🍑5🍑 Haircut

2.7K 138 4
                                    

Persahabatan itu seperti kepompong. Bukan mengubah ulat jadi kupu-kupu, tetapi kadang kepo kadang rempong.

Happy reading 🍑

Glan pulang ke rumahnya dengan wajah lelahnya. Setelah semua murid pulang, Glan tidak bisa pulang karena ada rapat OSIS tentang pemilihan OSIS baru yang akan diambil dari kelas sepuluh.

"Aku pulang, Ma!" seru Glan. Tidak ada sahutan dari mamanya.

"Ma!" teriaknya lagi. Masih tidak ada sahutan.

Glan pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya, tetapi saat ia akan menuju kamar, Glan melihat papanya yang sedang memperhatikannya.

"Papa?"

Haidar Gardapati, biasa dipanggil Haidar adalah kepala sekolah di SMA Nakula. Haidar biasanya pulang malam karena selalu sibuk dengan pekerjaannya, tapi hari ini Haidar pulang sore dan itu membuat Glan menebak kalau Haidar menyuruhnya melakukan hal yang tidak ia sukai lagi.

"Ini ada beberapa materi debat yang harus kamu pelajari," ucap Haidar sambil memberikan sebuah kertas.

Glan menghela napas berat melihat materi yang harus ia pelajari. Benar dugaannya. Haidar sangat memanfaatkan kemampuan Glan dalam berdebat agar Glan memperoleh banyak prestasi, padahal Glan tidak menyukainya.

"Kapan lombanya, Pa?" tanya Glan sambil membolak-balikkan materi debatnya.

"Minggu depan."

Belum sempat Glan berbicara, Haidar sudah lebih dulu pergi. Begitulah hubungan Glan dengan Haidar, seperti orang asing. Haidar selalu dingin dengan Glan dan tidak pernah berbicara santai seperti hubungan orang tua dan anak pada umumnya.

Saat Glan akan menuju kamarnya, ponsel Glan berbunyi. Glan langsung menjawab panggilan yang ternyata dari sahabatnya. Horan Cakrawangsa, biasa dipanggil Horan adalah sahabat Glan sejak SMP. Hanya saja sekarang Horan tidak satu sekolah dengan Glan. Tidak hanya Horan, Glan juga mempunyai sahabat yang bernama Darion Garhendra dan Rangga Ericson. Mereka satu sekolah dengan Glan, satu kelas juga.

"Kenapa Ran?"

"Ayo keluar, Glan. Gue sama yang lain nunggu di kafe biasa."

"Lah gue baru aja pulang."

"Ayolah kita ngumpul. Gitu amat lo, Glan. Lama gue gak ketemu lo."

"Bukannya bagaimana-gimana, Ran. Gue ada lomba lagi. Bokap gue juga lagi di rumah. Lain kali aja ya."

"Oh bokap lo? Ya udah deh."

Glan pun mematikan ponselnya dan menuju kamarnya untuk beristirahat karena hari ini ia sangat lelah.

🍑🍑🍑

Freya menatap datar orang yang ada di depannya. Tamu tidak diundang datang ke rumahnya dengan santai seolah-olah itu adalah rumahnya sendiri.

"Lo ngapain sih sering ke sini? Tahu gitu gue pindah sekalian ke Paris biar gak ketemu lo lagi," ucap Freya dengan nada ketus. Cowok yang ada di depannya itu hanya tersenyum polos. Kata-kata yang dilontarkan oleh Freya tidak membuatnya tersinggung.

"Ayo berangkat, Frey!" ajak cowok itu.

"Gue mau sendiri, Brishen," tolak Freya.

Cowok itu Brishen Dementrio, biasa dipanggil Brishen. Cowok menyebalkan bagi Freya karena sering mengikutinya kemana-mana. Brishen sangat terkenal di sekolah karena memiliki wajah yang tampan dan juga tubuh yang atletis. Banyak cewek yang menyukainya, tetapi  Freya tidak tertarik sedikit pun dengan Brishen walaupun Brishen mengejar-ngejarnya.

FUCKTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang