Aku tidak suka melihatmu dengan orang lain. Inikah yang namanya cemburu?
Happy reading 🍑
Freya mendengus melihat dari kejauhan Glan yang sedang membalas sapaan siswi-siswi yang menyapanya. Freya menggerutu dalam hati melihat sikap Glan yang sangat ramah pada orang lain selain darinya.
"Kak Glan!" teriak seorang perempuan yang sepertinya adik kelas.
"Gravi? Kamu udah sembuh?"
Freya berdecak kesal melihat keakraban Glan dengan adik kelas bernama Gravi itu. Freya bahkan melihat Glan mengusap rambut Gravi sambil tertawa. Glan bahkan tidak pernah tertawa bersamanya. Jangankan tertawa, tersenyum tulus saja tidak pernah.
"Cemburu?"
"Enggaklah. Emang dia siapa gue?" jawab Freya ketus. Ia menoleh ke arah orang yang bertanya dan terkejut karena Neola berdiri di sampingnya.
"Lo suka sama Glan, Frey?" tanya Neola.
"Enggak, Ne. Apaan sih? Masa iya gue suka sama cowok sombong kayak Glan," elak Freya.
"Jujur, Frey. Terlalu kentara banget lo jealous lihat Glan sama adik kelas itu," ucap Neola. Freya menghendikkan bahunya dan pergi meninggalkan Neola untuk menghindari pertanyaan Neola.
"Cemburu? Enggak mungkin! Gue gak suka sama dia. Naksir sih tapi itu dulu. Sekarang udah beda. Gue gak suka sama Glan," batin Freya menggerutu.
Freya melanjutkan perjalanan menuju ke kantin yang sempat tertunda karena melihat Glan. Jujur saja Freya iri melihat orang-orang yang disapa ataupun sapaan mereka dibalas oleh Glan. Kenapa hanya Freya yang diperlakukan seperti itu oleh Glan?
"Arun!" panggil Freya saat melihat Arun duduk sendiri seperti biasanya. Freya buru-buru membeli susu dan roti. Kemudian ia menghampiri Arun.
"Lo sekolah sama siapa?" tanya Arun.
"Sama Kak Derry."
"Hai! Gue ikut duduk di sini ya," ucap Blenda yang datang bersama Salwa dan Neola. Freya tidak bicara apa-apa saat Arun memperbolehkan mereka duduk dengan ramahnya.
"Akhirnya kita makan bareng juga," celetuk Neola. Selama ini Freya selalu ada alasan agar mereka tidak makan bersama.
"Kalian temen sekelas Freya kan?" tanya Arun sambil tersenyum.
"Iya. Gue Salwa. Ini Neola dan ini Blenda," ucap Salwa memperkenalkan dirinya dan juga teman-temannya.
"Gue udah tahu Neola kok," ucap Arun sambil tersenyum lebar. Mereka menjadi cukup akrab dan tidak kehabisan topik sama sekali. Lain halnya dengan Freya yang hanya diam dari tadi.
"Ini yang gue takutin. Kalian asyik sendiri kalau udah kenal sama Arun. Kalian bakalan lupain gue. Gue mati-matian berusaha untuk mencegah kalian kenal sama Arun, tapi sekarang terlambat," batin Freya sendu.
"Guys, gue duluan ya," ucap Freya dan langsung diiyakan. Freya pun pergi meninggalkan mereka yang masih asyik mengobrol.
***
"Glan, Freya tuh!" ucap Rion sambil menunjuk Freya yang lumayan jauh dari tempat mereka berdiri.
"Gue udah mutusin buat menjadi seperti biasanya," ucap Glan.
"Seperti biasanya?" tanya Rangga bingung.
"Iya, susah buat gue ngerubah sikap gue di depan Freya karena gue refleks jadi pribadi yang berbeda."
"Gimana lo mau maju, Glan? Lo mau gitu hubungan lo sama Freya sebatas kucing dan tikus?" tanya Rion heran.
"Freya mau lewat tuh," bisik Rangga.
"Ih sombong," sindir Freya sambil melengos pergi.
"Nyari ribut lo?" tanya Glan dengan nada nyolot. Freya berhenti dan menghadap ke arah Glan dengan wajah menantangnya.
"Kenapa? Masalah? Kenyataan kok kalau lo sombong, cuma sok ramah aja sama cewek-cewek biar famous," ucap Freya sarkas. Ia menjulurkan lidahnya ke arah Glan, lalu mengibaskan rambutnya dan melengos pergi.
"Heh! Lo bener-bener nyebelin ya?" ujar Glan geram sambil menahan tangan Freya.
"Lo ngapain pegang-pegang tangan gue? Mau modus lo ya?" tuduh Freya sambil berusaha melepaskan tangannya dari tangan Glan yang sangat kuat.
"Buat apa gue modus sama lo? Gak ada gunanya. Untungnya apa coba sama gue?"
"Udahlah, Glan. Kalian berantem mulu kalau ketemu. Kenapa gak jadian sih?" sela Rion.
"Ih gak mau. Gue gak mau punya pacar galak. Percuma ganteng kalau galak. Nanti KDRT kan gue yang rugi," ucap Freya dengan ekspresi ogah-ogahan.
Freya menendang tulang kering Glan hingga Glan menjerit kesakitan dan melepaskan tangan Freya. Freya pun berlari menjauhi Glan, Rangga, dan Rion.
"Sakit woy! Lo kok nendang kaki gue sih?" pekik Glan sambil berjongkok memegangi kakinya yang terasa nyut-nyutan. Freya benar-benar kasar padanya.
"Dia yang KDRT padahal," gerutu Glan sambil mengusap-ngusap kakinya. Ia pun berdiri dan memandang bingung saat melihat kedua sahabatnya menertawakannya.
"Kagak salah denger gue, Glan? KDRT? Kawin dulu kali baru bisa dibilang KDRT," ucap Rangga sambil tertawa.
"Rangga, lo salah. Jangankan kawin, pacaran aja enggak," tambah Rion dan disambut gelak tawa oleh Rangga.
"Bukan kawin kali, nikah woy!" protes Glan.
"Lihat, Glan. Brishen tuh lagi nyamperin Freya," ucap Rion sambil menunjuk ke arah Freya yang kini berjalan bersama Brishen.
"Tiap hari jalan berdua mulu. Bosen gue lihatnya," kata Glan sok tegar. Padahal hatinya nyut-nyutan melihat Freya yang sepertinya mulai dekat dengan Brishen.
***
"Lo ngapain sih nyamperin gue mulu? Dimana-mana lo ada mulu. Bosen gue lihat muka lo, Bri," kata Freya sarkas.
Brishen yang tiba-tiba menghadang jalannya membuat Freya sangat kesal. Freya hendak ke kelas, tetapi Brishen memaksanya untuk ikut ke taman belakang.
Di sinilah mereka hanya duduk sambil memakan es krim yang dibeli oleh Brishen di kantin. Awalnya Freya tidak ingin menerima es krim itu, tetapi karena es krim itu rasa vanila, Freya tidak jadi menolak.
"Kapan sih lo suka sama gue, Frey?" tanya Brishen.
"Gak bakalan, Bri. Lagian gue udah bilang 'kan kalau gue gak bakalan pernah suka sama lo?" ujar Freya santai sambil menjilat es krimnya. Freya tidak tahu Brishen merasakan sakit hati mendengar jawaban dari Freya.
"Gitu ya, Frey? Gue bakalan berusaha buat move on dari lo. Biar kita bisa temenan tanpa lo ngerasa risi deket gue. Lo pasti risi kan sama perasaan gue?"
Freya mengangguk mengiyakan. "Lo nyari cewek yang lain aja. Cewek cantik itu banyak. Lo mau yang putih? Rambut panjang? Kurus? Ada kok."
"Lo kira kuntilanak?"
Freya tertawa saat menyadari ia menyebutkan ciri-ciri kuntilanak padahal ia bermaksud menyebutkan ciri-ciri wanita yang sekiranya cantik. Brishen pun ikut tertawa. Tertawa karena melihat tawa Freya yang begitu lepas saat bersamanya. Ini pertama kali Freya tertawa lepas dihadapannya.
9/2/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKTA (END)
Novela JuvenilFreya Amatera Pranaja, biasa dipanggil Freya. Freya itu galak, ya galak banget. Kalau good mood ya seperti kucing manja dan kalau badmood ya seperti kucing tidur yang diganggu. Freya naksir sama cowok sombong yang bernama Glandion Parviz Gardapati...