Pacaran tanpa bertengkar itu bagai sayur tanpa garam. Kalau kelebihan tidak enak juga, darah tinggi yang ada.
Happy reading 🍑
"Menang gak?" tanya Freya antusias.
"Menang dong," ucap Glan dengan sombongnya.
"Uh tahu deh yang pinter," ucap Freya sambil memanyunkan bibirnya.
"Aku emang pinter, gak kayak kamu," ucap Glan yang semakin membuat Freya kesal.
"Gak usah ngejek deh."
"Mau mesen es krim?" tanya Glan. Freya yang tadi cemberut langsung ceria karena Glan akan memesan makanan lagi.
"Mau mau!" serunya antusias. Glan pun memesan es krim rasa vanila kesukaan Freya.
Saat pulang sekolah, Freya terkejut dengan kedatangan Glan yang bermaksud menjemputnya. Awalnya Freya hendak pulang bersama Arun, tetapi melihat kedatangan Glan dengan mengendarai motor membuat Freya terpaksa membatalkan rencananya pulang dengan Arun.
Sungguh Freya merasa senang sekali karena Glan menjemputnya tanpa ia suruh. Bahkan Glan mengajaknya ke kafe dan mentraktirnya.
"Oh iya, aku sampai lupa nanya sesuatu nih," kata Freya.
"Apa?" tanya Glan penasaran.
"Kemarin kamu pulang sama siapa? Langsung pulang kan kemarin?"
"Iya langsung pulang. Sekalian Gravi nebeng kemarin karena sopirnya gak bisa jemput," jelas Glan.
"Dia gak bohong tuh sama gue. Kalau dia ada apa-apa sama Gravi kan pastinya dia bohong sekarang," batin Freya sambil tersenyum-senyum sendiri.
"Kenapa, Frey?" tanya Glan curiga saat melihat Freya yang tersenyum-senyum sendiri.
"Ah enggak-enggak," elak Freya sambil terkekeh. Kemudian Freya memakan es krim yang sudah dipesan oleh Glan.
"Kamu makannya belepotan, Frey," ucap Glan sambil menunjuk ke arah bibir Freya. Freya diam sambil menatap Glan, seperti menunggu sesuatu.
"Ih gak romantis banget sih. Elapin kek biar kayak di film-film," batin Freya kesal sambil mengambil beberapa lembar tisu dengan kasar.
"Kenapa?" tanya Glan sambil memakan es krim cokelatnya dengan tenang. Glan memang tidak peka dengan Freya dan Freya kesal melihat ketidakpekaan Glan itu.
"Gak papa," sahut Freya cuek. Freya pun kembali memakan es krimnya hingga habis. Tiba-tiba ia teringat sesuatu.
"Glan, tadi ada cowok nanyain kamu."
"Siapa?"
"Siapa ya namanya? Aku lupa," kata Freya sambil menyengir.
"Gimana ciri-cirinya?" tanya Glan.
"Tinggi, putih, agak kurus, rambutnya ikal, ganteng lah pokoknya," ucap Freya polos.
"Ga-ganteng? Kamu jelalatan ya ternyata. Baru sehari aku gak ada, kamu udah lirik-lirik cowok lain," omel Glan yang tampak sangat cemburu.
"Ih enggak ya. Palingan kamu tuh yang genit sama peserta lombanya. Oh iya, pasti karena itu kamu bisa menang kan? Kamu godain mereka kan biar mereka mau ngalah? Iya kan?" tuduh Freya.
"Enak aja. Peserta lombanya cuma dua dan itu cowok," sangkal Glan.
"Eh back to topik. Dia juga nanyain Rangga sama Rion, tapi aku kacangin. Oh iya, dia pakai seragam sekolah lain. Kayaknya anak baru deh," kata Freya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKTA (END)
Teen FictionFreya Amatera Pranaja, biasa dipanggil Freya. Freya itu galak, ya galak banget. Kalau good mood ya seperti kucing manja dan kalau badmood ya seperti kucing tidur yang diganggu. Freya naksir sama cowok sombong yang bernama Glandion Parviz Gardapati...