🍑41🍑 Same necklace

1.3K 62 0
                                    

I'm so happy that you still care about me.

Happy reading 🍑

"Ngapain sih lo ke sini?" tanya Freya kesal. Malam-malam Glan mengganggu kegiatan menonton drakornya dan itu membuat Freya merasa sangat kesal. Apalagi Amri yang sengaja meninggalkannya berdua dengan Glan.

"Prom night lo sama gue ya?"

"Ogah! Ajak aja si Gravi. Ngapain ngajakin gue?"

Glan berdecak kesal mendengar jawaban Freya. Harus bagaimana lagi ia membujuk Freya agar mau berpasangan dengannya saat prom night.

"Ngapain ngajak dia? Gue maunya lo, Frey. Mau ya? Please," kata Glan memelas.

"Gue bilang enggak ya enggak. Udah deh, lo pulang sana," usir Freya sambil mengibaskan tangannya.

"Frey, gue-"

"Pergi!"

"Terus lo mau sendirian gitu?"

"Ya terserah gue, mau gue sendiri kek. Intinya gue gak mau sama lo," jawab Freya ketus sambil memandang ke arah lain.

"Ya udah, gue pulang," lirih Glan pelan.

🍑🍑🍑

Pada hari H, Freya benar-benar sendiri. Ia datang ke sekolah diantar oleh Derry yang kebetulan tidak sedang bekerja.

"Nanti kalau udah pulang, telepon Kakak ya. Jangan pulang sama temen cowok, pasti nanti pulangnya larut malam," pesan Derry pada Freya. Freya hanya mengangguk. Lagi pula tidak ada orang yang bisa ia tumpangi. Brishen yang selama ini sering ia tumpangi pasti akan bersama Arun yang notebanenya adalah pacar Brishen.

"Hai hai!" sapa Freya saat melihat Brishen yang sedang berdua dengan Arun. Arun memakai dress putih selutut dan Brishen juga mengenakan setelan putih. Mereka terlihat sangat serasi.

"Eits ... ada yang jomblo nih," sindir Brishen sambil berpura-pura tidak melihat Freya.

"Heh! Tahu dari mana lo kalau gue jomblo? Update bener lo tentang gue," kata Freya kesal.

"Kelihatan kali, Frey. Glan tuh sering nyari lo, tapi lo ngehindar," sahut Arun.

"Kalian kelewat peka."

"Hari ini lo cantik padahal, tapi sayang ..." ucap Brishen sambil memandang Freya yang mengenakan dress peach selutut.

"Sayang kenapa?"

"Cie manggil sayang," kata Brishen sambil terkekeh. Freya mendelik kesal. Ia menatap Arun tidak enak.

"Apaan sih lo, Bri? Lo godain gue? Gak inget sama cewek lo?" omel Freya karena takut Arun marah padanya.

"... tapi sayang lo jomblo ha ha ha!" lanjut Brishen dengan nada sedikit keras sehingga banyak yang menatap mereka.

"Sialan!" pekik Freya kesal karena Brishen mempermalukannya. Apa salahnya jadi jomblo sih?

Freya menatap Brishen kesal sambil menunjukkan kepalan tangannya. Lalu ia memalingkan wajahnya dan pergi meninggalkan mereka.

Freya berkeliling sekolah mencari teman sekelasnya yang mungkin ada yang tidak membawa pasangan. Karena hari sudah malam, Freya sedikit kesulitan mengenali wajah-wajah temannya.

"Ngeselin banget sih. Dari tadi gak nemu-nemu temen. Neola, Blenda, Salwa mana sih?" gerutu Freya kesal. Ia terus berkeliling mencari ke kerumunan.

"Frey, lo sendiri?" tanya seseorang yang menepuk bahu Freya. Freya terkejut karena tiba-tiba ada yang menepuk bahunya. Ia refleks menepis tangan itu dengan kasar.

"Horan? Sorry, gue kaget," kata Freya tidak enak.

"Enggak papa. Eh lo dicariin mulu dari tadi sama Glan. Enggak kasihan sama Glan? Frustasi dia sampai mau bunuh diri," ceroscos Horan yang melebih-lebihkan.

"Kasihan? For what? Dia yang nyakitin gue. Lagian kalau dia mau bunuh diri, sebelumnya sumbangin dulu organnya buat yang membutuhkan, biar gak mati sia-sia," ucap Freya ngelantur.

"Oh jadi gitu? Palingan lo bakalan nangis darah seumur hidup kalau gue mati," celetuk Glan yang tiba-tiba ada di belakang Freya.

"Cih ... hiperbola banget," gerutu Freya tanpa melihat ke sumber suara. "Eh kok tiba-tiba ada aura gak enak ya? Gue merinding nih," tambah Freya sambil memandang sekeliling berpura-pura tidak melihat Glan. Freya berjalan pelan meninggalkan tempat itu sambil mengusap-ngusap lengannya seolah-olah ia benar-benar merinding.

"Dia ngatain gue setan?" tanya Glan pada Horan.

"Secara gak langsung," jawab Horan sambil terkekeh.

🍑🍑🍑

Sekitar pukul 11 malam, acara prom night sudah berakhir. Murid-murid kelas 12 mulai meninggalkan sekolah. Freya masih berkeliling mencari-cari barang yang dihilangkannya. Ia belum menghubungi Derry karena ia masih harus mencari benda itu.

"Frey," panggil Glan saat melihat Freya seperti orang yang kebingungan.

"Glan ... hilang," lirih Freya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apanya? Apanya yang hilang?" tanya Glan.

"Kalung gue. Gue gak tahu hilang dimana. Gue selalu makai kalung itu. Gue inget banget pas gue bercermin di mobil, kalung itu masih ada, tapi sekarang hilang," jelas Freya. Ia sibuk mengarahkan senter dari ponselnya ke jalan yang ia lalui.

"Frey, tenang dulu," ucap Glan sambil memegang kedua bahu Freya agar Freya tidak mencari dengan tergesa-gesa. Semua itu akan sia-sia kalau mencari dengan tergesa-gesa. "Coba lo inget-inget, dimana kemungkinan lo jatuhin kalung itu? Mungkin lo nabrak sesuatu terus nyangkut atau apalah itu," lanjutnya.

"Gue ... Glan, kalung itu penting banget. Gue gak boleh kehilangan kalung itu, Glan," kata Freya. Ia tidak kuat lagi menahan air matanya karena takut kehilangan kalung itu.

"Frey, tenang dulu. Lo gak bakalan nemuin itu kalung kalau lo gak tenang. Coba lo inget-inget dulu."

Freya terdiam sesaat. Ia mencoba mengingat-ingat dimana kemungkinan ia menjatuhkan kalungnya.

"Ada yang nabrak gue. Mungkin jatuh di sana," kata Freya saat teringat ada yang menabraknya dan kemungkinan kalungnya jatuh saat itu. Dengan tidak sabaran ia berlari menuju koridor tempat dimana ia menabrak teman seangkatannya.

"Sekitar sini, Glan." Mereka pun berdua mulai mencari-cari benda penting itu.

"Lo nabrak pot bunga?" tanya Glan saat melihat pot bunga yang rusak dengan tanah yang berserakan. Freya mengangguk. Glan menyapu tanah itu dengan perlahan menggunakan tangannya.

"Ini dia," kata Glan sambil mengambil kalung itu.

"Astaga kalung gue, akhirnya ketemu," kata Freya terharu. Saat ia akan mengambil kalungnya, Glan menghindar.

"Kenapa?" tanya Freya sambil menatap Glan yang terlihat bingung. Glan menatap kalung itu dengan serius karena merasa familier dengan kalung itu.

"Kenapa kita punya kalung yang sama?" tanya Glan.

Bersambung...
TBC

10/4/2020

FUCKTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang