Jangan cinta banget
Jangan sayang banget
Jangan percaya banget
Jangan ngarep banget
Karena yang banget itu bikin sakitnya juga bangetHappy reading 🍑
Hari ini Freya senang sekali karena Admon membelikannya ponsel baru lengkap dengan kuota unlimited. Freya hendak mengembalikan ponsel milik Glan, tetapi hari ini libur, jadi Freya mengurungkan niatnya.
Kondisi kaki Freya mulai membaik karena rajin minum obat. Itupun karena Arun yang memaksa. Hari ini Arun tidak datang ke rumah Freya karena Freya menyuruh Arun agar tidak datang. Freya kasihan dengan Arun yang harus datang setiap hari ke rumahnya selama beberapa minggu ini.
"Ma, bosen nih. Kemana kek gitu," kata Freya. Sekarang Freya sedang rebahan di pangkuan Amri yang sedang menonton televisi di ruang keluarga.
"Bentar-bentar," ucap Amri tanpa melihat Freya karena Amri fokus menonton televisi. Freya mendengus kesal.
"Ma," panggil Freya.
"Hm?" sahut Amri tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi. Freya merasa kesal sekali karena diabaikan.
"Mama!" panggil Freya sekali lagi dengan nada yang cukup keras.
"Iya, apa?" Kali ini Amri menunduk dan melihat anaknya itu.
"Aku kenapa gak pinter-pinter sih, Ma?" tanya Freya dengan nada kesal.
"Makanya belajar. Kamu itu nonton drakor aja kerjaannya. Gimana mau pintar?"
"Ya udah belajar kok aku, Ma. Emang dasarnya aja aku gak pinter. Aku nurun dari siapa sih? Kakek? Nenek?"
"Semuanya pinter kok, genius malah. Kamu aja yang gak pinter," ucap Amri dengan nada bergurau. Freya mencubit pinggang Amri kesal. Amri pun tertawa.
"Mama gak pinter-pinter amat sih. Mungkin kamu nurun dari Mama kali ya?"
"Gitu ya?"
"Mau jalan-jalan ke mana? Oh iya, kamu beli kue yang waktu ini tuh dimana? Enak banget."
"Mau tahu apa mau tahu banget?" tanya Freya sambil senyum-senyum. Ia pun bangun dari tidurnya dengan perlahan.
"Serius nih Mama nanya."
"Toko kue mamanya Glan loh, Ma."
"Ah masa? Ayo ke sana yuk! Sekalian mau kenalan sama calon besan," kata Amri bersemangat.
"Ih Mama apaan sih? Aku kan udah putus, Ma," ucap Freya malu-malu.
"Jodoh tuh di tangan Tuhan. Siapa tahu jodoh kan?"
Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Bi Ima dengan tergesa-gesa menuju pintu dan membuka pintu.
"Siapa ya, Ma?" tanya Freya. Amri menghendikkan bahunya lalu bangkit dari duduknya.
"Eh Brishen ternyata. Ayo sini duduk!" ucap Amri mempersilakan Brishen duduk.
"Baru inget gue lo?" sindir Freya sambil menatap Brishen dengan tatapan kesal. Brishen menyengir tanpa rasa bersalah.
"Sibuk gue, Frey."
"Alah lo sibuk ngapain emang? Sibuk mangkal di lampu merah ya?"
"Heh! Lo kira gue banci lampu merah?"
"Tante tinggal dulu ya. Kalian ngobrol aja, kalau mau jalan-jalan juga boleh," kata Amri.
"Mama gak ikut?" tanya Freya.
"Enggak ah. Nanti kalau jalan bertiga, Mama dikira tante-tante lagi," tolak Amri sambil menyengir. Amri pun pergi meninggalkan Freya berdua dengan Brishen.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKTA (END)
Teen FictionFreya Amatera Pranaja, biasa dipanggil Freya. Freya itu galak, ya galak banget. Kalau good mood ya seperti kucing manja dan kalau badmood ya seperti kucing tidur yang diganggu. Freya naksir sama cowok sombong yang bernama Glandion Parviz Gardapati...