🍑4🍑 With Glan

2.8K 140 5
                                    

Kalau modus bisa membuat kita lebih dekat, kenapa tidak?

Happy reading 🍑

"Lo gak kasihan gitu sama gue?" tanya Freya sambil mengepel lantai toilet. Glan sedang bersandar di dinding toilet sambil bermain ponsel. Freya mendengus kesal karena tidak direspon.

"Heh!" teriak Freya sambil membanting alat pel yang tadi dipakainya hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring. Glan menoleh ke arah Freya dan menatap Freya bingung.

"Lanjutin ngepelnya, itu masih kotor, Frey. Mau dilaporin kalau lo gak becus ngejalanin hukuman?"

Glan kembali bermain ponselnya. Freya menjadi sangat geram karena Glan seenaknya memerintahnya.

"Glan, gue capek. Istirahat dulu ya," keluh Freya. Setelah lari di lapangan sebanyak lima kali, Glan tidak membiarkannya beristirahat sejenak. Glan langsung menyuruhnya untuk membersihkan toilet.

"Segitu aja udah capek. Makanya jangan ngelanggar lagi. Udah tahu kan gimana capeknya hukuman dari Pak Sugriwa?"

"Iya deh, Glan. Gue gak bakalan ngelanggar lagi, tapi biarin gue istirahat ya. Capek banget nih, kaki gue pegel," kata Freya.

Glan pun mengangguk dan kembali memainkan ponselnya, sedangkan Freya menuju salah satu bilik toilet dan duduk di atas toilet tanpa menutup pintu toilet itu.

"Enak banget lo bisa ngebolos. Tahu gitu gue nyalon jadi OSIS biar bisa bolos," ucap Freya.

"Tugas OSIS itu berat. Lo gak bakalan kuat jadi OSIS, dimarahin mulu kalau salah. Siswa biasa mana tahu."

"Lo ngapain sih? Kok asyik banget main HP?" tanya Freya penasaran.

Sejak Freya lari di lapangan sampai Freya membersihkan toilet, Glan tetap berdiri. Tidak lelahkah terus berdiri seperti itu?

"Kepo."

"Nonton bok*p lo ya?" tuduh Freya.

Glan langsung mematikan ponselnya dan menatap Freya tajam. Glan mendekati Freya dan menyentil jidat Freya dengan keras sampai Freya menjerit kesakitan.

"Kotor banget pikiran lo," ucap Glan lalu kembali ke tempat ia bersandar tadi.

Tiba-tiba terdengar suara seseorang sedang berbincang-bincang. Freya langsung panik mendengar ada seseorang. Bukannya bagaimana, Freya hanya tidak ingin orang salah paham karena ada Glan di sana.

Tanpa pikir panjang, Freya langsung menarik Glan agar masuk ke dalam bilik toilet dan menguncinya. Suara orang berbincang-bincang semakin jelas terdengar. Freya membekap mulut Glan agar Glan tidak mengeluarkan suara apapun seperti bersin, batuk, dan yang lainnya yang akan membuat mereka dalam bahaya.

Glan melepaskan tangan Freya dari mulutnya karena merasa tidak nyaman.

"Lo bego ya?" bisik Glan sambil menatap Freya tajam. Freya menaruh telunjuknya di bibirnya isyarat agar Glan diam.

Lama sekali cewek-cewek itu berbincang-bincang di toilet. Mereka malah bergosip di toilet. Glan dan Freya tetap diam di dalam toilet untuk menunggu para penggosip itu pergi.

"Tuh orang lama banget di toilet, gak keluar-keluar dari kita masuk ke toilet," celetuk salah satu penggosip itu.

"Lagi BAB kali," sahut yang lainnya dan diikuti gelak tawa oleh para penggosip itu. Freya berdecak kesal karena merasa menjadi bahan gosip.

"Sampai kapan sih mereka di sana?" bisik Glan tidak sabaran. Freya menatap Glan tajam sambil menaruh telunjuknya di bibirnya agar Glan tidak berbisik lagi. Bisa aja bisikannya didengar oleh para penggosip itu.

"Diare lo ya?" tanya penggosip itu sambil mengetuk pintu toilet yang ada Glan dan Freya. Itulah sifat penggosip, selalu ingin tahu.

"Iya, diare," sahut Freya. Ia menutup hidungnya menggunakan kedua tangannya agar suaranya tampak beda. Kemudian ia mengeluarkan suara seperti kentut dari mulutnya agar meyakinkan si penggosip itu.

"Ewh jorok banget sih kentutnya," ejek penggosip itu.

"Ayo guys keluar!" ajak penggosip itu pada teman-temannya.

"Udah keluar belum mereka?" tanya Freya pada Glan. Glan mengangguk. Freya pun membuka pintu toilet dengan perlahan dan menyembulkan kepalanya keluar.

"Aman-aman. Gue keluar duluan ya," ucap Freya lalu keluar dengan cepat dari toilet meninggalkan Glan. Glan pun segera menyusul Freya karena Freya belum menyelesaikan hukumannya.

"Heh! Jangan kabur lo!" teriak Glan. Glan mempercepat larinya hingga akhirnya ia bisa menyusul Freya. Glan langsung menarik kerah belakang seragam Freya dan membuat Freya tidak bisa lari.

"Glan, lo ngapain sih? Lepasin gak!" jerit Freya sambil menepis tangan Glan hingga terlepas.

"Lo emang bego ya, Frey. Lo ngapain narik gue buat ikut ngumpet sama lo? Harusnya gue aja yang perlu ngumpet. Atau jangan-jangan lo mau cari kesempatan kan biar bisa deket-deket sama gue?" tuduh Glan. Freya mendelik tidak terima dengan tuduhan Glan.

"GR banget sih lo, Glan. Gue kan panik karena ada yang dateng, jadi gue gak mikir panjang. Coba bayangin kalau cewek-cewek tukang gosip itu lihat lo sama gue di toilet cewek berduaan, mereka pasti mikir aneh-aneh," jelas Freya.

"Kan kita gak ngapa-ngapain, Frey."

"Ya emang, tapi lo kan gak tahu pemikiran orang kayak gimana. Udahlah lo banyakan bacot. Gue mau ke kantin," ucap Freya lalu pergi meninggalkan Glan dengan perasaan kesalnya.

"Heh! Lo belum selesai bersihin toiletnya!" teriak Glan. Freya tidak menghiraukan Glan dan terus berjalan menjauhi Glan.

FUCKTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang