Tidur adalah hal yang aku sukai mulai sekarang. Bukan karena aku ingin menghindari kenyataan, hanya saja mimpi lebih indah dari kenyataan.
Happy reading 🍑
Malam telah tiba. Bi Ima menyiapkan banyak sekali makanan sesuai dengan permintaan Amri. Amri merencanakan makan malam bersama keluarga mereka.
Di meja makan sudah ada Amri, Admon, Derry dan Glan. Hanya Freya yang belum keluar dari kamarnya.
"Biar aku yang bujuk Freya, Tan," ucap Derry. Mendengar ucapan Derry, Amri mengangguk. Derry pun pergi menuju kamar Freya untuk mengajak Freya makan malam.
"Frey! Kamu di dalem kan?" teriak Derry sambil mengetuk pintu kamar Freya berulangkali. Freya sama sekali tidak merespons. Kamar Freya terdengar sangat hening karena Derry tidak mendengar suara apapun dari kamar itu.
Setelah berulang kali ia mencoba memanggil-manggil Freya dan Freya tidak merespons sama sekali, Derry pun kembali ke meja makan.
"Tante, Om, ada kunci serep kan? Freya gak mau buka pintu, takutnya kenapa-kenapa di dalem," kata Derry.
"Ada kok," ucap Amri. Ia pun berteriak memanggil Bi Ima. "Bi Ima! Ambilin kunci serep!"
"Iya, Nyonya!" balas Bi Ima berteriak entah dari mana.
Tak lama kemudian Bi Ima datang membawa beberapa kunci serep. Bi Ima langsung menyerahkan kunci itu kepada Derry. Derry menerimanya dan langsung menuju kamar Freya lagi. Ia membuka pintu kamar Freya menggunakan kunci itu.
Seperti hari-hari sebelumnya, kamar Freya sangat gelap karena lampu di kamar itu tidak dinyalakan. Derry pun menyalakan lampu itu dan menghampiri Freya yang sepertinya sedang tidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
"Frey ...," panggil Derry sambil menyibakkan selimut itu. Derry seketika terkejut karena ternyata yang ada di balik selimut itu adalah guling. Derry langsung keluar dari kamar Freya dan menuju meja makan.
"Freya hilang," kata Derry panik.
"Apa?" jerit Amri histeris.
"Kamu udah cari di seluruh kamarnya?" tanya Admon sambil menenangkan Amri yang syok mendengar kabar itu.
"Udah. Dia gak ada di kamarnya."
Glan yang sejak tadi terdiam pun berlari keluar rumah untuk mencari Freya. Ia menebak-nebak kalau Freya ada di kolam renang, jadi ia mencari ke sana. Akan tetapi, Freya tidak ada di sana. Tidak hanya Glan yang mencari Freya, Derry juga ikut mencari ke sekeliling rumah. Sementara Admon menemani Amri yang penuh dengan kecemasan.
"Frey! Lo dimana sih? Jangan ngilang gini dong!" teriak Glan. Ia berharap Freya mendengarnya dan muncul di hadapannya.
🍑🍑🍑
"Terus dengan lo kabur bisa nyelesain masalah?" hardik Arun setelah mendengar semua cerita Freya yang membuat Freya berada di sini sekarang.
"Gue pengin nenangin diri, Run. Gue gak sanggup nerima kenyataan," lirih Freya sambil menunduk.
"Ya harusnya lo bilang baik-baik kalau lo mau ke sini sama orang tua lo. Biar mereka gak khawatir," ucap Arun menasehati.
"Emang mereka bakalan khawatir? Gue kan cuma anak angkat. Anak kandung mereka udah ketemu, jadi apa yang perlu dikhawatirin?"
"Semuanya sayang sama lo, Frey. Percaya sama gue," kata Arun.
"Lo jangan bilang sama siapa-siapa kalau gue di sini ya, Run. Gue mohon," pinta Freya.
"Tapi mereka pasti nyariin lo, Frey."
"Run, please ...."
"Serah lo, Frey. Capek gue ngomong kalau lo gak pernah dengerin apa kata gue. Dan satu hal yang gue yakinin, mereka pasti lagi kelimpungan nyariin lo," kata Arun lalu pergi meninggalkan Freya yang sedang duduk di kasur. Arun menutup pintu kamarnya dengan kasar sehingga menimbulkan bunyi yang keras.
"Mereka sayang gue?" gumam Freya sambil merebahkan tubuhnya di kasur milik Arun. Ia benar-benar lelah dengan semua kenyataan ini.
🍑🍑🍑
Sudah dua hari Freya tidak pulang ke rumah dan Admon langsung melaporkan hilangnya Freya ke polisi. Ia sudah mencari Freya ke mana-mana, tetapi hasilnya tidak ketemu juga. Ia sudah menghubungi semua teman-teman Freya, barangkali Freya menginap di sana.
Bahkan Arun menuruti permintaan Freya untuk tidak mengatakan Freya ada di sana. Arun takut kalau Freya akan nekat untuk kabur lagi jika ia memberitahu pada keluarga Freya.
"Run, lo gak bilang sama mereka kan?" tanya Freya pada Arun.
"Frey, lo mau sampai kapan di sini? Gue bukannya ngusir lo. Gue seneng malah kalau lo di sini, tapi setidaknya lo kabarin orangtua lo. Mereka sampai minta tolong buat gue nyari lo," ucap Arun. Ia tidak keberatan kalau Freya menginap di rumahnya yang sepi, tetapi setidaknya Freya harus izin dulu. Arun merasa tidak enak karena harus berbohong pada keluarga Freya.
Freya tidak merespons. Ia memilih keluar dari rumah Arun untuk menikmati udara di sore hari. Dua hari belakangan ini ia benar-benar tidak keluar sama sekali dari rumah Arun dan sering mengurung diri di kamar Arun.
Melihat Freya sedang di luar, Arun diam-diam menghubungi orang tua Freya.
"Halo."
"Halo, Run. Kamu udah ketemu sama Freya?"
"Udah, Om. Ini Freya di rumah aku. Om ke sini aja."
"Iya, Run. Om segera ke sana."
"Iya, Om."
"Arun, ternyata lo gak nepatin janji lo," kata Freya yang tiba-tiba ada di belakang Arun. Arun tentunya terkejut melihat Freya yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya padahal jelas-jelas tadi ia melihat Freya di halaman rumahnya..
"Frey, maaf. Ini demi kebaikan lo."
"Kebaikan gue? Makasih lo peduli sama gue, tapi gak gini juga. Gue belum siap ketemu mereka."
"Terus kapan lo siap ketemu mereka? Setahun? Sepuluh tahun? Sekalian aja di kehidupan selanjutnya," kata Arun dengan sarkas. Freya benar-benar teguh pendirian dan Arun tidak bisa melunakkan hatinya.
Freya tidak menghiraukan Arun dan langsung berlari menuju kamar Arun. Ia mengambil tasnya yang berisi ponsel dan dompet. Arun mengikuti gerak-gerik Freya yang tampak mencurigakan.
"Lo mau ngapain, Frey?" tanya Arun.
"Freya! Lo mau kemana?" teriak Arun saat Freya melesat dengan cepat keluar dari rumah. Arun berusaha mengejar Freya, tetapi entah kenapa lari Freya menjadi lebih cepat dari biasanya sehingga Arun tidak bisa menyusulnya.
Kemudian Arun membuka ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Halo ...."
"..."
"Dia baru aja pergi."
"..."
"Jangan sebut gue."
"..."
"Jangan ngecewain gue."
"..."
TBC
Komentarnya dong😁
15/4/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKTA (END)
Teen FictionFreya Amatera Pranaja, biasa dipanggil Freya. Freya itu galak, ya galak banget. Kalau good mood ya seperti kucing manja dan kalau badmood ya seperti kucing tidur yang diganggu. Freya naksir sama cowok sombong yang bernama Glandion Parviz Gardapati...