🍑8🍑 Glan's Fact

2.4K 134 9
                                    

Didekatmu membuat tindakanku selalu berlawanan dengan pikiranku.

Happy reading 🍑

Setelah puas makan dan juga berfoto-foto, Freya dan Derry memutuskan untuk pulang. Freya mengusap-usap perutnya karena kekenyangan. Ia sampai melepaskan ikat pinggangnya karena perutnya sedikit kembung.

"Loh Glan?"

Freya melihat Glan sedang bersama Rion dan juga Rangga. Glan hanya melirik Freya sebentar dan kembali berjalan melewatinya.

"Sombong banget sih," batinnya.

"Hai, Frey!" sapa Rion dan Rangga berbarengan sambil tersenyum ramah. Mereka berbeda sekali dengan Glan yang acuh tak acuh padanya.

"Hai juga. Gue duluan ya," ucap Freya sambil tersenyum juga.

"Iya, hati-hati ya."

Rion dan Rangga berlari menyusul Glan yang sudah duduk di tempat yang dekat dengan jendela. Glan sedang memesan makanan dan minuman untuk mereka bertiga.

"Lo kenapa sih terus-terusan cuek banget sama Freya? Kan dia jadi salah paham, Glan," kata Rangga.

"Ya mau gimana lagi? Tindakan gue selalu berlawanan sama pikiran gue. Gue mikirnya gini malah ngelakuin itu. Deket dia bikin gue keringet dingin, Ga," ucap Glan frustasi.

"Hampir dua tahun lo gini-gini terus. Freya itu cantik dan cowok yang naksir Freya itu pasti banyak. Lo jangan mau kalah dong. Brishen gue lihat udah deketin Freya dari lama. Kalau mereka jadian, mampus lo!" tambah Rion.

"Ya lo tahu kan setiap gue sama Freya ketemu selalu berantem aja. Dia galak banget sama gue."

"Lo gak sadar diri, Glan? Lo itu galak juga sama Freya. Lo kelihatan ogah banget ketemu dia. Gue yakin kalau lo di mata Freya itu sombong, belagu, galak, jutek, cuek, kasar, ngomongnya pedes, ngeselin-"

"Stop, Ga! Lo mau nyebutin semua sifat jelek gue? Itu semua menurut lo, 'kan?" omel Glan kesal karena Rangga menyebutkan semua sifat buruknya yang hanya ia tunjukkan pada Freya. Sementara di depan semua orang, ia akan bersikap ramah, sopan dan murah senyum.

"Intinya gue gak mau ya datengin rumah gue terus mewek pas denger Freya jadian sama si Brishen itu," ucap Rangga memperingati.

Membayangkan dulu Glan yang pernah galau berat karena Freya berpacaran dengan kakak kelas mereka yang sekarang sudah lulus membuat Rangga bergidik geli. Waktu itu Glan sampai tidak sekolah selama tiga hari karena mengurung diri di kamar.

Glan tidak ada kapok-kapoknya sama sekali. Untungnya Freya bukan tipe cewek yang akan menerima sembarang cowok. Kalau sampai Freya tipe cewek yang suka gonta-ganti pacar, mungkin Glan akan galau setiap hari.

"Jadi cowok itu harus gentle, deketin dia terus tembak. Perasaan Freya lagi berusaha deketin lo deh. Buktinya tadi dia nyapa lo," tambah Rion.

"Betah lo ngejomblo? Sejak SMA lo gak pernah mau nerima cewek. Lo gak pura-pura suka Freya kan? Lo gak belok kan? Lo beneran gay, Glan?" cecar Rangga.

Glan langsung mendorong kepala Rangga ke depan. Rangga benar-benar tidak tersaring kalau bicara. Rangga selalu saja ceplas-ceplos dan tidak melihat keadaan.

"Lo kalau ngomong sembarangan banget sih? Kalau ada yang denger kan mereka kira beneran," omel Glan kesal. Rion dan Rangga hanya tertawa melihat kekesalan Glan.

"Permisi, ini pesanannya," ucap seorang pelayan sambil meletakkan pesanan mereka satu persatu.

"Mentang-mentang pakai duit lo jadi lo pesennya yang lo suka," protes Rion.

"Gembel kalau dapet yang gratisan itu bersyukur dong," ucap Glan dengan santainya sambil memakan makanannya. Lain halnya dengan Rion dan Rangga yang merasa tersindir dikatai gembel.

"Enak aja lo ngatain gue gembel!"

🍑🍑🍑

Di koridor sekolah yang sudah ramai dilalui oleh murid-murid SMA Nakula, Freya melihat Glan sedang berdebat dengan Rangga dan Rion. Tak lama kemudian Rangga mendorong Glan hingga Glan menabrak Freya yang kebetulan akan lewat. Freya masih kesal sekali dengan Glan karena Glan mengacuhkannya kemarin.

"Ma-maaf, Frey."

"Maaf? Tumben gue denger lo minta maaf," ucap Freya ketus.

"Tumben? Gue sering kok minta maaf!" ucap Glan dengan nada nyolot. Rangga dan Rion menepuk jidat mereka bersamaan. Gagal sudah mereka membuat Glan bersikap manis pada Freya.

"Glan," bisik Rion. Glan menoleh. Rion langsung memberi kode agar Glan tetap kalem dan tidak galak.

"Maaf, Frey. Maaf ya gue nyuekin lo kemarin," ucap Glan. Freya bingung melihat kelakuan Glan yang tiba-tiba berubah.

"Ada angin apa ya? Kok lo tiba-tiba beda? Lagian lo gak perlu minta maaf. Udah biasa kok lo nyuekin gue, 'kan lo emang sombong sama gue," ucap Freya cuek.

Freya pun pergi melewati Glan, Rangga, dan Rion yang masih terbengong-bengong melihat Freya yang menjadi cuek dan acuh tak acuh.

"Lo lemot banget sih jadi cowok, Glan. Lo susul kek, deketin dia sampai berhasil. Usaha dong," ucap Rion gemas.

"Tuh kan Freya disamperin Brishen," ucap Rangga saat melihat Freya sedang bersama Brishen dari kejauhan. Rion dan Glan ikut melihat ke sana.

"Freya diambil Brishen tuh, mampus lo! Lemot sih," ucap Rion.

FUCKTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang