Kadang air mata adalah satu-satunya cara mata berbicara untuk mengungkap sesuatu ketika bibir tidak mampu menjelaskan.
Happy reading 🍑
"Ma, ada apa sih sebenarnya?" tanya Freya bingung. Di sampingnya ada Glan yang sedang berpikir keras untuk menebak-nebak apa yang terjadi. Mereka berdua masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Mama sama Papa gak nikahin kami berdua secara paksa kan?" tanya Freya ngaur. Ia geram karena orangtuanya tidak ada yang menanggapi pertanyaan. Orangtuanya sibuk menatap Glan dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.
"Glan, sini, Nak." Setelah sekian lama terdiam, akhirnya Amri membuka mulutnya. Glan pun menurut saja. Amri menepuk-nepuk sofa yang ada di tengah-tengah dirinya dan Admon. Glan duduk di tengah-tengah dengan perasaan bingung.
"Glan ...," lirih Amri sambil memeluk Glan dengan erat. Diikuti dengan Admon yang juga memeluk mereka berdua.
"Ada apa sih sebenarnya?" tanya Freya dengan nada yang sedikit ditinggikan. Ia sudah mati penasaran sejak tadi, tetapi tidak ada yang memberinya penjelasan.
Mendengar suara Freya, Amri dan Admon melepaskan pelukannya dari Glan. Mereka menatap Freya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Glan itu anak Mama dan Papa." Satu kalimat yang diucapkan oleh Amri membuat Freya dan Glan seperti disambar petir. Mereka bersaudara? Lalu hubungan mereka bagaimana? Ah, iya, mereka sudah putus.
"Mama sama Papa jangan bercanda deh. April Mop udah lewat," ucap Freya sambil terkekeh. Bibirnya memang terkekeh, tetapi tidak mengurungkan air matanya yang mendesak untuk keluar. Matanya berkaca-kaca mendengar fakta yang diluar nalarnya.
"Papa dan Mama gak bercanda, Frey. Dulu waktu Glan umur 2 tahunan, Glan hilang saat kami titipkan ke rumah Om Arnan," jelas Admon.
"Om Arnan? Papanya Horan?" tanya Glan bingung.
"Iya."
"Jadi ...," Freya mendongak ke atas agar air matanya tidak terjatuh. Ia benar-benar tidak siap untuk menerima kenyataan bahwa Glan adalah anak dari Mama dan Papanya. Itu berarti Freya dan Glan adalah saudara, bukan? "... aku dan Glan itu saudara?"
"Tanggal lahir kami sama. Jadi, kami kembar?" tambah Glan.
"Pa ...," lirih Amri pada suaminya. Ia merasa tidak sanggup untuk menceritakan yang sebenarnya pada anak-anak mereka.
"Bukan. Freya bukan anak kandung Papa sama Mama," ucap Admon sambil menunduk. Ia tidak sanggup melihat Freya yang pastinya akan menangis setelah mendengar fakta itu.
"Freya mau ke kamar dulu," kata Freya dengan mata yang memerah karena sudah lama menahan air mata. Freya segera berlari menuju kamarnya bersamaan dengan air matanya yang mengalir tanpa bisa ia tahan lagi.
Mendengar suara bantingan pintu dari kamar Freya, Admon dan Amri merasa bingung untuk membujuk Freya agar tidak bersedih lagi. Mereka memutuskan untuk memberi waktu untuk Freya agar Freya bisa menerima kenyataan itu.
"Om, Tante, aku beneran anak kalian?" tanya Glan yang masih belum percaya.
"Kita tes DNA sekarang," ucap Admon.
🍑🍑🍑
Setelah melakukan tes DNA dan menyatakan bahwa Glan benar-benar adalah anak dari Admon dan Amri, mereka menuju ke rumah Arnan yang ada di Jakarta. Ternyata Arnan memang tinggal di Jakarta tanpa sepengetahuan Horan. Hanya Amri dan Admon yang tahu karena mereka adalah sahabat.
"Jadi, Glan adalah Adam?" tanya Arnan memastikan. Admon dan Amri mengangguk. Adam adalah nama Glan saat kecil.
"Maafin Om, Glan. Gara-gara Om, kamu jadi pisah dengan orang tua kandung kamu," ucap Arnan penuh penyesalan mengingat kejadian 15 tahun lalu yang merenggut kebahagiaan keluarga Pranaja.
"Kenapa, Om? Apa yang terjadi?" tanya Glan penasaran.
"Ini semua pasti karena masalah itu. Haidar nyulik kamu karena mengira kamu adalah anak Om," jelasnya.
"Apa penyebabnya, Om? Kenapa Papa ... kenapa dia ngelakuin hal itu? Kenapa dia punya niatan nyulik anak Om?"
"Karena Om adalah penyebab anak dari Haidar meninggal. Om khilaf. Om terlalu marah waktu tahu dia dan Rishona punya hubungan di belakang Om. Rishona itu istri Om dulu. Om nabrak Haidar dan anaknya sampai anaknya meninggal dan dia selamat. Om benar-benar menyesal," ungkap Arnan dengan air mata yang membasahi wajahnya yang sudah menua itu. Ia benar-benar merasa bersalah.
"Om gak nyangka ternyata dia yang nyulik kamu. Om dan orang tua kamu nyari-nyari tapi gak pernah ketemu dan akhirnya kami menyerah," tambahnya.
"Maafin Mama dan Papa, Glan. Kalau kami menyerah mencari kamu," kata Amri sambil memeluk Glan.
"Aku bakalan tuntut Haidar," kata Admon dengan wajah penuh amarah.
🍑🍑🍑
Karena hari sudah menjelang malam, Admon dan Amri mengantarkan Glan ke apartemen Horan. Arnan juga ikut karena setelah mengantarkan Glan, mereka akan pergi ke rumah Haidar.
"Kalian ngapain ke sini?" tanya Haidar dengan ekspresi datarnya.
"Ada yang perlu kita bicarakan," kata Admon tidak kalah datar.
Haidar pun mempersilakan Admon, Amri, dan Arnan masuk. Mereka semua duduk di ruang tamu dengan suasana mencekam.
"Saya akan menuntut Anda atas penculikan yang Anda lakukan terhadap anak saya 15 tahun yang lalu."
Bukannya takut, Haidar malah terkekeh mendengar perkataan Admon. Padahal tidak ada unsur lucu, tetapi Haidar malah terkekeh.
"Tuntutan? Anda tidak ingat apa yang Anda lakukan terhadap saya Bapak Admon yang terhormat?" tanya Haidar dengan nada meremehkan.
"Apa yang telah saya lakukan?"
"Dulu saya menyerahkan bukti yang cukup kuat untuk menjebloskan Arnan ke penjara dan apa yang Anda lakukan? Anda menghancurkan bukti itu dan membuat Arnan tidak bersalah," jelas Haidar. Admon langsung tidak bisa berkata apa-apa setelah Haidar membeberkan kesalahannya.
"Saya ingin Arnan juga kehilangan anaknya seperti saya kehilangan anak saya. Tapi ternyata anak yang saya culik ternyata anak Anda."
"Kenapa Anda setega itu menculik anak saya? Kesalahan suami saya kenapa bisa Anda kaitkan dengan anak saya? Bajingan!" teriak Amri histeris. Ia benar-benar tidak terima dengan penjelasan Haidar. Itu kesalahan Admon, mengapa anaknya juga terseret dalam masalah itu?
Haidar tidak menghiraukan Amri dan melanjutkan ceritanya agar Admon dan Arnan tahu kesalahan yang mereka buat dahulu. "Seharusnya saya menculik anak Arnan, tetapi malah menculik anak Anda. Saya berfikir tidak mungkin saya mengembalikan dia, yang ada saya dipenjara. Akhirnya saya membawa Glan ke luar kota agar tidak ada tahu," ungkapnya.
"Tapi gak seharusnya anak kecil terlibat urusan orang dewasa," sahut Arnan yang sejak tadi terdiam.
"Lalu anak saya kenapa terlibat dalam urusan kita?" Pandangan Haidar seketika sendu mengingat anaknya yang meninggal akibat kecelakaan. Arnan seketika terdiam karena tidak tahu harus bilang apa. Ini semua bermula dari dirinya. Dialah penyebab semua kekacauan yang terjadi.
"Sekarang urusan kita selesai. Kalian sudah tahu semuanya. Silakan pergi," ucap Haidar dengan tegas sambil menunjuk pintu.
Komentar dong:)
Gimana tanggapan kalian pas baca part ini?TBC
14/4/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKTA (END)
Teen FictionFreya Amatera Pranaja, biasa dipanggil Freya. Freya itu galak, ya galak banget. Kalau good mood ya seperti kucing manja dan kalau badmood ya seperti kucing tidur yang diganggu. Freya naksir sama cowok sombong yang bernama Glandion Parviz Gardapati...