Percayalah kalau gendut itu kata sakral yang pantang diucapkan oleh pria untuk wanita.
Happy reading 🍑
Jam olahraga hari ini dilaksanakan di lapangan indoor. Seluruh kelas 12 jurusan IPA mendapat jam olahraga raga yang sama.
"Temen-temen, ternyata semua gurunya rapat loh. Kita di suruh olahraga sendiri aja," kata ketua kelas XII IPA 1 yang baru saja datang dari ruang guru. Semuanya langsung bersorak gembira karena tidak ada guru. Mereka berharap semua guru rapat hingga pulang sekolah agar tidak perlu belajar.
"Arun!" panggil Freya sambil melambaikan tangannya pada Arun yang sedang mengobrol bersama teman sekelasnya. Arun yang melihat Freya pun menghampiri Freya dan duduk di pinggir lapangan bersama Freya.
"Lo seneng banget dah kalau gak ada guru," ucap Arun sambil terkekeh.
"Lo kan tahu gue gak suka olahraga. Apalagi sekarang itu gue lagi dapet, tambah mager deh."
"Gimana mau nurunin berat badan kalau gak suka olahraga?"
"Ah pokoknya gak suka. Itu mereka kok suka banget lari-larian kayak gitu. Dikasih santai malah nyari capek," kata Freya sambil memandang teman-temannya melakukan olahraga seperti lari-larian, bermain basket, voli, dan lainnya.
"Itu hobi mereka, sama kayak hobi lo nonton drakor tuh."
"Oh iya gue download drakor baru loh, pemainnya ganteng banget terus gitu-"
"Stop deh bahas plastik, Frey," kata Arun memotong ucapan Freya yang membahas tentang drakor.
"Apa lo bilang?"
"Freya!" panggil Brishen yang berlari menuju Freya.
"Eh Bri, lo habis ngapain kok keringetan?" tanya Freya. Brishen pun duduk di samping Freya sambil ngos-ngosan. Ia menyeka keringat yang mengalir di sekitar wajahnya menggunakan punggung tangannya.
"Cakep banget dah," batin Freya terbengong-bengong melihat aksi Brishen menyeka keringat yang terlihat keren.
"Capek!" erangnya sambil merebahkan tubuhnya sembarangan tanpa melihat bersih kotornya tempat berbaringnya saat ini. Freya langsung tersentak saat tangan Brishen tidak sengaja mengenai kakinya.
"Eh sorry," kata Brishen.
"Iya, gak papa. Capek kan? Lagian gak ada guru malah olahraga, padahal bisa santai kayak gue," kata Freya sambil tersenyum dan menaik-turunkan alisnya.
"Tapi seru, Frey. Gue habis main voli tadi, " kata Brishen sambil terkekeh.
"Ngomong-ngomong tadi lo langsung tidur gitu aja, pas bangun pasti pusing," kata Freya.
"Enggak bakalan, gue kan kuat."
"Ekhem... ada gue loh di sini," sindir Arun.
"Iya tahu kok. Yang bilang lo pergi siapa coba?" kata Freya.
"Ih ngeselin lo, Frey."
"Eh iya, gue semalem dapet SMS dari nomor itu lagi. Gak tahu deh kenapa dia terus ganggu gue," kata Freya sambil menunjukkan SMS yang kemarin diterimanya pada Arun dan Brishen.
Brishen bangun dari posisi tidurnya dan melihat isi SMS yang diterima Freya. "Kok SMS? Bukan WhatsApp lagi? Lo blokir dia, Frey?" tanya Brishen. Freya mengangguk mengiyakan.
"Gue saranin lo ganti nomor deh, Frey. Ya kan, Run?" kata Brishen.
"Tapi lo kan pingin tahu siapa yang ngirim ini, Frey. Coba aja lo bales gitu, ajak ketemuan kalau perlu biar lo tahu apa maksudnya," kata Arun. Freya berfikir sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKTA (END)
Ficção AdolescenteFreya Amatera Pranaja, biasa dipanggil Freya. Freya itu galak, ya galak banget. Kalau good mood ya seperti kucing manja dan kalau badmood ya seperti kucing tidur yang diganggu. Freya naksir sama cowok sombong yang bernama Glandion Parviz Gardapati...