🍑2🍑 First Day

3.7K 176 8
                                    

Kamu adalah penyebab dari pusing kepalaku, tetapi kamu juga obatnya.

Happy reading 🍑

Senin yang melelahkan bagi seluruh siswa di SMA Nakula. Pagi-pagi mereka sudah berjemur di bawah sinar matahari yang sangat terik untuk mengikuti upacara bendera yang rutin dilakukan setiap hari Senin. Apalagi saat pembina upacara berbicara panjang lebar dan membuat mereka semakin lama berjemur, padahal hampir semuanya tidak memperhatikan apa yang dibicarakan oleh pembina upacara tersebut.

"Panas, anjir! Ngomongnya lama banget sih. Udah tahu gak ada yang dengerin, masih juga ngomong. Lo gak kepanasan, Ne?" gerutu Freya pada Neola yang berbaris tepat di sampingnya. Tangannya mengipas-ngipas walaupun itu sia-sia karena tidak bisa menghilangkan rasa panasnya.

"Panaslah, Frey. Ini nih nasib orang tinggi. Gak bisa berlindung," gerutu Neola juga.

Freya dan Neola memang merupakan cewek tertinggi di kelas mereka, kelas XII IPA 5. Tinggi mereka hanya sekitar 160 sentimeter, tetapi karena di kelas mereka cewek-ceweknya bisa dianggap cebol, mereka menjadi paling tinggi dan berbaris paling belakang. Tentu saja di kelas-kelas lain banyak yang jauh lebih tinggi daripada mereka.

"Gak kuat gue, Ne. Itu pembina upacaranya lama banget ngomongnya sampai berbusa mulutnya gak kelar-kelar," gerutu Freya lagi. Cewek yang berbaris di depan Freya terkikik geli mendengar Freya yang terus saja menggerutu.

"Pura-pura pingsan aja, Frey," ucap Blenda, cewek yang berbaris di depan Freya. Belum sampai satu menit Blenda memberikan saran seperti itu, Freya sudah menjatuhkan dirinya bertepatan dengan seseorang yang menangkapnya.

Banyak yang panik melihat Freya pingsan. Untung saja ada Glan yang kebetulan berjaga di belakang Freya. Glan langsung menggendong Freya dan membawanya ke ruang UKS. Di ruangan itu sudah banyak ada murid yang pingsan ataupun sakit.

Belum sampai Glan meletakkan Freya di kasur, Glan tiba-tiba menjatuhkan Freya dengan kasar karena terkejut mendengar Freya yang cekikikan di gendongannya. Untung saja Freya jatuh tepat di kasur. Jika tidak, mungkin badan Freya akan sakit-sakit karena terjatuh.

Freya langsung duduk dan menatap Glan kesal. "Kok kasar banget sih?" bisik Freya penuh penekanan karena tidak terima dijatuhkan dengan kasar.

"Lah elo yang bikin gue kaget. Siapa suruh lo cekikikan kayak orang gila padahal gue kira lo pingsan beneran?" bisik Glan dengan ekspresi galaknya.

"Lebay lo. Gitu aja kaget."

"Gue laporin lo sama guru kalau lo pura-pura pingsan biar gak ikut upacara," ancam Glan. Freya mendelik kesal, Glan ternyata tukang ngadu.

"OSIS itu emang tukang ngadu ya," sindir Freya.

"Itu udah tugas gue buat nertibin murid bandel kayak lo."

Glan merupakan anggota OSIS seksi bidang kesehatan di SMA Nakula. Glan lumayan terkenal di SMA Nakula karena sangat berprestasi dan juga memiliki wajah yang tampan.

"Gue beneran pusing, Glen. Gak bohong. Gue mau istirahat dulu ya. Jangan ngadu lo. Gue gak bohong ini," ucap Freya, lalu merebahkan dirinya dan memejamkan matanya.

Wajah Freya memang terlihat sangat pucat walaupun Freya tidak terlihat lemas. Belum sempat Freya masuk ke alam mimpi, Freya membuka matanya karena merasakan kepalanya dipijat.

"Apa lo lihat-lihat?" tanya Glan galak.

"Perhatian banget sih," gumam Freya sambil tersenyum malu-malu karena Glan memijat kepalanya.

"Gak usah melting lo, Frey. Ini tugas gue kalau orang lagi sakit," ucap Glan dengan nada sarkas. Freya pun cemberut mendengar Glan yang tidak pernah berbicara lembut padanya.

"Galak banget sih jadi cowok," gumam Freya, lalu memejamkan matanya dan menikmati pijatan Glan yang membuat Freya perlahan tertidur pulas.

***

Freya terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia melihat jam tangan yang dipakainya dan itu sudah menunjukkan pukul 09.30. Freya cepat-cepat ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Jam istirahat tidak boleh ia lewatkan karena jajanan di kantin pasti akan ludes di jam istirahat pertama. Freya tidak mau kelaparan karena tidak mendapatkan jajanan.

Setelah mencuci wajah, Freya berlari kencang menuju kantin. Sampai di sana, Freya membali makanan dan minuman yaitu roti dan susu kotak. Freya mengedarkan pandangannya dan melihat Arun yang duduk di sebuah meja sendirian. Freya melambaikan tangannya, lalu menghampiri Arun.

"Kata Neola, lo pura-pura pingsan," kata Arun sambil memakan makanannya. Mulutnya penuh dengan makanan sehingga Arun tidak berbicara dengan jelas.

"Iya. Habisnya panes banget," keluh Freya.

"Lah kok lo tidur? Kan cuma pura-pura."

"Iya soalnya gue pusing dikit terus dipijetin sama Glan. Eh malah ketiduran," ucap Freya sambil memakan makanannya.

"Glan?"

"Iya, OSIS sombong yang gue sapa dulu tapi gak nyapa balik. Tahu kan lo?" Arun mengangguk pelan.

Saat pertama masuk sekolah, Freya melihat Glan yang tampak tampan di matanya. Freya bermaksud mendekati Glan karena penasaran dengan cowok itu, tapi Freya belum berani mendekati Glan.

Beberapa bulan Freya diam-diam naksir Glan, Freya pun memberanikan diri untuk menyapa Glan. Akan tetapi, Glan seolah tuli dengan sapaan Freya. Glan mengacuhkannya dan berlalu begitu saja seolah Freya tidak ada.

Semenjak saat itu, Freya tidak lagi menyapa Glan karena menganggap Glan itu sombong dan tidak bersahabat. Sampai sekarang pun Freya tidak pernah mau menyapa Glan, paling tidak mereka bertengkar karena pelanggaran yang Freya buat. Itupun Freya sengaja melakukannya agar ia bisa berkomunikasi dengan Glan.

Pandangan Arun lurus ke belakang Freya. Ia tidak sengaja melihat seseorang yang membuat selera makannya langsung hilang.

"Kenapa lo, Run?" tanya Freya saat melihat Arun seperti tidak minat makan karena makanannya hanya diaduk-aduk saja.

Arun tersentak dan menatap Freya. "Gak papa. Gue cuma kenyang aja," ucap Arun sambil tersenyum. Ia mendorong piring yang masih berisi makanan itu ke samping. Arun tidak lagi makan karena katanya kenyang.

"Lo cukup makan roti sama susu doang?"

"Cukup dong. Gue kan lagi diet," ucap Freya sambil memakan rotinya sampai habis, lalu meminum susunya.

"Lo itu udah kurus, Frey. Ngapain diet coba?"

"Kalau gue setinggi lo mah gue gak bakalan diet. Berat badan kita sama, Run. Harusnya kan lo lebih berat daripada gue karena lo lebih tinggi dari gue," gerutu Freya.

"Gue mau nurunin 3 kilo aja," kata Freya sambil mengacungkan tiga jarinya.

30/1/2020

FUCKTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang