🍑16🍑 Horan Cakrawangsa

1.5K 82 2
                                    

Aku tidak bangga dicintai banyak orang. Aku hanya bangga dicintai satu orang yang tidak mencintai banyak orang.

Happy reading 🍑

"Jadi, menurut lo siapa yang ngirim foto-foto itu, Run?" tanya Freya sambil menatap Arun yang sedang makan.

"Menurut gue sih itu orang yang pingin kalian cepet-cepet putus, Frey," ucap Arun sambil mengunyah makanannya. Freya cemberut mendengar tanggapan Arun yang sama saja seperti Brishen.

"Sama aja lo kayak Brishen."

"Brishen? Kok bisa lo minta pendapat dia?"

"Ya bisa dong. Kan gue udah bilang kalau Glan itu gak bisa nganterin gue pulang, jadi gue nebeng ke Brishen deh," jelas Freya.

"Lo manfaatin Brishen, Frey?" tanya Arun sambil memicingkan matanya.

"Ya enggaklah. Gue gak sejahat itu kali. Gue udah temenan sama dia. Dia juga katanya udah mau move on dari gue," kata Freya tidak terima dibilang memanfaatkan Brishen.

"Oh gitu."

"Run, lo makan aja perasaan. Kok lo gak gendut-gendut sih, Run?"

"Lo nyumpahin gue gendut, Frey?" tanya Arun sambil memakan makanannya lagi.

"Ya enggaklah. Gue cuma heran aja gitu. Berat badan gue terus naik padahal gue udah diet," ucap Freya sambil cemberut.

"Diet? Diet apaan? Perasaan lo selalu bilang besok-besok aja tapi gak jadi-jadi," kata Arun sambil terkekeh. Freya pun ikut tertawa. Ia memang hanya bisa bicara aja tentang diet, tetapi tidak pernah melaksanakannya.

"Oh iya nanti gue nebeng lo ya, Run. Kak Derry sibuk, Glan juga lagi lomba, kalau sama Brishen gue gak enak nebeng terus. Boleh kan?"

"Boleh-boleh. Mobil gue kan udah bener. Sekalian nanti gue main ke rumah lo," ucap Arun semangat. 

"Yey!"

🍑🍑🍑

Freya berjalan di koridor untuk menuju ke kelas. Arun mungkin sudah sampai di kelasnya karena jarak kelas XII IPA 1 dengan kantin itu dekat.

Freya memicingkan matanya saat melihat seorang cowok yang tampak asing di matanya. Cowok itu pasti murid baru, terlihat dari seragamnya yang berbeda dari seragam SMA Nakula.

Freya terus saja memperhatikan cowok itu. Cowok itu terlihat fokus bermain ponsel sambil tertawa samar. Freya terkikik melihat cowok itu tidak sadar di depannya ada pot bunga.

Buk!

"Arghhh!"

"Hahahaha..."

Freya tidak tahan jika harus menahan tawa saat melihat cowok itu terjatuh setelah menabrak pot bunga hingga pot bunga itu berserakan tanahnya.

"HP gue!" jerit cowok itu saat melihat keadaan ponselnya yang mengenaskan. Layarnya retak dan saat cowok itu mengambil ponselnya, ponselnya mati.

"Syukurin! Makanya kalau jalan itu jangan main HP. Jatuh kan lo?" celetuk Freya setelah berhasil menghentikan tawanya. Cowok itu langsung menatap Freya tajam.

"Heh! Malah ketawa, bukannya bantuin gue," ucap cowok itu tidak terima.

"Bantuin lo? Ogah banget!" kata Freya cuek. Freya kembali melangkah melewati cowok itu.

"Eh nama lo siapa? Gue Horan Cakrawangsa," tanya cowok itu sambil menahan tangan Freya.

"Gak usah pegang-pegang kali. Gue Freya Amatera Pranaja, panggil aja Freya," ucap Freya sambil menghempaskan tangan Horan.

"Anaknya Om Admon toh," gumam Horan.

"Apa lo bilang?"

"Ah enggak. Ngomong-ngomong lo kenal Glan gak? Glandion Parviz Gardapati?"

"Tahu. Lo siapanya?" tanya Freya kepo.

"Kepo lo. Dapet ketemu dia gak lo? Gue nyariin dia soalnya," ucap Horan.

"Ih siapa yang kepo? Ngeselin lo! Dia gak sekolah," ucap Freya kesal.

"Woy! Gue belum selesai ngomong woy! Kenapa dia gak sekolah? Kalau Rion sama Rangga lo tahu gak?" teriak Horan.

Freya tidak merespon Horan dan meneruskan perjalanan menuju kelasnya yang sempat tertunda.

"Astaga HP gue mati lagi," lirih Horan.

Horan pun dengan santainya membuang ponselnya ke tempat sampah yang ada di dekatnya. Ia celingukan mencari orang yang sekiranya ia kenal.

"Eh lo Raja kan?" tanya Horan saat melihat Raja.

"Iya. Lo kok tahu gue?"

"Gue Horan, Ja. Lo masa lupa sih?"

"Horan? Yaampun gue gak nyangka ketemu sama lo," ucap Raja antusias.

Raja dan Horan memang satu SMP dulu. Dengan Glan, Rangga, dan Rion pun mereka satu SMP.

"Lo lihat Rangga atau Rion gak?" tanya Horan.

"Enggak tuh. Palingan di kelas. Sekarang kan udah jam masuk," jawab Raja.

"Lah lo ngapain di luar kelas?" tanya Horan bingung.

"Ya bolos lah. Lo kayak gak tahu gue aja," ucap Raja sambil terkekeh.

"Anjir gak tobat-tobat lo, Ja. Ngomong-ngomong kelasnya mereka di mana?"

"12 IPA 2. Oh iya, lo ngapain ke sini? Gak mungkin kan nyari Rion sama Rangga doang?"

"Gue pindah ke sini dong. Ya udah gue mau ke kelas Rion sama Rangga dulu ya," ucap Horan sambil menepuk pundak Raja dengan pelan sebelum pergi.

🍑🍑🍑

"Rion sama Rangga ada?" tanya Horan pada salah satu siswi yang kebetulan keluar dari kelas XII IPA 2. Siswi bernama Ola itu terbengong sesaat melihat seorang cowok ganteng bertanya padanya.

"A-ada kok. M-mau gue panggilin?" kata Ola gugup.

"Iya, panggilin. Tolong ya," ucap Horan sambil tersenyum. Ola pun masuk kembali ke kelasnya untuk memanggil Rion dan Rangga.

"Rion! Rangga! Ada cogan nyariin lo di depan!" teriak Ola dengan cemprengnya.

"Lah serius lo? Cecan kali yang nyariin gue. Masa lo bilang cogan," kata Rangga sambil cengengesan.

"Serius, Ga! Cowok itu di depan nyariin kalian. Buruan samperin!"

Rion dan Rangga saling menatap dan menghendikkan bahunya. Mereka pun keluar kelas dengan santainya.

"Astaga dragon! Lo beneran sekolah di sini, Ran?" teriak Rion heboh saat melihat Horan.

"Iyalah gue beneran. Lo kira gue bohong?"

"Ya mana gue tahu lo beneran mau sekolah di sini. Lo kan tukang ngibul," ucap Rangga.

Tadi tiba-tiba saja Horan yang tidak aktif selama berhari-hari di grup memberi kabar bahwa Horan pindah ke Nakula. Awalnya Rion dan Rangga tidak percaya, tetapi setelah melihat Horan di sini, mereka pun percaya.

"Glan gak sekolah katanya, beneran?" tanya Horan.

"Bener. Dia dipaksa lomba lagi," sahut Rion.

"Eh kok lo tahu dia gak sekolah? Lo udah ke ruang Kapsek ya?" tanya Rangga bingung.

"Tadi gue ketemu cewek. Dia bilang kalau Glan gak sekolah," ucap Horan. Rion dan Rangga pun hanya manggut-manggut saja.

"Gue ke ruang Kapsek dulu ya. Mau nanya ruang kelas gue. Oh iya, HP gue masuk bak sampah tadi. Sekarang gue gak pegang HP," ujar Horan sambil melambaikan tangannya dan mulai pergi menjauh.

"Bisa ya HP masuk bak sampah?" tanya Rangga pada Rion bingung.

19/2/2020

FUCKTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang