Who am I? Where do I come from?
Happy reading 🍑
Komentar dong biar aku jadi semangat:(
Pada tengah malam Glan menggedor-gedor pintu rumahnya dengan keras. Biarlah ia menyebabkan keributan di tengah malam seperti ini. Ia benar-benar tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. Pertanyaan-pertanyaan di otaknya membuatnya ingin segera menyampaikannya kepada Haidar.
Tidak lama kemudian keluarlah Haidar yang sepertinya sedang mengantuk berat karena jam tidurnya diganggu oleh Glan. Begitu pintu itu dibuka, Glan langsung masuk ke rumah yang sudah lama tidak ia kunjungi.
"Ngapain kamu ke sini malam-malam?" tanya Haidar.
"Kenapa Mama ngasih aku kalung milik keluarga Pranaja?" tanya Glan. Itu pertanyaan terpenting yang harus ia ketahui. Setelah Freya mengatakan bahwa kalung itu hanya didesign untuk keluarga Pranaja, Glan merasa sangat bingung kenapa Rishona memberikan kalung itu.
"Maksud kamu apa?" tanya Haidar terkejut.
Glan merogoh sakunya dan menunjukkan kalung yang sama persis dengan milik Glan. Haidar tambah terkejut melihat kalung itu.
"Saya pikir Rishona sudah membuangnya," ucap Haidar pelan.
"Papa jawab!" bentak Glan emosi. Ia sangat kesal karena rasa penasarannya yang memuncak dan Haidar tidak kunjung menjawabnya.
"Baiklah, saya akan jujur. Kamu bukan anak saya," ucap Haidar yang membuat Glan sangat terkejut. Saking terkejutnya ia tidak menyadari bahwa ia ditarik Haidar keluar dari rumah itu.
"Maksud Papa apa?" tanya Glan dengan tatapan kosong.
"Mana otak pintar kamu itu? Masih gak ngerti juga? Saya bukan orangtua kamu dan jangan panggil saya Papa," ucap Haidar tegas. Kemudian Haidar masuk ke dalam rumah dan membanting pintu dengan keras. Sedangkan Glan masih syok dengan tatapan kosong.
🍑🍑🍑
"Mama! Ma! Mama! Mama dimana? Papa! Pa! Kalian dimana?" teriak Freya menggelegar setelah memasuki rumahnya.
"Frey, sabar, Frey. Tenang. Kamu kenapa sih?" tanya Derry menenangkan Freya.
"Mereka mana sih?"
"Mereka pasti lagi tidur, Frey. Ini kan tengah malam."
Freya langsung bergegas menuju kamar orangtuanya. Ia menggedor-gedor pintu kamar orangtuanya dengan tidak sabaran.
"Mama! Papa!"
Tak lama kemudian keluarlah Admon dengan wajah mengantuknya. Ia menatap anaknya bingung.
"Kenapa? Kok malam-malam teriak-teriak?" tanya Admon bingung.
"Ada apa, Frey?" tanya Amri heran melihat Freya yang ribut tengah malam.
"Aku mau nanya sesuatu sama kalian. Kalung ini kalung pasaran kan? Di luar sana masih banyak kan kalung yang bentukannya kayak gini?" tanya Freya sambil menunjukkan kalungnya.
"Ah ngaco kamu, Frey. Ini tuh kalung khusus keluarga Pranaja, gak mungkin ada yang punya selain anggota keluarga Pranaja," jelas Amri.
"Tapi ada yang punya juga, Ma."
"Siapa?" tanya Admon.
"Glan."
"Pa, mungkinkah ..." Air mata Amri turun sebelum menyelesaikan kalimatnya. Admon langsung memeluk Amri dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKTA (END)
Teen FictionFreya Amatera Pranaja, biasa dipanggil Freya. Freya itu galak, ya galak banget. Kalau good mood ya seperti kucing manja dan kalau badmood ya seperti kucing tidur yang diganggu. Freya naksir sama cowok sombong yang bernama Glandion Parviz Gardapati...