🍑48🍑 Uninvited Guests

1.5K 62 1
                                    

Aku mundur ya. Anggap saja perhatian aku kemarin adalah hadiah perkenalan kita.

Happy reading 🍑

*

**

"Siapa sih? Pagi-pagi udah bertamu," gerutu Freya saat waktu santai-santainya di ruang tamu terganggu karena mendengar ketukan pintu. "Bi! Bi Ima! Bukain pintu!" teriak Freya. Akan tetapi, Bi Ima tak kunjung datang. "Mana sih Bi Ima?" gerutunya. Ia pun bangun dari duduknya dan membukakan pintu untuk tamu tersebut.

"Hai, Frey!" sapa Rangga sambil menunjukkan cengiran konyolnya.

"Ngapain kalian ke sini?" tanya Freya bingung.

"Mainlah. Glan mana?" kata Rion.

"Ada, tapi masih ngebo. Perlu gue bangunin?" tawar Freya.

"Boleh-boleh," kata Horan. Mereka bertiga pun masuk mengikuti Freya.

"Kalian tunggu aja di sini," kata Freya. Ia pun menuju ke kamar Glan yang ada di sebelah kamarnya. Sebenarnya Freya protes mengenai kamar Glan ada di sebelah kamarnya, tetapi karena kamar yang selama ini kosong adalah milik Glan dari kecil, Freya bisa apa?

"Glan! Bangun, woy!" teriak Freya sambil menggedor-gedor pintu kamar Glan. Karena tidak ada sahutan, Freya pun masuk begitu saja karena pintunya tidak terkunci. Betapa terkejutnya Freya melihat cara tidur Glan yang sangat berantakan. Bagaimana tidak? Setengah dari tubuhnya tidak ada di kasur dan hampir jatuh. Posisinya juga terbalik. Jika didorong sedikit saja, Glan pasti terjatuh.

"Baru tahu gue kelakuan lo kayak gini kalau tidur," ucap Freya sambil terkikik geli. Freya meletakkan bantal dan selimut Glan di lantai. Kemudian Freya mendorong Glan agar cowok itu terjatuh ke bawah. Ia sengaja mengisi selimut dan bantal agar Glan tidak terlalu kesakitan. Ingin menjahili orang juga harus ada etikanya, jangan sampai orang yang kita jahili itu terluka. Begitulah menurut Freya.

"Aduh!" jerit Glan saat dirinya terjatuh di atas bantal dan selimut yang ditumpuk.

"Aduh lo bilang? Sakit juga enggak. Bangun lo! Di tungguin temen curut lo," kata Freya ketus sambil memukul Glan dengan bantal lainnya.

"Santai eh. Bangunin gue yang lembut dong, gak manusiawi banget," protes Glan sambil berdiri dan mengacak-acak rambutnya yang berantakan. Melihat itu Freya langsung terdiam karena terhanyut dalam suasana. Entah kenapa Glan terlihat sangat ... ganteng?

"Oh my God! Kenapa mantan gue ganteng banget sih? Jadi gak rela gue kalau dia punya cewek lain," batin Freya.

"Heh! Ngapain lo bengong gitu?" tanya Glan sambil mendorong kening Freya dengan telunjuknya. Seketika Freya sadar dari dunia khayalannya. Glan masih sama, tetap menyebalkan.

"Nyebelin!" pekik Freya sambil pergi dengan kaki yang dihentak-hentakkan.

***

"Duh, ada tamu kok gak ada camilannya?" sindir Rangga. Freya yang sedang tiduran di sofa pun langsung menatap Rangga tajam.

"Ganggu," ucap Freya ketus. Ia kembali memainkan ponselnya sambil tiduran.

"Laper nih, Frey. Gak ada makanan gitu?" keluh Rion.

"Gue beli kue dulu kalau gitu," kata Glan.

"Gue ikut," ujar Horan.

"Eh, mau ke mana?" tanya Freya.

"Mau ke toko Mama," jawab Glan.

"Ikut! Gue ikut!" pekik Freya.

"Eh, gak boleh. Gue mau ngomong empat mata sama Glan. Lo gak boleh ikut," larang Horan.

FUCKTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang