🍑51🍑 End

4K 82 4
                                    

Aku tidak bangga dicintai banyak orang. Aku hanya bangga dicintai satu orang yang tidak mencintai banyak orang.

Happy reading 🍑

***

Tujuh tahun kemudian

Glan sudah berkerja di rumah sakit sebagai dokter magang. Di rumah sakit yang sama dengan rumah sakit Derry. Sedangkan Freya masih pengangguran karena cewek itu belum menemukan tempat kerja yang pas. Hanya saja ia tidak berdiam diri. Freya berusaha menghasilkan karya berupa novel yang ia buat.

“Kamu dapet sif malam ya?” tanya Freya. Glan mengangguk sambil merebahkan dirinya di sofa.

“Di sana banyak dokter cantik gak sih?” tanya Freya.

“Wuih, banyak banget. Bening-bening, mulus-mulus, seksi-seksi lagi,” sahut Glan sambil tersenyum lebar ke arah Freya. Mendengar perkataan Glan, Freya langsung melotot kesal. Ia mencubit pinggang Glan dengan keras. “Argh! Sakit, Frey! Tega banget sih,” keluh Glan sambil melepaskan tangan Freya dari pinggangnya.

“Gak usah genit gitu ya sama cewek lain,” desis Freya.

“Bercanda kali, Frey. Kamu mah dibawa serius mulu,” kata Glan.

Hello, everyone!” teriak Derry sambil melambaikan tangannya pada Glan dan Freya yang bersantai di ruang tamu. Derry datang bersama Havika dan anaknya yang baru berumur tiga tahun. Nama anak dari Derry dan Havika adalah Divya.

“Eh, Divya! Duh, imutnya ponakanku!” pekik Freya sambil berlari menghampiri Divya dan mencubit pipi Divya.

“Mama, Tante Leya jahat,” adu Divya pada mamanya.

“Kamu itu loh, Frey. Kebiasaan banget kamu geregetan sama Divya. Buruan nikah sana biar bisa punya anak selucu Divya,” omel Derry sambil menggendong anaknya.

“Divya emang gemesin kayak mamanya,” kata Havika sambil terkikik geli.

“Dih, gemesin kayak tantenya kali,” kata Freya sambil berusaha mencubit pipi Divya.

“Kalian kapan nikahnya sih?” tanya Havika tidak sabaran.

“Bentar, Kak. Sabar, masih prepare,” sahut Glan sambil terkekeh. Freya pun tersenyum malu-malu mendengar ucapan Glan.

“Wah, ada apa nih rame-rame?” tanya Admon yang baru pulang kerja. Setelah berhenti menjadi jaksa, Admon berubah profesi menjadi dosen di salah satu universitas ternama di kota itu. Admon datang bersama Amri yang baru pulang dari arisan di rumah tetangga.

“Ini loh, Om. Ngomongin rencana mereka nikahan,” kata Derry sambil terkekeh.

“Beneran? Kok gak bilang-bilang sama Papa Mama?” tanya Amri terkejut.

“Enggak, Ma. Kak Derry ngasal tuh,” kata Freya cemberut. Ia benar-benar malu jika sudah menyangkut urusan nikah.

“Kalian udah pegang restu dari Papa dan Mama. Mau nunggu apa lagi? Kalian udah cukup umur loh,” kata Admon menasehati. Umur mereka berdua yang hampir 25 tahun, tapi belum menikah juga dan membuat sekeluarga tidak sabaran menanti mereka menjadi pasangan suami-istri.

“Duh, Papa jangan bikin aku malu dong,” cicit Freya.

“Ngapain malu sih, Frey?” tanya Glan.

FUCKTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang