya terus saja mengalir deras. Jika ada orang yang melihat mereka saat ini, yakin sekali orang itu akan mengira Freya adalah orang jahat yang menyakiti Gravi yang berhati baik. Terlihat dari posisi mereka, Gravi berlutut di hadapan Freya. Posisi itu membuat Freya terlihat seperti orang jahat yang menyuruh Gravi berlutut.
"Gue heran sama lo. Lo nempatin gue di posisi seakan-akan gue yang paling jahat, padahal gue rasa lo yang jahat. Lo mau Glan? Ambil kalau bisa. Jangan pernah lo suruh gue mutusin Glan," kata Freya dengan nada dingin. Freya membalikkan badannya hendak pergi meninggalkan Gravi.
"Kak Freya, aku mohon. Kalau Kakak gak mau ngelepasin Kak Glan, Kak Glan gak bakalan jadi milik aku. Aku cuma mau Kak Glan, Kak. Gak boleh ya aku bahagia dengan aku milikin Kak Glan?" lirih Gravi. Tangannya mencengkeram rumput liar untuk menyalurkan rasa sedihnya. Gravi benar-benar merasa sedih sejak mengetahui kalau Glan dan Freya kembali bersama.
Freya terkekeh sinis. Ia kembali memutar badannya dan berjongkok menghadap Gravi yang masih berlutut. Freya benar-benar tidak habis pikir dengan Gravi. Gravi adalah orang jahat bertopeng baik di mata Freya. Gravi ingin merebut Glan secara halus darinya. Freya benar-benar tidak terima.
"Lihat gue," suruh Freya. Gravi tidak menurut dan masih menunduk. Freya merasa ia seperti sedang menindas Gravi sekarang. Padahal kenyataannya tidak seperti itu.
"Lihat gue, gue bilang!" bentak Freya. Gravi pun memberanikan dirinya menatap Freya. Gravi dengan wajah dipenuhi dengan air mata menatap Freya dengan tatapan memelas.
"Kalau lo mau Glan, ambil sendiri, lintah!" teriak Freya tepat di depan wajah Gravi. Gravi langsung menunduk takut melihat kemarahan Freya. Freya benar-benar hilang kesabaran menghadapi Gravi yang bersikap seolah-olah sejak awal Glan itu milik Gravi dan Freya hanyalah perebut.
Freya pun berdiri dan langsung berlari menjauh dari Gravi. Di sini itu Gravi yang jahat, bukan Freya. Gravi ingin merebut Glan dari Freya. Pada dasarnya Gravi tidak pernah memiliki Glan.
Udah greget belum sama Gravi?
10/3/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKTA (END)
Teen FictionFreya Amatera Pranaja, biasa dipanggil Freya. Freya itu galak, ya galak banget. Kalau good mood ya seperti kucing manja dan kalau badmood ya seperti kucing tidur yang diganggu. Freya naksir sama cowok sombong yang bernama Glandion Parviz Gardapati...