Aku masih cinta kamu. Kamu juga bukan?
Happy reading 🍑
Setelah kejadian razia tadi, hampir seluruh murid kelas XII IPA 5 murung. Banyak yang handphone-nya disita karena banyak yang membawa handphone. Hanya beberapa saja yang tidak membawa.
"HP gue disita, Frey," rengek Neola sambil menarik-narik baju Freya yang sedang sibuk mencoret-coret bukunya.
"Woy, Frey! Diem-diem aja lo," kata Neola karena tidak dihiraukan."Terus gue harus ngapain? Nyanyi-nyanyi? Joged-joged? Dihujat temen-temen gue ntar. Lihat tuh mereka pada galau karena HP-nya disita," ceroscos Freya sambil memanyunkan bibirnya. Handphone-nya yang sudah tidak terbentuk itu sudah Freya buang di tempat sampah karena tidak mungkin bisa dipakai lagi.
"Ya ngomong kek. Gue tuh gak rela HP gue disita tiga hari. Mana kuat gue gak bawa HP tiga hari," ucap Neola cemberut.
"Bukan lo aja, Ne. Gue juga," celetuk Salwa.
"Gue apalagi," tambah Blenda.
"Kalian itu cuma disita. Lah gue? Mati total!" kata Freya dengan nada kesal.
"Siapa suruh tarik-tarikan sama Glan?" celetuk Raja.
"Heh! Adira! Diem lo! Bikin gue tambah badmood aja!" teriak Freya dengan suara cemprengnya. Raja pun hanya bisa menunduk saat melihat Freya yang sepertinya ingin mengamuk.
"Demo yuk! Gue gak terima kalau sekolah ini dilarang bawa HP," kata Cavan yang tiba-tiba menggebrak meja.
"Kaget gue, anjir!" pekik Salwa kesal.
"Bodo amat!"
"Ngajak ribut lo, Van!" teriak Salwa. Salwa hendak menghampiri Cavan, tetapi tangannya ditahan oleh Blenda agar tetap duduk.
"Guru hari ini kan gak ada sampai pulang ya?" tanya Freya.
"Iya kayaknya, Frey," jawab Neola.
"Gue mau keluar. Suntuk banget gue di kelas," kata Freya.
"Oh iya deh. Gue mending di kelas aja. Lelah lahir batin gue kalau gak ada HP," ujar Neola.
Freya merapikan buku dan alat tulisnya berserakan, lalu memasukkannya ke dalam tas. Tiba-tiba ia merasakan benda tidak asing di dalam tasnya. Ia pun mengeluarkan benda itu dan terkejut karena benda itu adalah handphone.
"Woy! Siapa yang punya nih? Kok ada di tas gue?" tanya Freya pada semua murid di kelasnya. Semua menatapnya bingung.
"Kan semua HP udah disita, Frey," sahut Cavan.
"Terus ini punya siapa? Jangan-jangan ada orang yang mau nuduh gue maling kayak di film-film ya?"
"Kebanyakan nonton film lo, Frey," ucap Blenda sambil terkekeh.
"Tadi istirahat semuanya di luar kelas?" tanya Freya. Semuanya mengangguk.
"Pasti orang yang naruh ini anak kelas lain," kata Freya.Freya menghidupkan handphone itu dan terkejut melihat wallpaper handphone itu. Freya langsung berlari keluar kelas. Freya mengedarkan pandangannya sambil berlari mencari pemilik handphone itu.
"Glan!" teriak Freya saat melihat Glan sedang bersama Rion dan Rangga di pinggir lapangan basket.
"Eh ada Freya. Gue mending pergi deh," ujar Rangga lalu beranjak pergi sambil menarik Rion agar meninggalkan Glan berdua dengan Freya.
"Maksudnya apa ya?" tanya Freya.
"Apanya?" tanya Glan bingung.
"HP ini," kata Freya sambil menunjukkan handphone Glan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKTA (END)
Teen FictionFreya Amatera Pranaja, biasa dipanggil Freya. Freya itu galak, ya galak banget. Kalau good mood ya seperti kucing manja dan kalau badmood ya seperti kucing tidur yang diganggu. Freya naksir sama cowok sombong yang bernama Glandion Parviz Gardapati...