Tantrum itu artinya luapan kemarahan.
Status boleh mantan, tetapi tidak harus saling menjauh bukan?
Happy reading 🍑
Glan berjalan gontai sambil menyeret koper menuju sebuah apartemen. Hanya apartemen itu yang terpikir olehnya setelah keluar dari rumahnya.
Glan memencet bel dan menunggu hingga dibukakan pintu oleh pemiliknya. Tak lama kemudian keluarlah pemilik apartemen yang tak lain adalah Horan. Glan tersenyum polos pada Horan yang tampak terkejut dengan kedatangan Glan.
"Ngapain lo ke sini? Bawa koper segala. Ngajakin liburan?" tanya Horan.
"Enak aja lo. Gue diusir dari rumah, mau numpang di sini," kata Glan santai lalu memasuki apartemen Horan tanpa izin. Horan terbengong-bengong melihat kelakuan Glan yang seperti menganggap apartemen Horan adalah apartemen Glan juga.
"Heh! Buat ulah apa lo sampai diusir?" tanya Horan sambil menutup pintu. Ia mengikuti Glan yang masuk ke kamarnya.
"Gue gak kuat lagi punya bokap kayak gitu. Seenaknya aja nyuruh gue jauhin Freya," ucap Glan sambil merapikan barang-barangnya.
"Lah lo kan udah putus sama dia."
"Putus di mulut doang. Gue tahu dia masih suka sama gue. Gak mungkin move on segampang itu dari cowok ganteng kayak gue," kata Glan sambil terkekeh.
"Gantengan gue kali. Freya udah move on kali dari lo, makanya dia mau gue ajak jalan," ujar Horan memanas-manasi Glan. Glan menghentikan kegiatan merapikan barang-barangnya dan menatap Horan tajam.
"Lo niat nikung gue, Ran?"
"Slow, Glan. Gak usah kayak mau makan gue. Gue udah punya pacar. Lagian gue sama Freya kenal itu murni karena persahabatan orang tua kami aja. Kan udah gue jelasin. Jangan curigaan lo sama gue." Glan hanya menghendikkan bahunya tak acuh.
"Ran, anterin gue narik duit sini. Takutnya ATM gue diblokir. Jadi gelandangan nanti gue," kata Glan setelah selesai merapikan barang-barangnya.
"Anak cerdas lo. Gak mau banget hidup susah. Nanti lo bayar gue ya, kan lo numpang di sini," ucap Horan sambil menyengir. Ingin rasanya Glan memukul wajah Horan menggunakan raket nyamuk.
"Enak aja. Gak ikhlas banget bantuin temen yang lagi susah."
"Oh iya, lo ke sini naik apa?"
"Naik mobil lah. Nyolong. Bokap gak tahu mobilnya gue bawa. Ya kali gue pergi dari rumah gak bawa apa-apa."
Horan terkekeh. "Pinter lo, Glan. Tumben lo berani nentang bokap lo."
"Gak selamanya gue bisa nurutin kemauan dia. Gue juga bisa capek, Ran. Harusnya dari dulu gue pergi dari rumah," kata Glan.
🍑🍑🍑
Freya berdiri di depan rumahnya untuk menunggu Derry. Jam sudah menunjukkan pukul 06.50 dan Derry belum juga sampai. Entah dimana Derry sekarang, Freya tidak tahu karena Derry tidak bisa dihubungi.
Tiba-tiba mobil yang sangat ia kenal melintas di depannya. Freya buru-buru berteriak.
"Berhenti! Woy berhenti!" teriak Freya hingga mobil itu mengerem mendadak. Freya berlari menghampiri mobil itu dan langsung membuka pintu mobil bagian belakang itu tanpa izin.
"Gue numpang ya, udah telat nih," kata Freya dengan wajah polosnya.
"Siapa yang setuju lo numpang?" tanya Glan galak.
"Bodo amat ya mau lo setuju atau enggak, gue numpang pokoknya," kekeh Freya. Glan terlihat geram dengan Freya yang seenaknya saja.
"Gue yang punya mobilnya. Jelaslah lo perlu persetujuan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKTA (END)
Teen FictionFreya Amatera Pranaja, biasa dipanggil Freya. Freya itu galak, ya galak banget. Kalau good mood ya seperti kucing manja dan kalau badmood ya seperti kucing tidur yang diganggu. Freya naksir sama cowok sombong yang bernama Glandion Parviz Gardapati...